Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia
Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan.
Ia mengaku sudah mencoba menanyakan kepada pihak orang tua dan terduga pelaku.
Mengalami Perundungan Selama 3 Tahun Sekolah, Siswi SMK Depresi hingga Meninggal Dunia
Seorang siswi SMK di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meninggal dunia setelah menderita depresi diduga akibat mengalami perundungan oleh temannya selama bersekolah. Pihak orang tua meminta kasus ini diselidiki dan diusut tuntas.
Kisah ini pertama kali muncul dalam sebuah unggahan di media sosial hingga viral. Korban diketahui berinisial NPN. Selama tiga tahun bersekolah, ia kerap mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari temannya.
Narasi dalam unggahan tersebut korban diduga mengalami depresi, kesehatannya menurun dan meninggal dunia. Pihak keluarga semula tidak mengetahui mengapa perilaku NPN berubah dan sering menyendiri.
Ibu NPN bernama Siti Aminah mengetahui dugaan perundungan tersebut setelah mendapat laporan dari teman NPN. Rencana mengadukan hal ini sudah berulang kali akan dilakukan, namun, anaknya selalu menahannya.
“Tidak berani bilang ke saya awalnya permasalahan, saya pun tahu dari temannya menceritakan semuanya. Saya mau laporan ke sekolah pun sama almarhum tidak boleh, karena almarhum selalu bilang bahwa (ke sekolah itu) cari ilmu bukan untuk cari musuh,” ucap dia, Senin (10/6).
Merdeka.com
Anaknya kerap mengatakan bahwa perundungan bisa diatasi. Awalnya, Siti percaya, namun informasi mengenai perlakuan tidak menyenangkan terhadap anaknya kembali ia dapatkan. Anaknya sering mendapat kata kasar, hingga disuruh untuk menggendong teman yang diduga melakukan perundungan.
Ia mengaku sudah mencoba menanyakan kepada pihak orang tua dan terduga pelaku, namun mereka tidak mengakui perbuatannya. Pihak sekolah pun terkesan menutupi kasus ini.
Sebelum meninggal dunia, anaknya sempat merasa bahagia setelah kelulusan karena bisa lepas dari perundungan yang dialami selama tiga tahun terakhir. Namun, setelah itu kesehatannya mulai terganggu hingga meninggal dunia.
“Banyak teman temannya bilang kalau putri saya itu terlalu baik sama si pelaku ini. Sebelum sakit putri saya kan ada acara pagelaran panitia dekorasi, Selasa pulang Alhamdulillah neng sebentar lagi lulus, sudah tidak akan ketemu lagi sama si pelaku, sangat bahagia sekali. Terakhir itu yang dia katakan,” jelas dia.
“Dari awal pihak sekolah datang ke rumah, tapi sudah telat. Karena semenjak saya minta orangtua pelaku datang, selalu jawabannya ‘nanti ya tunggu’. Kami masih menunggu pihak dari sekolah itikad baik. Ditunggu-tunggu udah terlambat penanganan ini, kenapa enggak dari awal,” terang Siti.
Merdeka.com
Pihak keluarga teman almarhum yang diduga pelaku sempat mendatanginya ke rumah sebelum NPN meninggal dunia. Namun, almarhum sudah dalam kondisi tidak bisa menemui mereka.
“Saya ikhlas tapi untuk masalah hukum tetap harus diusut tuntas. Karena biar pelaku dapat efek jera dan tidak melakukannya ke orang lain,” pungkasnya.