Yenny Wahid Sindir Soal Program Makan Gratis: Kalau dalam Keluarga Ada Sarjana Enggak Usah Dikasih
Yenny menilai, saat ini masih banyak warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan di daerah-daerah.
Yenny menilai, saat ini masih banyak warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan di daerah-daerah.
- Gibran Dinilai Wakili Anak Muda era Indonesia Emas 2045
- Blusukan di Cempaka Putih, Gibran Jelaskan Manfaat Program Makan Siang Gratis
- Ganjar dan Hary Tanoesoedibjo Lari Pagi di Senayan, Makan Bubur Di Gerobak Perindo
- Pemkab Cianjur Buka Pendaftaran Nikah Gratis, Penghulu sampai Gedung Ditanggung Pemerintah
Yenny Wahid Sindir Soal Program Makan Gratis: Kalau dalam Keluarga Ada Sarjana Enggak Usah Dikasih
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Yenny Wahid menilai untuk membangun keluarga Indonesia yang sejahtera diperlukan jasmani yang kuat. Menurutnya yang dilakukan adalah memberi stimulus bagi keluarga Indonesia, dan bukan dengan memberi makan gratis.
“Bukan Cuma makan gratis. Kalau makan gratis mah gampang, yang penting jasmaninya kuat, dikasih kail,” katanya usai menghadiri Istighosah di Pondok Pesantren Assa'adah, Cipayung, Depok, Kamis (7/12).
Program yang diusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah satu keluarga satu sarjana. Alasannya sarjana itu nanti bisa membawa perubahan pada kehidupan keluarga sehingga bisa memberi makan pada orang tuanya.
“Kalau dalam keluarga ada sarjana, enggak usah dikasih makan gratis, anaknya bisa beliin makan untuk bapak ibunya. Makanya salah satu programnya adalah satu keluarga miskin bisa hasilkan satu sarjana,” ujarnya.
Selanjutnya adalah program satu desa satu puskesmas. Yenny menilai, saat ini masih banyak warga yang kesulitan mengakses layanan kesehatan di daerah-daerah.
“Lalu kemudian satu desa satu puskesmas, karena kalau sakit sementara fasilitas kesehatannya jauh ya fatal. (Program) Ini memastikan bahwa layanan kesehatan bisa terjangkau oleh masyarakat,” tegasnya.
Dia juga menyebut angka kematian ibu melahirkan dan stunting masih tinggi. Masih banyak bayi-bayi yang dilahirkan mengalami kurang gizi.
“Ini masih menjadi salah satu fokus. Disini ada mba-mba yang fokus mengurusi stunting, mba-mba dari UGM. Nah ini contoh program Ganjar-Mahfud,” ungkapnya.
Selain itu juga, Ganjar-Mahfud fokus pada pemberdayaan wirausahawati. Perempuan yang ingin menjadi wirusausahawati akan diberdayakan. Misalnya dengan memberikan kredit usaha lebih dimurahkan. Kemudian diberikan pelatihan dan pendampingan yang baik untuk peningkatan usaha.
“Pelatihan semcam ini yang akan digalakkan di kampung-kampung. Pak Ganjar ingin semua keluarga punya kesempatan yang sama, tidak ada satupun warga negara yang ditinggalkan. Mau dia anak pejabat atau orang biasa, semua harus dibantu negara,” pungkasnya.