Usai bertemu Megawati, Ahok tegaskan tak tunggu PDIP di Pilgub DKI
Padahal 19 Juli lalu Ahok masih menunggu keputusan Megawati.
Bakal calon incumbent Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak akan menunggu PDI Perjuangan dalam koalisinya. Pasalnya, dia merasa sudah cukup memiliki kursi untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.
Basuki atau akrab disapa Ahok mengungkapkan, saat ini kursi dari tiga partai pendukungnya, Hanura, NasDem dan Golkar, sudah sesuai dengan aturan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
"Enggak dong kita enggak nunggu, kita udah fiks, tiga kan," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (29/7).
Mantan Bupati Belitung Timur ini menjelaskan, dirinya telah melaporkan akan maju melalui jalur partai saat bertemu dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat satu mobil menuju penutupan rapimnas Golkar kemarin. Namun ternyata respon yang didapati adalah, Ahok harus tetap maju melalui mekanisme yang ada di partai berlambang banteng moncong putih ini.
"Kan beliau selalu marahin saya itu deparpolisasi, kan kita hubungan teman kan kalau silahturahim halal bi halal ke rumah beliau (Megawati) sebelum saya umumkan kan mendingan sekalian datang sekalian ngomong minal aidin bu aku udah enggak deparpolisasi ya," ujarnya.
Menurutnya, Megawati tidak akan marah kepadanya jika tidak melakukan koalisi dengan PDI Perjuangan. Mengingat hubungan baik dirinya dengan putri Presiden Soekarno ini sudah cukup baik. Bahkan, kata Ahok, Megawati hanya tertawa saat mendengar dirinya akan maju dengan tiga partai.
"Cerita aja, beliau ada mekanisme beliau happy-happy saja kok, cerita yang lain beliau (Megawati) juga bilang gini, 'Mau kemana? Golkar kalau gitu bareng aja'. Enggak marah kok enggak marah, ketawa-tawa saja, berempat malah sama Mbak Puan," tutup Ahok.
Padahal, pada 19 Juli lalu, Ahok masih menanti kepastian PDIP dalam Pilgub DKI 2017. Menurut dia, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri masih belum memutuskan karena dianggap masih lama.
"Bu Mega si bilangnya Belanda masih jauh, tenang-tenang," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/7).
Ahok memilih menunggu sikap resmi PDIP melalui Megawati. Walaupun diakuinya, ada beberapa pihak di PDIP yang menolak dirinya.
"Mengatakan kalau lewat independen enggak mau dukung, ini juga kata orang bukan kata Bu Mega loh. Karena kan PDIP ada hak prerogatif Bu Mega. Lain lagi," tutupnya.
Baca juga:
Sudah didukung parpol, Ahok masih minta pendukung patungan Rp 50.000
Jika kalah, Ahok sesumbar bakal dicari perusahaan karena rajin
Hanura segera bentuk tim pemenangan Ahok di Pilgub DKI
Ahok akui Teman Ahok bikin parpol lirik dirinya
Ahok ogah jadi kader dan ikut penjaringan demi tiket dukungan PDIP
Ahok sudah lapor maju lewat parpol, ini respons Megawati
Satu mobil dengan Megawati dan Jokowi, begini cerita Ahok
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja yang diusulkan untuk diusung oleh PDIP di Pilgub DKI 2024? Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.