Viral Insiden Warga Bentangkan Spanduk saat Jokowi ke Yogyakarta, TPN Singgung Soal Netralitas
Spanduk tersebut dibentangkan warga saat rombongan Jokowi berhenti di depan Pasar Argosari,
Ketua TPN Arsjad Rasyid menyinggung soal netralitas seorang pemimpin hingga hak berdemokrasi atas insiden itu.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Bagaimana Muhammad Fardhana menjadi viral? Muhammad Fardhana juga masuk dalam kategori abdi negara tampan yang viral di Indonesia. Calon suami pedangdut Ayu Ting Ting ini diketahui bertugas di Batalyon Raider 509/Balawara Yudha di Jember.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
Viral Insiden Warga Bentangkan Spanduk saat Jokowi ke Yogyakarta, TPN Singgung Soal Netralitas
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyayangkan salah seorang warga menjadi korban penganiayaan pada saat Presiden Joko Widodo kunjungan kerja Ke Yogyakarta.
Padahal korban tersebut hanya membentangkan spanduk berisikan 'Selamat Datang Pak Jokowi, Kami Sudah Pindah, Kami Pilih Ganjar' pada saat Jokowi berada di pasar Agrosari, Wonosari.
Terkait hal tersebut, Ketua TPN Arsjad Rasjid menyinggung soal netralitas seorang pemimpin hingga hak berdemokrasi atas insiden itu.
"Apa yang dikatakan oleh para pemimpin daripada semua yang ada di negara ini yang mengatakan netralitas, netralitas, netralitas, dan semua ini kita, semua masyarakat mempunyai hak. Di sini hak asasi manusia sangat penting, dan di sini bicara demokrasi, demokrasi sangat penting," kata Asrjad di media center TPN, Rabu (31/1).
Asrjad menekankan semua masyarakat memiliki hak demokrasi untuk mengutarakan isi hatinya. Namun cukup disayangkan baginya ada oknum yang terlibat atas insiden tersebut.
"Kami mengiatkan kembali kepada semuanya, sudah ada komitmen bahwa netralitas, netralitas, netralitas dan memastikan demokrasi dan hak asasi manusia dijaga," tegas dia.
Ia lantas menyebut TPN siap memberikan bantuan terhadap warga yang menjadi korban penganiayaan itu.
Paspampres Buka Suara
Warga yang membentangkan spanduk tersebut mengaku dianiaya, rahang dan hidungnya dipukul, yang diduga dilakukan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
Asintel Paspampres, Kolonel Kav Herman Taryaman membantah dugaan tersebut. Dia meyakini, tindakan pengamanan spanduk bukan dilakukan oleh anggotanya.
“Terkait kejadian adanya tindakan kekerasan dengan cara mendorong warga membentangkan spanduk pada saat kegiatan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke daerah Wonosari pada hari Selasa tanggal 30 Januari 2023 yang dilakukan oleh anggota Paspampres adalah tidak benar,” tulis Kolonel Kav Herman melalui pesan singkat diterima, Rabu (31/1).
Dia menjelaskan, Paspampres sesuai tugas dan fungsinya yang telah diatur dalam Undang-Undang no 34 tahun 2004 tentang pengamanan VVIP dengan melakukan tugas dengan cara pengamanan fisk jarak dekat terhadap VVIP.
“Apabila kita lihat dalam video beredar, bahwa yang mendorong warga membentangkan spanduk menggunakan baju sipil biasa, sedangkan Paspampres sudah jelas terlihat menggunakan seragam resmi,” jelasnya.