Usai Djarot ditolak hadiri Haul Soeharto
Usai Djarot ditolak hadiri Haul Soeharto. Beragam sorakan 'hu' sampai perkataan 'munafik' diteriakan sejumlah orang yang melihat Djarot datang menuju masjid. Mereka melarang Djarot hadir di acara zikir bersama yang dihadiri Cagub DKI Anies Baswedan, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan para petinggi PKS itu.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat lagi-lagi terkena insiden pengusiran. Setelah diusir warga saat hendak kampanye di sejumlah daerah, kali ini Djarot diusir saat hendak menghadiri Haul Soeharto di Masjid At-Tin Taman Mini, Jakarta Timur pada Sabtu 11 Maret lalu.
Beragam sorakan 'hu' sampai perkataan 'munafik' diteriakan sejumlah orang yang melihat Djarot datang menuju masjid. Mereka melarang Djarot hadir di acara zikir bersama yang dihadiri Cagub DKI Anies Baswedan, Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan para petinggi PKS itu.
Namun pada akhirnya, Djarot dipersilakan masuk setelah ada dialog. Dia pun disambut oleh putri Soeharto, Titiek Soeharto di dalam masjid.
Usai insiden tersebut, Djarot pun berkeluh kesah tentang maraknya isu SARA di Pilgub DKI. Hal ini menurut dia, tidak baik bagi demokrasi Indonesia khususnya Jakarta.
"Mari lah saya selalu sampaikan dalam pilkada ini jangan bawa-bawa persoalan SARA, sangat berbahaya, ingat penyembuhan karena konflik SARA, ini cukup lama, yang jadi korban saudara kita sendiri, ingat peristiwa di Ambon, Poso," kata Djarot di Kelurahan Grogol Utara, Jakarta, Minggu (12/3).
Namun dia tak mau membalas. Mendapat perlakukan demikian, Djarot memilih merespons dengan senyum dan sapa. Dia memilih meneladani sikap Nabi Muhammad SAW saat menyebarkan agama Islam.
Menurutnya, perlakuan seperti itu tidak sebanding dengan yang diterima Nabi Muhammad. Saat menyebarkan agama Islam, kata dia, Rasulullah kerap mendapat penolakan, cacian, fitnah, bahkan intimidasi. Namun, Djarot menyebut Nabi Muhammad tetap sabar dan tabah pada perjuangannya menyempurnakan akhlak manusia.
"Apa yang saya terima itu kecil, enggak ada apa-apanya dibandingkan yang dicontohkan oleh Rasul. Beliau dihina, bahkan dilempari kotoran, dicaci maki, bahkan mau dibunuh, enggak apa-apa," kata Djarot.
Sikap Nabi Muhammad itulah yang dicontohnya menyikapi penolakan dari para jemaah. Djarot mengaku telah memaafkan sikap para jemaah yang mengadangnya.
"Karena itulah kita ingin meneladani ajaran rasul untuk memperbaiki, menyempurnakan akhlak kita semua. Sebelum memperbaiki akhlak orang lain, ya perbaiki dulu akhlak saya, akhlak kita semua supaya kita tidak saling salah menyalahkan. Lah kaya kemarin enggak apa-apa, maafkan saja, ya enggak apa-apa," tandasnya.
Sementara itu, Timses Ahok-Djarot, Raja Juli Antoni pun bereaksi dengan sikap sejumlah orang yang dinilai tak pantas tersebut. Menurut dia, hari ini banyak yang berteriak menegakan syariah dan merasa paling Islam, tapi lupa inti Islam itu sendiri yakni akhlak.
Raja mengatakan, Djarot merupakan sosok yang dibesarkan dekat dengan lingkungan Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Dia pun menyayangkan aksi yang didapati oleh Djarot kemarin.
"Haji Djarot Saiful Hidayat yang lahir dari keluarga Muhammadiyah dan NU ajarkan substansi etika Islam kepada kita. Dari kecil muslim sudah diajarkan etika paling dasar: izaa da'aka fa ajibhu, apabila kau diundang maka wajib kamu datangi," tulis Raja dalam akun Twitter-nya, @AntoniRaja dikutip merdeka.com, Minggu (12/3).
Dalam akunnya, Raja pun mengunggah undangan untuk Djarot dalam acara Haul Soeharto kemarin itu. Menurut dia, Djarot bukan tidak sibuk, tapi jalankan akhlak Islam, dengan segala risiko hadiri penuhi undangan tersebut.
"Haji Djarot adalah seorang muslim yang baik, yang ajarkan kembali kepada kita untuk laksanakan ajaran Islam. Islam adalah perbuatan. Praktik. Tidak hanya niat dan kata-kata," lanjut dia.
Raja pun menyindir sikap orang-orang yang menolak Djarot hadir di acara tersebut. Dia menilai, orang-orang itu justru tidak mengenal ajaran Islam yang sesungguhnya.
"Mereka lupa ajaran dasar Islam tentang kewajiban menghormati tamu," sindir Sekjen PSI ini.
Baca juga:
'Ustaz dan tokoh agama jangan mau dibohongi politisi di Pilgub DKI'
Politisi Demokrat beberkan kesuksesan Ahok selama pimpin Jakarta
Soal insiden penolakan Djarot di Haul Soeharto, ini kata Timses Ahok
Kata kubu Anies soal jenazah nenek Hindun disalatkan di rumah
Haji Lulung: Tidak mendukung Anies-Sandi sama saja kami mengkhianati
Djarot: Berbeda boleh tapi jangan paksa kehendak, apalagi isu SARA
Ini penjelasan Djarot kenapa Ahok kampanye diam-diam di putaran dua
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
-
Kapan Soeharto hampir diracun? Di Blitar Selatan, TNI juga menggelar Operasi Trisula. Saat Itulah, Soeharto Mengaku Sempat Mau Dibunuh Dengan Racun Tikus
-
Kapan Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda? Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.