Bagaimana Cuci Darah atau Hemodialisis Bisa Memperpanjang Hidup Seseorang?
Cuci darah merupakan salah satu metode pengobatan ginjal stadium akhir yang bisa menjadi cara memperpanjang usia pasien.
Cuci darah merupakan salah satu metode pengobatan ginjal stadium akhir yang bisa menjadi cara memperpanjang usia pasien.
-
Bagaimana cara mengobati batu ginjal? Terdapat beberapa prosedur pengobatan, seperti:Litotripsi gelombang kejut: Menggunakan gelombang kejut untuk memecah batu ginjal menjadi bagian lebih kecil sehingga batu lebih mudah dikeluarkan.
-
Bagaimana cara mencegah gagal ginjal? Gagal ginjal dapat dicegah dengan langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan secara rutin.Pertama, sangat penting untuk mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dengan meninggalkan kebiasaan merokok dan menghindari alkohol.Selain itu, memantau fungsi ginjal secara teratur melalui tes darah dan urin juga penting untuk memastikan kesehatan ginjal. Kemudian mengontrol tekanan darah dengan menjaga pola makan yang sehat.Berolahraga secara teratur dan menghindari makanan yang tinggi garam juga dapat membantu mencegah gagal ginjal.Selain itu, memperhatikan asupan cairan dengan minum air putih yang cukup juga sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal.
-
Bagaimana batu ginjal terbentuk? Batu ginjal adalah kristal keras yang terbentuk di dalam ginjal dan dapat menyebabkan rasa sakit parah saat keluar dari tubuh melalui saluran kemih.
-
Bagaimana cara tubuh untuk menyingkirkan batu ginjal? Ketika hal ini terjadi, tubuh akan berusaha menyingkirkannya dengan cara berkontraksi, mirip ketika mendorong makanan melalui usus.
-
Apa itu batu ginjal? Di sisi lain, ginjal adalah organ yang penting untuk menyaring limbah dan zat beracun dari darah, mengubahnya menjadi urine. Batu ginjal adalah endapan keras yang terbentuk di ginjal, seringkali terdiri dari mineral seperti kalsium, oksalat, dan asam urat.
Bagaimana Cuci Darah atau Hemodialisis Bisa Memperpanjang Hidup Seseorang?
Hemodialisis, sering dikenal sebagai cuci darah, adalah prosedur yang menggantikan fungsi ginjal dalam menyaring limbah dan cairan berlebih dari darah ketika ginjal tidak lagi mampu melakukannya.
Prosedur ini penting untuk pasien dengan gagal ginjal tahap akhir (End-Stage Renal Disease, ESRD), yang tidak memiliki pilihan lain selain transplantasi ginjal atau hemodialisis untuk bertahan hidup. Meski tidak seefektif transplantasi ginjal dalam jangka panjang, hemodialisis tetap menjadi penyelamat hidup bagi banyak pasien dengan ESRD.
Hemodialisis bekerja dengan mengalirkan darah pasien melalui mesin dialisis yang memiliki filter khusus (dialisator) untuk membersihkan darah dari limbah dan cairan berlebih. Darah yang sudah dibersihkan kemudian dikembalikan ke tubuh pasien. Proses ini biasanya dilakukan tiga kali seminggu, setiap sesi berlangsung sekitar 3-5 jam di pusat dialisis atau di rumah dengan peralatan yang sesuai.
- 20 Anak Cuci Darah di RSHS Bandung, Sebagain Pasien Dirujuk ke Rumah Sakit Daerah
- Ramai Kasus Pasien Anak Cuci Darah, Ini Beda Sukrosa dan Laktosa di Minuman Kemasan
- Mengenal Hemodialisa: Tujuan, Cara Kerja, dan Efek Sampingnya
- Manfaat Daun Sirih Cina untuk Kesehatan, Bantu Tingkatkan Kekebalan Tubuh
Memperpanjang Umur dengan Hemodialisis
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa hemodialisis secara signifikan dapat memperpanjang hidup pasien dengan ESRD. Menurut data dari National Institutes of Health, tingkat kelangsungan hidup lima tahun bagi pasien yang menjalani hemodialisis adalah sekitar 35 hingga 50 persen.
Sementara transplantasi ginjal menawarkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi, yaitu sekitar 80% setelah lima tahun, kekurangan donor ginjal membuat hemodialisis menjadi pilihan utama bagi banyak pasien.
Para peneliti di University of California mengungkapkan bahwa salah satu faktor utama yang mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup pasien hemodialisis adalah adanya komorbiditas atau penyakit penyerta seperti penyakit jantung, diabetes, dan penyakit paru-paru.
Oleh karena itu, pengelolaan komprehensif dari kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan sangat penting untuk meningkatkan hasil perawatan.
Tantangan dan Kualitas Hidup
Meskipun hemodialisis dapat memperpanjang hidup, prosedur ini bukannya tanpa halangan. Proses yang sering dan memakan waktu ini bisa melelahkan bagi pasien, menyebabkan berbagai komplikasi seperti tekanan darah rendah, infeksi, dan gangguan elektrolit.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh Stanford University mengungkapkan bahwa pasien lanjut usia di panti jompo sering mengalami penurunan kemampuan fungsional setelah memulai hemodialisis, yang berdampak negatif pada kualitas hidup mereka. Walau begitu patut diketahui bahwa pasien jompo ini biasanya juga memiliki kondisi penyerta lainnya.
Beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko kematian pada pasien hemodialisis. Misalnya, penggunaan defibrillator yang dapat dikenakan untuk memantau dan mengatur ritme jantung pasien bisa menjadi solusi.
Penelitian menunjukkan bahwa alat ini dapat mengurangi risiko kematian jantung mendadak hingga 60 persen. Selain itu, penting untuk mengedukasi pasien dan keluarganya mengenai risiko dan manfaat dialisis serta pilihan perawatan lainnya seperti transplantasi ginjal.