Menengok geliat keberadaan Islam di Vietnam
Islam telah masuk ke Vietnam sejak abad ke-11, dengan bukti adanya dua nisan Muslim Champa.
Selama ini orang banyak mengenal Vietnam sebagai negara yang menganut paham komunis. Kehidupan beragama di negeri ini juga tidak begitu banyak didengar. Namun demikian, setidaknya napas Islam masih dapat ditemukan di negeri Indo-China ini.
Tidak ada yang tahu dengan pasti kapan kedatangan Islam ke Indo-China. Namun, beberapa literature percaya jika Islam tiba di kawasan Indo-China sebelum singgah di China saat Dinasti Tang (618-907) berkuasa. Pedagang muslimlah yang berperan penting dalam memperkenalkan Islam di kota-kota pesisir pantai.
Lalu bagaimana dengan Vietnam? Menurut angelfire.com, Islam sudah masuk ke Vietnam sejak abad ke-11. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya dua nisan dari Muslim Champa pada awal abad ke-11.
Kerajaan Champa itu sendiri berdiri pada abad ke-2 dan kekuasaan mereka berakhir di abad ke-17. Wilayah kekuasaan mereka terbentang seluas daerah pesisir pusat yang kini lebih populer sebagai Ho Anh di utara, Phon Thit di selatan.
Orang-orang Champa adalah orang Malaysia-Polynesia dengan pengaruh budaya India. Ketika Islam datang, beberapa orang Champa menerima Islam. Bahkan, pada 1607-1676 ketika raja yang berkuasa memeluk Islam, dia memerintahkan rakyatnya untuk melakukan hal serupa.
Keruntuhan kerajaan ini terjadi pada abad ke-17, dan pada masa kepemimpinan Raja Vietnam yang bernama Minh Mong, rakyat Champa diasingkan. Maka, Raja Champa terakhir yaitu Raja Pho Chan, mengumpulkan rakyatnya dan bermigrasi ke selatan Kamboja. Dan rakyat Champa di pesisir pantai memilih untuk pindah ke Trengganu, Malaysia.
Kini, wilayah raja dan rakyat Champa berdiam diri dikenal juga sebagai Kompong Cham. Mereka tidak terpusat di satu wilayah, namun tersebar sepanjang Sungai Mekong, totalnya mencapai 13 desa.
Selama bertahun-tahun, anak-anak Champa dikirim ke Kelantan (Malaysia) untuk belajar Alquran dan Islam. Ketika masa belajar selesai, mereka akan kembali ke desa masing-masing dengan bekal ajaran Islam yang cukup.
Namun, saat itu tidak semua rakyat Champa memilih untuk bermigrasi bersama raja mereka. Sekelompok masyarakat memilih untuk tinggai di Nha Trang, Phan Rang, Phan Rid dan Phan Tit di Vietnam bagian pusat. Dengan bertambahnya isolasi terhadap Islam dan muslim yang mereka dapatkan, mereka akhirnya mengasimilasi Islam dengan Budhaisme dan Hidunisme.
Hal ini mengakibatkan hilangnya identitas dan spiritualitas Islam di dalam diri mereka. Untuk mengembalikan ajaran dan identitas Islam yang sebenarnya, pada tahun 1959, mereka mulai menjalin hubungan kembali dengan rakyat Champa yang bermukim di Desa Chaud.
Selain itu mereka juga menjalin hubungan baik dengan komunitas Islam di Saigon yang kebanyakan adalah turis asal India, Pakistan, Malaysia, Indonesia dan juga Arab. Seperti yang dikutip dari muslimvillage.com, kini kehidupan muslim di Vietnam tetap belum bisa berkembang pesat. Komunitas muslim masih menjadi kelompok terkecil dibandingkan dengan lima kelompok agama lainnya di Vietnam.
Aktifitas keagamaan dikontrol ketat oleh negara dengan paham Komunisme mereka. Berbeda dengan kelompok agama yang lain, kelompok muslim memilih untuk menjalankan ajaran mereka tanpa menentang negara, sedangkan beberapa kelompok lain banyak yang memilih untuk berselisih.
Dalam perkembangannya juga, pembangunan Islam baik secara teknis dan struktural seperti pembangunan masjid dan pembelajaran Islam serta Alquran banyak dibantu oleh negara-negara Islam lain seperti Malaysia dan Arab.