Kasus Siswi SD Tewas Usai Pankreas Pecah, Begini Keterangan Teman Korban Sekaligus Terlapor
Terlapor menjelaskan detail kejadiannya pada polisi terkait kasus siswi SD tewas usai Pankreas pecah
Siswi kelas 6 SD itu, menjelaskan detail kejadiannya pada polisi
Kasus Siswi SD Tewas Usai Pankreas Pecah, Begini Keterangan Teman Korban Sekaligus Terlapor
Polisi telah meminta keterangan teman korban yang juga terlapor dalam kasus tewasnya siswi SDN Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur. Siswi kelas 6 SD itu pun, menjelaskan detail kejadiannya pada polisi.
Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made Suryadinata menyatakan, pihaknya memang telah meminta keterangan 9 saksi dalam kasus ini.
Satu diantaranya adalah teman korban sekaligus terlapor dalam kasus tewasnya putri dari Chresa Sulistiana ini.
"Betul, sembilan orang sudah kita mintai keterangannya," ujar Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made, Sabtu (4/5).
Dalam keterangan terlapor, polisi mendapatkan cerita berbeda dari versi pelapor.
Dari versi terlapor menyebutkan, saat itu sebelum upacara bendera, korban dan terlapor sedang bersenda gurau di depan kelas 6.
Mereka bercanda dengan cara membenturkan bahu masing-masing secara bergantian.
Secara tiba-tiba, korban disebutnya menarik jilbab terlapor hingga menyebabkan hampir terlepas.
Setelah itu, korban berjalan cepat atau setengah berlari dengan maksud menghindari kejaran terlapor.
Pada saat terlapor hendak membalas dengan cara memukul bahu korban, pada saat itulah korban terpeleset di lantai cor dalam keadaan tengkurap.
Mengetahui kondisi korban tidak baik-baik saja, ia lantas dibawa ke puskesmas terdekat. Cerita terlapor ini, disebutnya dikuatkan dengan keterangan saksi lainnya.
Terutama teman-teman korban dan terlapor yang pada saat bersamaan berada di tempat kejadian perkara (TKP).
"Para saksi anak yang berada diTkp membenarkan yg disampaikan terlapor bahwa terlapor belum sampai memukul korban dan korban terpeleset di lantai dari cor dalam keadaan terjatuh tengkurap dan ditolong oleh terlapor bersama dengan wali kelasnya dan dibawa ke puskesmas Karanggeneng," kata Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made.
Meski keterangan sementara menyatakan demikian, polisi masih akan melakukan proses penyelidikan secara komprehensif.
"Dan semua menerangkan korban tidak dirundung melainkan terjatuh karena terpeleset di lantai yang mngakibatkan pankreasnya sobek. Tapi tetap kita lakukan penyelidikan secara komprehensif terlebih dahulu," kata Kasat Reskrim Polres Lamongan AKP I Made.
Diketahui, seorang siswi di sekolah dasar negeri (SDN) di Lamongan, Jawa Timur disebut tewas setelah mendapatkan tindakan bullying dari teman-temannya. Bocah malang itu disebut menderita pankreas pecah akibat tindakan pem-bully-an tersebut.
Tewasnya siswi SD di Kecamatan Karanggeneng, Lamongan itu pun dibenarkan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Jatim, Febri Kurniawan Pikulun.
Febri menegaskan, kasus dugaan bullying yang mengakibatkan korbannya tewas tersebut sebenarnya terjadi pada 19 Februari lalu.
Saat itu, korban disebut jatuh seusai didorong oleh temannya pada waktu mau upacara di sekolah.
"Menurut cerita ibunya, sang anak jatuh karena didorong oleh temannya saat upacara di sekolah," ujarnya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (3/5).
Korban pun, akhirnya sempat dibawa pihak sekolah ke Puskesmas terdekat.
Namun, karena kendala peralatan yang dianggap kurang lengkap korban dirujuk ke rumah sakit terdekat.
"Sempat dirawat di RS Muhammadiyah beberapa hari lalu dirujuk ke RSUD dr Soetomo," tambahnya.
Ia menyebut, korban akhirnya meninggal dunia saat mendapat perawatan di RSUD dr Soetomo.
"Dari hasil diagnosa, korban diketahui menderita pankreas pecah," katanya.