Fakta di balik 5 mitos keliru tentang kafein
Banyak orang merasa sudah mengenali kafein, padahal masih banyak mitos keliru yang menyebar tentang kafein.
Bicara tentang kafein, yang ada di pikiran banyak orang adalah kopi. Padahal kafein juga bisa terdapat dalam minuman lain seperti teh. Banyak juga orang yang mengira bahwa kafein sama seperti obat yang harus dihindari penggunaannya. Namun sesungguhnya ada banyak mitos yang beredar dan tidak terbukti kebenarannya tentang kafein.
Seringkali mitos ini berasal dari pemahaman yang salah terhadap kafein. Berikut adalah beberapa mitos mengenai kafein yang keliru dan masih dipercaya oleh banyak orang, seperti dilansir oleh Huffington Post (18/04). Cari tahu fakta sesungguhnya di balik mitos-mitos ini!
-
Apa manfaat minum kopi bagi kesehatan? Selain rasanya yang nikmat, kopi juga memiliki berbagai manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, dan mencegah penyakit degeneratif.
-
Siapa yang memberikan penjelasan tentang mitos dan fakta minum kopi? Nah, sebenarnya minum kopi ini apakah memang benar-benar membahayakan jantung? Daripada asal menilai, lebih baik simak dulu penjelasan dari spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Andy Sukmadja, Sp.JP dari RS EMC Cibitung.
-
Apa saja manfaat minum kopi untuk kesehatan? Ketahui Manfaat Kopi Bagi Kesehatan Terlepas dari banyaknya pro dan kontra yang ada, kopi sendiri sebenarnya memiliki sejumlah manfaat yang bagus buat kesehatan tubuh. Pasalnya, di dalam kopi terdapat berbagai senyawa bioaktif seperti kafein dan antioksidan, yang memiliki potensi manfaat kesehatan.
-
Bagaimana cara kopi memberikan manfaat kesehatan? Kopi adalah minuman yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.
-
Kenapa berhenti minum kopi bisa bermanfaat bagi kesehatan? Menghentikan konsumsi kopi bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan mental dan fisik, tetapi juga bisa membantu meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
-
Kenapa kecanduan kopi berbahaya buat kesehatan? Konsumsi kopi yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada tubuh, terutama jika Anda sampai kecanduan. Kopi telah menjadi minuman yang sangat populer dan banyak digemari di seluruh dunia. Banyak orang mengandalkan secangkir kopi untuk memulai hari dengan energi dan kewaspadaan. Namun, di balik kenikmatan dan manfaat yang ditawarkan, kopi juga memiliki sisi gelap yang harus diwaspadai, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan dan menyebabkan kecanduan.
Kafein menyebabkan dehidrasi
Ini adalah mitos yang paling umum tentang kafein. Kafein dianggap bisa menyebabkan dehidrasi. Ya, kafein memang memiliki efek diuretik yang membuat seseorang sering buang air kecil. Namun hal ini tak sampai membuat orang mengalami dehidrasi.
Karena kafein biasanya terdapat dalam minuman seperti teh atau kopi. Kadar air dalam minuman itu sendiri bisa menangkal efek dehidrasi dari kafein. Sebuah penelitian pada tahun 2014 mengungkap bahwa terbiasa minum kopi akan membuat orang tahan terhadap efek dehidrasi yang dimiliki oleh kafein.
Decaf benar-benar tidak mengandung kafein
Ketika mendengar kata decaf, tentunya orang berharap bahwa minuman mereka tak akan mengandung kafein sama sekali. Hal ini tidak benar, karena kopi decaf masih mengandung sedikit kafein. Hasil ini diketahui melalui penelitian yang dilakukan dengan mengamati 36 cangkir kopi decaf. Mereka menemukan bahwa beberapa kopi masih mengandung setidaknya 20 miligram kafein.
Tentu saja jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kopi yang mengandung kafein. Namun jelas decaf bukan berarti sama sekali tak mengandung kafein. Berdasarkan Mayo Clinic, setidaknya dalam satu cangkir kopi biasa akan terdapat 95 sampai 200 miligram kafein. Penelitian pada tahun 2006 di University of Florida menemukan bahwa orang yang minuman lima sampai 10 cangkir kopi decaf bisa jadi minum dosis kafein yang sama dengan segelas kopi biasa.
Kafein bisa menangkal efek alkohol
Konon dipercaya bahwa mandi air dingin dan minuman kafein setelah minum alkohol akan membuat seseorang tetap sadar dan bisa menangkal efek alkohol. Ini sama sekali tak benar. Sebuah penelitian tahun 2009 menunjukkan bahwa seseorang yang minum kafein setelah minum alkohol memang lebih waspada, namun mereka masih tak benar-benar sadar.
Hasil tersebut ditemukan ketika peneliti melakukan percobaan pada tikus. Tikus yang diberikan kafein setelah alkohol memang lebih waspada, namun mereka masih kesulitan menemukan jalan kembali pada sebuah labirin dibandingkan dengan tikus yang memang tidak diberikan alkohol. Mitos yang satu ini sangat penting untuk dibongkar karena jika benar-benar dilakukan, minum kafein setelah minum alkohol bisa membahayakan kesehatan.
Kafein hanya memberikan efek buruk
Kafein memang bisa memberikan efek yang tak baik untuk tubuh, terutama jika dikonsumsi terlalu banyak. Mengonsumsi kafein dalam dosis tinggi bisa menyebabkan banyak masalah. Namun kafein bukanlah hal yang harus dihindari secara keseluruhan.
Kafein juga memiliki sisi baik yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang. Penelitian mengungkap bahwa kafein bisa menurunkan risiko dan gejala penyakit Parkinson dan bisa mencegah Alzheimer. Selain itu, sedikit dosis kafein bisa membuat Anda lebih berenergi dan lebih waspada.
Kafein membantu diet
Kafein seringkali terdapat pada beberapa produk penurun berat badan. Hal ini bisa saja memicu mitos bahwa kafein bisa membantu menurunkan berat badan. Namun sesungguhnya hal ini tidak benar. Kafein memang diketahui bisa membantu meningkatkan metabolisme meski hanya sedikit, seperti diungkap dalam penelitian tahun 2010 dalam International Journal of Obesity.
Meski begitu, efek yang diberikan kafein tak cukup besar untuk bisa membantu menurunkan berat badan secara signifikan. Minum beberapa gelas kopi tak akan membantu Anda menurunkan berat badan dan menangkal obesitas. Terutama jika Anda mengonsumsi kopi yang dicampur dengan krim dan gula.
Itulah beberapa mitos salah tentang kafein yang sebaiknya mulai dihilangkan dan tak lagi dipercayai. Kafein bukan hal yang harus dihindari karena memiliki beberapa manfaat, namun juga sebaiknya tak dikonsumsi dalam dosis yang terlalu tinggi karena efeknya yang bisa buruk untuk kesehatan.