Berbagi ke Sesama Jadi Cerita Unik Penyintas Covid-19 Ini Bisa Sembuh
Setelah berderma pada sosok petugas kebersihan di rumah sakit ia dirawat, Susi Satiwi Rudiati, sosok penyintas Covid-19 pun mulai membaik. Tak lama berselang, Susi pun dinyatakan negatif Covid-19 dan berhasil sembuh.
Kisah menarik datang dari salah satu peyintas Covid-19 bernama Susi Satiwi Rudiati. Wanita berusia 23 tahun ini terkena covid-19 pada September lalu. Meski hanya memiliki satu ginjal, Susi berhasil sembuh berkat disiplin diri dan menyempatkan membantu sesama meski sedang dalam kondisi sakit.
Dalam siaran dialog dari Graha BNPB pada Jumat lalu, dikutip Liputan6 Minggu (25/10/2020) Susi mengatakan bahwa ia tak mengalami gejala COVID-19 pada umumnya. Namun, ia mengalami sakit kepala luar biasa yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang meresmikan Langgar Merdeka? Langgar ini diresmikan Menteri Sosial pertama Indonesia yaitu Mulyadi Joyo Martono.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Selain itu, tekanan darahnya melonjak hingga 156 meski biasanya hanya sekitar 120 atau paling tinggi 130. Ia juga merasa badannya ngilu seperti kena flu tulang.
Suatu malam dalam masa perawatan di rumah sakit, Susi mengatakan dirinya tak bisa tidur. Ia mengingat saat itu di luar sedang hujan deras.
"Dari situ saya malam itu sudah 'ya Allah apakah memang ini hari terakhir saya?'" kata Susi menceritakan kisahnya.
Saat itu, ia bertemu seorang petugas kebersihan yang bertugas sejak sore hari. Ketika Susi berbincang dengannya, dia mengetahui bahwa petugas tersebut tinggal di Pamulang. Pria tersebut memiliki satu anak dan istri yang tidak bekerja.
Hati Susi tergerak melihat perjuangan petugas kebersihan yang sebentar lagi akan pulang ke rumahnya dengan kondisi hujan deras dari rumah sakit tempat ia dirawat di Kuningan, Jakarta Selatan ke Pamulang.
"Kok ada sesuatu yang 'saya ingin bantu orang ini' sepertinya saya ada terketuk, orang ini harus saya bantu," kata Susi. Pada saat itu, ia pun meminta nomor rekening pada pria tersebut dan mengirimkannya bantuan sejumlah uang.
Hal itu semata-mata dilakukan Susi untuk meringankan rasa sakit yang ia rasakan. "Saya kasih, 'sudah saya transfer, mohon diterima, saya minta doa supaya saya dan keluarga sehat,'" kata Susi.
Selama masa perawatan, susi mengungkapkan jika dirinya tidak bisa bangun karena masih mengalami sakit kepala, disertai badan yang sering gemetaran. Hal ini menyebabkan dirinya tidak bisa turun dari tempat tidur. Aktivitas seperti salat harus dilakukannya di atas tempat tidur. Namun, setelah berderma pada sosok petugas kebersihan di malam sebelumnya, keesokan harinya kondisi Susi mulai membaik.
"Alhamdulillah besok paginya dibayar tunai oleh Allah. Saya bisa segar kembali dan bisa menunaikan salat meski dengan agak susah, rasanya mungkin selama ini yang diceritakan orang dan saya baca mungkin memang benar, dengan sedikit sedekah kepada orang yang membutuhkan, itu meringankan kita semua."
Beberapa hari kemudian, Susi pun dinyatakan negatif. Keluarganya pun akhirnya menyusul dinyatakan bebas dari COVID-19.
Usai dinyatakan sembuh dari COVID-19, Susi pun lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan. Usai pulang dari kantor, barang-barang dan pakaiannya segera dibersihkan disemprot. Selain itu, ia meminta agar semua keluarganya untuk langsung mandi.
"Jadi lebih sering cuci tangan sampai kemana-mana bawa hand sanitizer," ujarnya.
Pada kesempatan itu, ia juga memberikan pesan, ketika Anda dinyatakan COVID-19, yang pertama adalah tidak boleh panik. Setelah itu, berusahalah untuk tetap bahagia atau senang.
"Senangnya seperti apa? Itu kan kita sendiri yang tahu. Kalau saya kemarin menyikapinya dengan, karena di rumah sakit, nonton TV yang lucu-lucu, karena saya hobi masak, saya nonton masak-masak."
Selain itu, Susi juga memberi saran pada pasien yang masih dalam perawatan karena terinfeksi Covid-19 agar selalu makan makanan yang bergizi dan beristirahat yang cukup.
Sumber: Liputan6
Reporter: Giovani Dio Prasasti