Fakta-fakta Penyebab Ketua OSIS di Klaten Meninggal Usai Diceburkan ke Kolam saat Ultah
Kronologi meninggalnya ketua OSIS usai diceburkan ke kolam.
Kronologi meninggalnya ketua OSIS usai diceburkan ke kolam.
Fakta-fakta Penyebab Ketua OSIS di Klaten Meninggal Usai Diceburkan ke Kolam saat Ultah
Seorang ketua OSIS asal SMAN 1 Cawas, Klaten bernama Fajar Nugroho meninggal dunia setelah diceburkan oleh teman-temannya di kolam renang.
Kejadian tersebut bermula saat ada salah satu teman Fajar yang ingat bahwa Fajar sedang berulang tahun.
-
Kenapa petugas pemilu di Klaten meninggal? Camat Gantiwarno Retno Setyaningsih mengatakan, beberapa hari sebelumnya ia sempat mengeluh sakit. Walau begitu pada hari pemungutan suara, Dewi berada dalam kondisi fit. 'Tapi kan KPPS banyak kerjaannya. Mungkin capek. Beliau punya Riwayat penyakit gula,' kata Retno dikutip dari ANTARA pada Kamis (15/2).
-
Siapa petugas pemilu yang meninggal di Klaten? Di Klaten, Jawa Tengah, seorang petugas KPPS meninggal dunia setelah sempat bertugas di TPS 04 Desa Karangturi, Kecamatan Gantiwarno. Ia bernama Dewi Indriyani (43), sebelumnya diketahui bahwa ia memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
-
Kenapa ketua KPPS dibacok? Pemicunya karena saat pencoblosan siang harinya pelaku kesal istrinya yang hamil meminta didahulukan mencoblos tetapi tidak digubris korban. OS tetap menyuruh istri pelaku mencoblos sesuai antrean.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Kenapa almarhum meninggal? Almarhum meninggal dunia setelah sakit yang dideritanya dalam jangka waktu lama.
-
Bagaimana ketua KPPS dibacok? Dia membacok kepala korban hingga terluka parah di bagian kiri.
Salah satunya adalah dengan menyeburkannya ke dalam kolam. Namun, perayaan yang seharusnya dirayakan dengan gembira, ternyata berakhir tragis.
Kronologi penyebab meninggalnya ketua OSIS usai diceburkan di kolam diungkap oleh Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa, pada Selasa (9/7) di Klaten.
Bagaimana fakta-faktanya? Simak ulasannya sebagai berikut.
Fakta Penyebab Ketua Osis Meninggal Usai Diceburkan ke Kolam
AKP Umar Mustofa mengatakan jika Fajar sedang mengikuti sebuah kegiatan yang ada di sekolahnya. Kegiatan tersebut adalah persiapan untuk lomba perkembangan prestasi minat bakat siswa yang akan dilaksanakan pada 25 Juli mendatang. “Kan sejak tanggal 24 Juni OSIS merencanakan untuk cari sponsorship, untuk kegiatan lomba perkembangan prestasi minat bakat siswa yang akan dilaksanakan 25 Juli," kata Kapolsek Cawas, AKP Umar.
Saat itu, salah satu teman ingat bahwa sang ketua sedang berulang tahun. Maka dari itu, 4 orang teman Fajar berencana untuk merayakan ulang tahun dengan melumuri Fajar dengan tepung dan menceburkannya ke kolam.
"Sekalian dirayakan, sekitar empat orang tadi itu merayakan setelah makan siang dan salat kita (teman-teman Fajar) ceburkan di kolam. Sebelum diceburkan di kolam kasih tepung dulu terus diangkat," lanjut AKP Umar.
Kesetrum di Dalam Kolam
Saat berada di dalam kolam, Fajar mengalami masalah pada kakinya. Ia mengaku kram sehingga kesulitan untuk kembali ke permukaan.
Padahal, Fajar sedang terkena setrum listrik dari dalam kolam. Teman-temannya pun berinisiatif untuk menolong Fajar.
Beberapa orang berhasil naik kembali ke bibir kolam untuk mematikan saklar listrik kolam. Namun, nyawa Fajar tidak tertolong.
"Lalu di kolam (Fajar) sempat mau berusaha untuk mentas (naik) kemudian ngijak setrum itu, katanya (Fajar merasa) kram, padahal kesetrum. Tahunya setrum, temannya itu turun (ke kolam) temannya nolong awalnya satu, terus dua tiga orang nyemplung (kolam). Yang satu kesetrum juga terus tapi bisa gerak,"
jelas AKP Umar.
Pihak keluarga pun tidak bersedia untuk membuat laporan sehingga Polisi tidak bisa melanjutkan proses tersebut. Keluarga menganggap bahwa kasus yang dialami oleh Fajar adalah sebuah musibah."Kami juga nggak bisa lanjutkan karena keluarga korban menerima, kepala desa juga di sini, keluarga di sini membuat pernyataan, pada intinya tidak mau melanjutkan proses tersebut dan dianggap musibah," pungkas AKP Umar.