TPN Nilai Ganjar Cerdas Bikin Prabowo Mati Kutu Cecar Isu HAM saat Debat Capres
Benny pun menyinggung soal Prabowo yang terkesan memamerkan para aktivis di kubu capres nomor urut dua itu ketika menjawab pertanyaan Ganjar.
Dia menyebut, wajar jika Ganjar bertanya tentang penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat.
TPN Nilai Ganjar Cerdas Bikin Prabowo Mati Kutu Cecar Isu HAM saat Debat Capres
- TPN Ganjar-Prabowo Lawan Kecurangan Pemilu, Singgung Prabowo Sujud Syukur Pilpres 2014 dan 2019
- TPN Full Senyum Lihat Aksi Ganjar saat Debat Capres Ketiga
- TPN Ganjar-Mahfud: Prabowo Sama Sekali Tak Siap Hadapi Debat Capres
- TPN Langsung Gelar Rapat Darurat usai Prabowo Tiga Kali Setuju dengan Ganjar di Debat Capres
Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Benny Rhamdani, menilai capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo mampu menyampaikan pertanyaan cerdas kepada kompetitornya, Prabowo Subianto sehingga terlihat mati kutu.
Hal tersebut, saat Ganjar yang menanyakan isu penyelesaian pelanggaran HAM berat kepada Prabowo dalam debat perdana capres di KPU, Selasa (12/12).
"Mengajukan pertanyaan cerdas sekaligus telak kepada Prabowo yang membuat Prabowo mati kutu. Dia (Prabowo) tidak menjawab pertanyaan Ganjar, tetapi kecenderungannya dia justru menghindar," kata Benny, kepada wartawan, Kamis (14/12).
Dia menyebut, wajar jika Ganjar bertanya tentang penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat kepada Prabowo karena isu tersebut mewakili perasaan keluarga korban penghilangan paksa.
"Nah, apa yang ditanyakan Ganjar itu pertanyaan serius yang mewakili rasa keadilan dari kawan-kawan aktivis '98 mewakili rasa kehilangan dari para orangtua korban. Apakah Prabowo tidak merasakan bagaimana orangtua merasa kehilangan anaknya, adik merasa kehilangan kakaknya, kakak merasa kehilangan adiknya, anak merasa kehilangan bapaknya," ucap dia.
"Jadi, pertanyaan Ganjar mewakili suasana batin aktivis mahasiswa, ayah, dan ibu yang kehilangan anak, saudara yang kehilangan keluarga, pertanyaan ini sederhana, hanya minta ditunjukkan di mana makam aktivis yang dibunuh yang hari ini jangankan mayatnya, kuburan saja tidak ditemukan," sambungnya.
merdeka.com
Benny pun menyinggung soal Prabowo yang terkesan memamerkan para aktivis di kubu capres nomor urut dua itu ketika menjawab pertanyaan Ganjar.
"Nah, itu sebetulnya blunder. Di satu sisi Prabowo tidak mengakui, seolah dia tidak terlibat dalam peristiwa '98 terkait penculikan aktivis, tetapi di sisi lain dia memamerkan kawan-kawan aktivis 98 yang kini jadi pendukungnya. Ini ada apa? Ya, tidak sekadar politisasi. Itu seolah Prabowo mengetahui persis dan menjadi bagian. Patut diduga kuat menjadi pengakuan secara tidak langsung Prabowo mengetahui apa yang ditanyakan Ganjar," papar dia.
Lebih lanjut, dia pun menilai penampilan Ganjar saat debat perdana capres layak menerima nilai sepuluh.
"Saya menilai debat kemarin itu debat yang Ganjar menunjukkan kelasnya. Kalau dari sisi nilai, Ganjar dapat sepuluh, Anies dapat delapan, kalau Prabowo nilainya lima. Nilai merah," tutur Benny.
Benny mengatakan wajar Prabowo menerima nilai jelek karena Ketua Umum Partai Gerindra itu tidak banyak memberikan jawaban substansi ketika ditanyai Ganjar atau Anies dalam debat.
"Pokoknya dalam pertanyaan Anies dan Ganjar tidak pernah memberikan jawaban substansi. Harusnya dia bisa menyampaikan future Indonesia lima tahun ke depan dan substansi tentang bangsa apa yang perlu dibangun," tegas dia.
Benny menduga kurangnya Prabowo menyampaikan substansi karena eks Pangkostrad itu merasa yakin bisa menang kontestasi dengan gimik melalui gemoy.
"Ya, karena itu. Iya, karena itu, karena dia ingin melecehkan bangsa ini dan seolah bangsa ini bisa dikibulin dengan gemoy," imbuh dia.