11 Hoaks mengenai penularan HIV/AIDS yang perlu diluruskan
11 Mitos salah kaprah mengenai penularan HIV/AIDS, antara lain bisa menular lewat ciuman mulut, alat cukur yang dipakai bergantian, air kolam renang, pakaian bekas, darah penderita di makanan kaleng, atau jarum suntik yang diletakkan di kursi bioskop.
HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang dianggap momok saat ini. Efek merusaknya memang membahayakan, namun stigma negatif dan pemahaman salah kaprah yang berkembang mengenai penyakit ini bahkan jauh lebih merusak.
Bukan hal baru jika sebagian besar Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) mengalami diskriminasi sosial akibat kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyakit tersebut. Salah satu yang paling sering disalahpahami adalah metode penularan HIV/AIDS. Benarkah HIV/AIDS bisa ditularkan melalui jarum suntik yang menancap di kursi bioskop, makanan kaleng yang sudah diinjeksi darah, atau air kolam renang?
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Apa itu HIV? Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel darah putih (sel CD4) pada sistem kekebalan tubuh.
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Mengapa AIDS dianggap berbahaya? HIV AIDS adalah penyakit yang menjadi momok bagi setiap orang. Hal ini karena penyakit tersebut berbahaya dan tingkat kesembuhannya yang rendah.
-
Siapa yang berjuang untuk sembuh dari penyakit HIV/AIDS? Hari AIDS Sedunia juga untuk berempati dan peduli kepada pengidap HIV/AIDS, sebab banyak orang yang sedang berjuang sembuh dari penyakit mematikan ini.
Dokter Adyana Esti, tenaga medis klinik Angsamerah Jakarta, dalam diskusi di Jakarta, Kamis, membeberkan deretan hoaks seputar HIV/AIDS yang harus dipahami faktanya oleh masyarakat.
Dr. Alex K. Gintings, Sp.P, FCCP, ketua kelompok kerja HIV/AIDS juga memberikan keterangan terkait mitos salah kaprah tentang penyebaran virus HIV/AIDS.
Pisau cukur bekas dan alat makan yang dipakai bersama
HIV/AIDS menular lewat penggunaan pisau cukur secara bergantian dalam keluarga atau di tempat potong rambut
Faktanya, memakai pisau cukur bergantian dengan ODHA tidak akan menularkan virus. Sebab, virus mudah mati di udara bebas. Tetapi memakai pisau cukur bergantian tidak disarankan demi alasan kebersihan.
HIV/AIDS menular lewat penggunaan alat makan secara bergantian antara ODHA dengan orang sehat
Faktanya, tidak. Selain karena virus mudah mati di udara bebas, virus dalam air liur tidak cukup banyak untuk ditularkan pada orang lain.
Jarum di kursi bioskop dan air kolam renang
Virus HIV dapat ditularkan lewat jarum terinfeksi yang ditancapkan di kursi bioskop
Faktanya, virus HIV mudah mati di udara bebas dalam waktu kurang dari semenit. Tanpa inangnya, seperti darah, sperma, ASI dan cairan vagina, virus yang ada di udara bebas akan cepat mati.
HIV/AIDS bisa ditularkan melalui air kolam renang
Faktanya, salah. Tak masalah berenang bersama ODHA karena virus HIV mudah mati di udara bebas, apalagi air kolam renang mengandung kaporit yang mempercepat matinya virus.
Pembalut bekas pakai dan jasa cek kolesterol keliling
HIV/AIDS ditularkan lewat pembalut kewanitaan yang sudah terkontaminasi virus
Faktanya, salah. Sebab, virus HIV akan mati di udara bebas dalam waktu kurang dari semenit.
Pemeriksaan darah untuk kolesterol dan diabetes oleh petugas keliling yang mencurigakan adalah untuk menyebarkan virus HIV
Faktanya, salah. Jarum yang dipakai untuk pemeriksaan kolesterol dan diabetes tak punya lubang penyimpanan darah. Sehingga virus HIV bakal mati di udara bebas.
Ciuman obat ARV yang justru bikin kondisi pasien memburuk
ARV (obat untuk ODHA) adalah bahan kimia yang bisa menyebabkan kerusakan hati. Lebih baik menggunakan obat herbal untuk merawat ODHA
Faktanya, hingga saat ini obat yang paling tepat untuk HIV adalah ARV.
Virus HIV menular lewat ciuman mulut
Faktanya, salah. Virus HIV tinggal di sel T, salah satu bagian sel darah putih manusia. Sel ini ada di semua cairan tubuh manusia dalam jumlah yang berbeda. Paling banyak ada di dalam darah, kemudian cairan vagina, cairan semen atau mani serta ASI.
Virus memang ada di air liur, air mata dan keringat tapi jumlahnya sangat sedikit sehingga tidak cukup untuk menularkan virus HIV. Setidaknya butuh seember ludah untuk bisa menularkan virus HIV/AIDS
Makanan kaleng berisi darah dan pakaian bekas
Virus HIV bisa ditularkan lewat makanan kaleng yang sudah diinjeksikan dengan darah yang mengandung virus
Faktanya, salah. Virus HIV mudah mati di luar tubuh manusia. Selain itu, makanan kaleng juga melewati proses sterilisasi sehingga virus mudah mati.
HIV/AIDS bisa ditularkan lewat pakaian bekas
Faktanya, salah. HIV/AIDS hanya bisa menular lewat kontak cairan tubuh seperti darah, cairan vagina, cairan mani dan ASI. Penularannya bisa lewat penggunaan jarum suntik yang tidak steril, hubungan seks tidak aman juga pemberian ASI dari ibu ke anak.
Nyamuk yang mengisap darah penderita HIV/AIDS
Nyamuk yang menggigit ODHA bisa menularkan HIV
Kelangsungan hidup virus HIV sangat tergantung pada sel T yang terdapat dalam sel darah putih manusia. Saat nyamuk mengisap darah ODHA, virus akan masuk ke sistem pencernaan nyamuk.
"HIV bukan disebabkan oleh nyamuk. Virus HIV tersebar bukan di hemoglobin (sel darah merah), tapi di Leukosit (sel darah putih)," jelas Dr. Alex K. Gintings, Sp.P, FCCP, ketua kelompok kerja HIV/AIDS di sela-sela acara pertemuan ilmiah di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta (12/2/2013).
Dalam kasus tingginya jumlah penyakit HIV AIDS dan Malaria di Papua, menurut Dr. Alex bukan karena keduanya ditularkan pada media yang sama yakni nyamuk.
"Di Papua, HIV disebabkan oleh kehidupan seksual yang tidak aman dan malaria karena memang daerahnya epidemik, masih banyak hutan. Jadi HIV bukan karena nyamuk," jelasnya.
Demikian penjelasan mengenai hoaks seputar penyebaran HIV/AIDS yang beredar di masyarakat. Jika Anda menjumpai unggahan, shared article, atau broadcast dengan isi serupa, jangan ragu untuk memberikan klarifikasi. Dengan demikian kita bisa saling memberikan edukasi yang tepat mengenai HIV/AIDS.
Reporter: Nanien Yuniar
Sumber: Antara via Liputan6.com