Kronologi Ketua OSIS di Klaten Tewas Usai Diceburkan Teman ke Kolam Saat Ulang Tahun
Kabar duka kembali datang dari dunia pendidikan. Kali ini, seorang siswa SMAN 1 Cawas bernama Fajar Nugroho di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia.
Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa mengatakan, korban meninggal usai diceburkan oleh teman-temannya di kolam. Dia mengungkapkan kronologi kejadian.
Kronologi Ketua OSIS di Klaten Tewas Usai Diceburkan Teman ke Kolam Saat Ulang Tahun
Kabar duka kembali datang dari dunia pendidikan. Kali ini, seorang siswa SMAN 1 Cawas bernama Fajar Nugroho di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, meninggal dunia.
Kapolsek Cawas, AKP Umar Mustofa mengatakan, korban meninggal usai diceburkan oleh teman-temannya di kolam. Dia mengungkapkan kronologi kejadian.
Pada Senin (8/7), Fajar yang juga Ketua OSIS di sekolahnya sedang melakukan kegiatan di sekolah.
"Kan sejak tanggal 24 Juni OSIS merencanakan untuk cari sponsorship, untuk kegiatan lomba perkembangan prestasi minat bakat siswa yang akan dilaksanakan 25 Juli," jelasnya, dikutip dari Antara, Selasa (9/7).
Pada saat itu, ada salah satu teman Fajar yang ingat bahwa hari tersebut merupakan hari ulang tahun Fajar yang ke-18. Mereka kemudian menceburkan Fajar ke kolam sebagai bentuk perayaan ulang tahun.
"Sekitar empat orang tadi itu merayakan setelah makan siang dan salat kita (teman-teman Fajar) ceburkan di kolam. Sebelum diceburkan di kolam kasih tepung dulu terus diangkat," katanya.
Namun saat berada dalam kolam, Fajar mengaku kakinya kram. Tiga temannya langsung menolong Fajar. Rupanya, Fajar bukan mengalami kram melainkan tersetrum.
"Di kolam (Fajar) sempat mau berusaha untuk mentas (naik) kemudian nginjak setrum itu, katanya (Fajar merasa) kram, padahal kesetrum. Tahunya setrum, temannya itu turun (ke kolam) temannya nolong awalnya satu, terus dua tiga orang nyemplung (kolam). Yang satu kesetrum juga terus tapi bisa gerak," jelasnya.
Teman Fajar yang berhasil keluar dari kolam langsung mematikan saklar listrik kolam. Umar mengatakan, keluarga Fajar tak mau memperpanjang kasus ini.
"Kami juga nggak bisa lanjutkan karena keluarga korban menerima, kepala desa juga di sini, keluarga di sini membuat pernyataan, pada intinya tidak mau melanjutkan proses tersebut dan dianggap musibah," katanya.