Wujudkan Asta Cita, Prabowo-Gibran Bangun Perpustakaan dan Taman Demi Tingkatkan Literasi Masyarakat
Munasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran.
Dalam Program Kerja Asta Cita, khususnya pada poin keempat yang berfokus pada penguatan pendidikan, sains, dan teknologi.
Wujudkan Asta Cita, Prabowo-Gibran Bangun Perpustakaan dan Taman Demi Tingkatkan Literasi Masyarakat
Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo-Gibran berinisiatif untuk mempromosikan literasi di Indonesia dengan mendirikan perpustakaan.
Dalam Program Kerja Asta Cita, khususnya pada poin keempat yang berfokus pada penguatan pendidikan, sains, dan teknologi, pasangan nomor urut 02 ini menggarisbawahi komitmennya untuk mendirikan perpustakaan dan taman bacaan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai dorongan bagi masyarakat untuk lebih aktif dalam gerakan literasi.
“Membangun perpustakaan dan taman-taman bacaan untuk mendorong gerakan literasi masyarakat,” dikutip dari dokumen visi-misi Prabowo-Gibran pada Rabu 3 Januari 2024.
Salah satu contoh kongkret dari komitmen ini adalah aksi yang dilakukan oleh Gibran Rakabuming, Wali Kota Solo dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2. Dia mengirimkan buku-buku baru ke Perpustakaan Desa Nglarohgunung, di Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Buku-buku yang dikemas dalam sampul biru tersebut disambut dengan antusias oleh pengelola perpustakaan, Mohammad Munasir.
Munasir mengungkapkan bahwa ide untuk meminta buku kepada Gibran muncul secara spontan saat ia merespons tweet dari Gibran. Awalnya, ia tidak serius dengan permintaannya, namun respons cepat dari Gibran menunjukkan potensi media sosial sebagai alat komunikasi yang efektif.
"Jadi, kemarin kami membuat sebuah ide gagasan program di desa tentang remaja, waktu perjalanan kita kan aktif di media sosial, waktu ada percakapan dari Mas Gibran, kita nge-tweet 'kirim dong bukunya ke desa kami' ternyata direspons," kata Munasir.
Buku-buku yang dikirimkan tidak hanya diterima dengan baik, tetapi juga langsung dimanfaatkan dalam kegiatan pendidikan di desa. Sebuah kelas lokakarya diadakan, di mana anak-anak dan remaja desa diberikan kesempatan untuk memilih buku yang mereka inginkan.
Munasir berharap bahwa buku-buku tersebut akan membawa manfaat dan perubahan positif bagi masyarakat desa, terutama bagi generasi muda yang sedang mencari ilmu dan inspirasi.
Ini menunjukkan betapa kebijakan yang dirancang dengan baik dan diimplementasikan dengan cara yang kreatif dan inklusif dapat berdampak langsung pada komunitas.
Langkah Prabowo-Gibran ini tidak hanya menunjukkan komitmen mereka terhadap pendidikan dan literasi, tetapi juga pentingnya interaksi langsung dengan masyarakat.
Melalui media sosial dan tindakan langsung di lapangan, mereka mendemonstrasikan cara berpolitik yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Jika terpilih, ini bisa menjadi prinsip yang akan terus mereka bawa dalam kepemimpinan mereka.
Secara keseluruhan, inisiatif Prabowo-Gibran ini merefleksikan pentingnya literasi dan pendidikan dalam agenda politik. Dengan menaruh fokus pada pendirian perpustakaan dan taman bacaan, serta melibatkan komunitas secara langsung, mereka menunjukkan pemahaman bahwa pembangunan masyarakat dimulai dari pendidikan dan pemberdayaan literasi.
Langkah yang dilakukan Prabowo-Gibran ini tidak hanya berdampak pada tingkat lokal tetapi juga memiliki potensi untuk menginspirasi inisiatif serupa di berbagai daerah lain di Indonesia.