Yusril blak-blakan alasan tinggalkan Prabowo-Sandi
Yusril selama ini dikenal dekat dengan kubu Prabowo. Bahkan dia sebagai pengacara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kerap berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Tapi di Pilpres 2019, dia meninggalkan koalisi Prabowo.
Advokat kondang sekaligus Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra membenarkan adanya ajakan capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno untuk bergabung dalam tim pemenangan Pilpres 2019. Ajakan itu, kata dia, terjadi sekitar tiga bulan lalu langsung dari Sandiaga dan Waketum Partai Gerindra Ferry Juliantono.
"Ya kira-kira sudah tiga bulan yang lalu. Tidak lama pencalonan presiden kan bulan Agustus ya, ya kira-kira di bulan Agustus-September," kata Yusril saat dihubungi merdeka.com, Selasa (6/11).
-
Apa yang dikatakan oleh Yusril Ihza Mahendra terkait aturan presiden dalam kampanye? Guru besar hukum tata negara tersebut mengungkap bahwa Undang-Undang Pemilu tidak melarang seorang presiden untuk ikut kampanye, apakah untuk pemilihan presiden atau pemilihan legislatif. Beleid yang sama juga tidak melarang kepala negara untuk berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon presiden.
-
Kapan Yurika dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri? Diungkap dari unggahan akun Instagram @reelspolisi beberapa waktu lalu, Yurika diketahui baru saja resmi dinyatakan lulus seleksi Bintara Polri.
-
Kenapa Yusril mempertanyakan status Bambang Widjojanto? Kami patut mempertanyakan status Pak Bambang Widjojanto sendiri. Beliau itu kan tersangka, P21 dilimpahkan ke kejaksaan, di-deponer status beliau itu lagi. Apa sekarang ini? Tersangka selamanya, seumur hidup tersangka," kata Yusril di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis (4/4).
-
Bagaimana Yusril Ihza Mahendra membantah berita tentang investigasi dugaan korupsi Prabowo Subianto? “Tidak ada penalti apapun kepada pemerintah RI akibat pembatalan itu,” jelasnya.Guru besar Hukum Tata Negara Universitas Indonesia itu menambahkan, pemerintah Qatar memang menginginkan Indonesia membeli pesawat bekas tersebut secara tunai, namun pemerintah Indonesia ingin membelinya dengan cara kredit. “Sebab itu, kita menggunakan agen perusahaan dari Republik Czech. Namun karena keterbatasan anggaran kita, pembelin dengan cara utang itupun akhirnya tidak jadi dilaksanakan,” tegas Yusril.
-
Kapan Kepala BPIP meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila di bantaran Kali Code Yogyakarta? Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Pojok Taman Baca Pancasila sekaligus membagikan Program Basis (Bantuan Atasi Stunting) berupa pemberian makanan sehat serta pemberian paket belajar kepada anak-anak Bantaran Kali Code Yogyakarta, Senin (28/8/23).
-
Kenapa YPP SCTV-Indosiar membantu Chairul? YPP SCTV-Indosiar hadir buat anak-anak seperti Chairul, karena kepedulian kita harapan mereka.
Yusril akhirnya menolak bergabung dengan Prabowo-Sandi karena kecewa. Salah satunya alasannya, dia menilai ada kesan Prabowo-Sandi hanya ingin menguntungkan timnya sendiri, dan bukannya menganut sistem 'take and gift' atau timbal balik dalam koalisi.
Yusril selama ini dikenal dekat dengan kubu Prabowo. Bahkan dia sebagai pengacara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) kerap berseberangan dengan pemerintahan Jokowi. Tapi di Pilpres 2019, dia meninggalkan koalisi Prabowo.
"Saya katakan, kami kan PBB dulu sudah pernah bantu Pak Prabowo ya, kita sudah bantu Pak Sandi maju gubernur DKI. Wagub DKI. Kami punya kepentingan juga nih kita berhasil lolos empat persen ke dalam DPR," ungkapnya.
"Jadi kalau kami membantu Pak Prabowo-Pak Sandi apa yang sebaliknya bisa dibantu oleh Pak Prabowo dan Pak Sandi kepada kami. Tapi tidak ada jawaban," sambungnya.
Selama ini, lanjutnya, tim Prabowo-Sandi tidak pernah merespon keinginanya. Bahkan setelah adanya draf aliansi yang dikeluarkan saat petinggi PBB bertemu Habib Rizieq di Arab Saudi.
"Pak Kaban dan Pak Afriyansah Noor untuk bertemu Habib Rizieq ya dan membahas hal yang sama dan setelah itu mereka menyusun draf aliansi partai-partai dan itu diajukan ke Pak Prabowo, tapi sampai hari ini juga enggak ada respon," ungkapnya.
Menurut Yusril, seharusnya dalam koalisi ada timbal balik yang sesuai. Pasalnya ia akan meluangkan banyak waktu untuk memenangkan Prabowo-Sandi.
"Kalau saya diminta menjadi tim suksesnya Pak Prabowo-Pak Sandi saya kan akan all out kampanye siang malam mengkampanyekan pak Prabowo-Pak Sandi, tapi harus diingat saya juga jadi caleg di Jakut. Kan bakal habis waktu saya untuk kampanye Pak Prabowo-Pak Sandi," ujarnya.
Dia menilai, Prabowo sebagai pimpinan koalisi seharusnya berbicara pada semua partai koalisinya untuk bisa sama-sama memenangkan Pileg dan Pilpres bersamaan. Hal itu, kata dia, baru disebut sebagai timbal balik.
"Tapi apakah partai koalisinya juga ya semuanya bisa masuk ke parlemen itu baru namanya kita saling berkerja sama, tapi kalau cuman kami diminta bantu bapak, bapak enggak mau bantu kami gimana jadinya. Tentu tidak pernah ada jawaban waktu itu jawaban Pak Sandi dan Pak Ferry ya nanti kami akan bicarakan sama Pak Prabowo tapi sampai hari ini tidak pernah ada jawaban," ucapnya.
Diketahui, Pengacara kondang Yusril Ihza Mahendra resmi menjadi kuasa hukum Capres dan Cawapres nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019. Padahal, Yusril selama ini diketahui kerap berseberangan dengan Jokowi dan lebih dekat dengan oposisi.
Waketum Gerindra, Ferry Juliantono mengungkap, pihaknya sempat mengajak Ketum PBB itu untuk bergabung. Bahkan yang mengajaknya langsung Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno.
"Saya sendiri bersama Pak Sandiaga Unopernah menemui Pak Yusril dalam rangka mengajak berjuang bersama," kata Ferry saat dihubungi merdeka.com, Selasa (6/11).
Baca juga:
Timses anggap gabungnya Yusril bisa hilangkan stigma Jokowi anti Islam
Reaksi Ketua Timses Prabowo soal Yusril gabung ke Jokowi: Ini demokrasi, bebas saja
Yusril jadi pengacara Jokowi, Timses yakin PBB merapat tapi HTI tidak
Timses duga Yusril gabung Jokowi karena tak cocok dengan gaya politik Prabowo
Yusril tak masuk Timses, tapi penasihat hukum pribadi Jokowi-Ma'ruf
Tim Prabowo-Sandi tak gentar hadapi Yusril sebagai kuasa hukum Jokowi-Ma'ruf
Yusril gabung Jokowi, PAN yakin keluarga Masyumi tetap dukung Prabowo