Detik-Detik Siswa SMP di Bekasi Jatuh Saat Main Kuda Tomprok Bareng Teman hingga Meninggal Dunia
Korban meninggal sesaat setelah tiba di rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.
Berdasarkan olah TKP, korban mengalami luka di bagian kepala belakang.
Detik-Detik Siswa SMP di Bekasi Jatuh Saat Main Kuda Tomprok Bareng Teman hingga Meninggal Dunia
Seorang siswa SMPN 7 Kota Bekasi meninggal saat bermain kuda tomprok bersama teman-temannya. Siswa berinisial MA (13) itu meninggal sesaat setelah tiba di rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis.
Permainan yang kerap dimainkan anak-anak dan berujung nyawa melayang ini terjadi pada Jumat (17/11).
Saat itu siswa kelas 2 SMP itu bersama 12 temannya bermain kuda tomprok di sekolah saat jam istirahat di dalam kelas.
Masing-masing siswa mendapat giliran untuk melompati para pemainnya yang berposisi membungkuk seperti kuda. Namun ketika MA membungkuk dan dilompati oleh temannya, dia terjatuh dan mengalami cedera di bagian kepala hingga pingsan.
"Si korban ini sebelumnya main kuda tomprok, kebetulan dia (korban) urutan ketiga, kemudian saat kejadian dia terjatuh, saat di TKP korban pingsan, mulutnya keluar busa,"
kata Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Jupriono, Minggu (19/11).
merdeka.com
Berdasarkan olah TKP, korban mengalami luka di bagian kepala belakang. Setelah pingsan, korban langsung dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.
"Kita ke rumah sakit, di rumah sakit luka luarnya tidak terlihat, (meninggalnya) di rumah sakit,"
ucapnya.
merdeka.com
Jupriono juga mengatakan, saat dilakukan penyelidikan, pihaknya tidak menemukan adanya unsur kesengajaan ataupun kelalaian saat kejadian.
"Memang kalau unsur sengajanya sulit untuk kita dapatkan, karena saat kejadian memang sedang bermain mereka, bukan sengaja ada yang dorong dan sebagainya, tidak ada, enggak ada (kesengajaan), karena kalau orang dipidana itu harus ada dua sebab ya, sengaja atau lalai,"
ungkapnya.
merdeka.com
Masih Jupriono, pihak keluarga tidak menghendaki dilakukan autopsi terhadap jasad korban.
Pihak keluarga menganggap peristiwa tersebut sebagai musibah.
"Keluarga korban tidak menghendaki untuk diautopsi, karena sudah menerima sebagai musibah atau ajalnya, keluarga sepakat untuk tidak diautopsi, kita temui keluarganya, kita berikan penjelasan kalau ingin proses hukumnya berjalan korban harus kita autopsi,"
katanya.
merdeka.com