Timses Anies-Sandi sebut Didi Irawadi sebarkan informasi sesat
Tim sukses pasangan cagub cawagub DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno membantah tudingan Didi Irawadi Syamsuddin, timses Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sebelumnya politikus Demokrat itu menuding Anies gagal memimpin Kemendikbud, sehingga dicopot Presiden Jokowi.
Tim sukses pasangan calon Gubernur dan Wagub DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno membantah tudingan Didi Irawadi Syamsuddin, timses Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Sebelumnya politikus Demokrat itu menuding Anies gagal memimpin Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga dicopot Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bagaimana mungkin Mas Anies dipecat karena gagal memimpin Kemendikbud, sementara berdasarkan penyerapan anggaran, berada di posisi kedua karena mencapai 94 persen," ujar Wakil Ketua Bidang Media Anies-Sandi, Naufal Firman Yusak, saat dihubungi, Rabu (30/11).
Apalagi, sambung Firman, berdasarkan hasil riset sejumlah surveior terkait kinerja kabinet Jokowi-Jusuf Kalla, Anies juga berada di urutan kedua dengan 42,5 persen.
"Apakah fakta ini menunjukkan Mas Anies gagal saat menjabat Mendikbud? Tentu tidak," tegasnya.
"Mungkin yang harus disadari Didi, apalagi sebagai politikus, bahwasanya perombakan kabinet menjadi hak prerogatif presiden. Kedua, tentu ada alasan politis. Untuk lebih jelasnya, kenapa Didi tidak bertanya kepada presiden," imbuhnya.
Firman lantas membeberkan beberapa program yang berhasil dilakukan Anies selama 20 bulan menjabat Mendikbud. Misalnya, Kurikulum 2013 diselaraskan dan diterapkan secara bertahap, Ujian Nasional (UN) tak lagi dipakai sebagai syarat kelulusan siswa, dan memberlakukan ujian nasional berbasis komputer (UNBK).
Lalu, mengukur indeks integritas ujian nasional, menjalankan Kartu Indonesia Pintar (KIP), membangun dan menumbuhkan budi pekerti di sekolah, memberlakukan kebijakan belajar bersama maestro, serta menghilangkan kekerasan di sekolah dengan menerbitkan Permen Dikbud No 82/2015.
"Dan belasan program lain yang terus dirasakan manfaatnya hingga kini," ucapnya.
"Jadi, dibanding memberikan informasi sesat yang tak sesuai fakta, lebih baik Didi memberikan kritik-kritik yang membangun dan solutif, agar masyarakat juga tercerahkan," pungkas Naufal.