Zulhas: Sistem Pemilu Coblos Partai, Demokrasinya di Mana?
Zulhas tidak setuju jika pemilu proporsional tertutup akan menghemat banyak uang negara.
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengkritisi wacana mengembalikan sistem pemilu ke proporsional tertutup seperti pada Pemilu 2004. Menurutnya, sistem tersebut akan mencabut kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi.
"Ya begini ya. Kan kita ini demokrasi. Demokrasi itu intinya agar tidak ada barrier tidak ada halangan. Orang milih presiden langsung agar tahu siapa orangnya, tahu namanya, tahu pemikirannya. Begitu juga saat memilih wali kota, bupati dan gubernur semua begitu. Juga DPR, harus tahu wakilnya siapa. Bayangkan kalau kita mundur lagi, cuma milih gambar (partai) nggak tahu calon gimana? Demokrasinya di mana?," kata Zulkifli Hasan di Bogor, Minggu (14/1).
-
Mengapa Zulkifli Hasan merasa PAN layak menjadi pemenang di Pemilu 2024? "Kalau lihat malam ini wajar PAN menjadi pemenang pemilu, layak, pantas. Kader PAN punya talenta. Oleh karena itu, mari kita songsong kemenangan PAN di Pemilu 2024," ujar Zulhas dalam sambutannya di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (29/8/2023).
-
Kapan Pemilu 2024? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024.
-
Mengapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
-
Kenapa Panwaslu Pilkada 2024 penting? Dengan adanya Panwaslu, diharapkan setiap potensi kecurangan atau pelanggaran dapat dideteksi dan ditindaklanjuti dengan cepat, sehingga hasil Pilkada dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh semua pihak.
-
Kapan Pemilu 2024 akan dilaksanakan? “Komisi III mengapresiasi Kapolda Jateng yang sudah ‘curi start’ maksimalkan kesiapan pengamanan hari H Pemilu 2024 nanti.
Menurutnya, kedaulatan rakyat diserahkan kepada wakilnya dalam pemilu. "Jadi rakyat musti tahu wakilnya siapa. Kalau milih gambar nggak tahu wakilnya, nanti partai yang akan berkuasa," kata lelaki yang menjabat Menteri Perdagangan itu.
Dia juga tidak setuju jika pemilu proporsional tertutup akan menghemat banyak uang negara. "Sama saja. Cuma pindah saja nanti jika dikatakan ini boros atau apa. Kalau partai yang menentukan segalanya ingat, kalau power cenderung korup dan absolut kekuasaannya bayangkan tuh. Saya rasa ini masukan penting bagi MK dalam mengambil keputusan," kata dia.
Diketahui, wacana mengembalikan sistem pemilu proporsional tertutup seperti pada Pemilu 2004 dianggap langkah yang baik untuk menciptakan demokrasi yang lebih substansial dan dianggap menciptakan pemilu berbiaya murah dan memperkuat kelembagaan partai politik.
Dengan sistem pemilu proporsional tertutup, para kandidat tidak perlu lagi mengalokasikan dana untuk membayar saksi menjaga suara di TPS. Caleg cukup mengandalkan saksi yang sudah disediakan oleh partai.
Dalam sistem pemilu proporsional tertutup, masyarakat tidak lagi memilih figur calon legislatif (caleg), melainkan memilih partai politik. Penentuan peraih kursi parlemen tidak lagi berdasarkan suara terbanyak, tetapi berdasarkan perolehan suara partai dan nomor urut kandidat.
(mdk/ded)