Heboh Film Kasus Kopi Sianida, Ini yang Harus Dilakukan Saat Terkena Racun Sianida
Racun sianida meracuni tubuh dengan mengganggu kinerja sitokrom C oksidase pada sel, yang bertanggung jawab dalam mengikat oksigen.
Heboh Film Kasus Kopi Sianida, Ini yang Harus Dilakukan Saat Terkena Racun Sianida
Namun, seberapa banyak kita tahu tentang sianida? Bagaimana racun ini bisa meracuni tubuh dan apakah ada cara untuk mencegah keracunan? Artikel ini akan mengupas tuntas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Film dokumenter yang membahas kematian Mirna Salihin karena menenggak kopi yang sudah terkontaminasi racun sianida oleh Jessica Wongso menjadi perbincangan publik.
Beberapa jenis sianida yang beracun meliputi natrium sianida (NaCN), potasium sianida (KCN), hidrogen sianida (HCN), dan sianogen klorida (CNCl). Namun, perlu diingat bahwa ada juga jenis sianida yang tidak beracun, seperti gugus sianida nitril yang ditemukan dalam beberapa jenis obat.
- Bikin Gemas, Berikut Potret Gemas Kiano Anak Baim Wong 'Ganggu' Sang Ayah Saat Wawancara
- Mantan Bintang Film Ini Pilih Tinggal Sendiri di Gubuk Kecil Tengah Hutan, Ini Kisah di Baliknya
- Film Lucu 2019 Indonesia yang Menghibur dan Bikin Ngakak
- Diduga Masih Terkendala Pembebasan Lahan, Intip Potret Rumah Sebatang Kara di Tengah Proyek Tol Cijago
Sianida, dalam konteks ini, merujuk pada bahan kimia dengan kandungan ikatan karbon nitrogen (CN) dalam bentuk gas dan kristal.
Racun sianida meracuni tubuh dengan mengganggu kinerja sitokrom C oksidase pada sel, yang bertanggung jawab dalam mengikat oksigen. Oksigen ini penting untuk menghasilkan energi bagi organ tubuh. Seiring dengan peningkatan jumlah sianida dalam tubuh, kinerja organ akan melemah, dan jika dibiarkan tanpa penanganan, dapat berujung pada kematian.
Selain paparan langsung terhadap bubuk atau kristal sianida, kita juga dapat terpapar melalui beberapa situasi sehari-hari, seperti menghirup asap dari pembakaran tekstil, plastik, dan kertas, merokok, atau menghirup asap dari proses pengolahan logam.
Penyebab Keracunan Sianida
Selain itu, beberapa makanan seperti aprikot, biji apel, biji plum, biji persik, atau olahan singkong juga dapat menyebabkan paparan sianida.
Menariknya, seseorang bahkan bisa terpapar racun sianida melalui kontak kulit dengan individu yang sudah terkena keracunan sianida.
Gejala Keracunan Sianida
Gejala keracunan sianida dapat bervariasi tergantung pada jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh. Gejala dalam jumlah kecil termasuk pusing, sakit kepala, mual, dan detak jantung yang meningkat. Sedangkan dalam jumlah besar, dapat menyebabkan kejang, penurunan kesadaran, nyeri dada, hingga kematian.
Paparan sianida dalam jumlah besar atau secara terus-menerus dapat menyebabkan kerusakan serius pada saraf, jantung, dan otak. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi termasuk koma, kegagalan jantung, kebutaan, dan kematian.
Komplikasi dan Efek Samping
Pengobatan Keracunan Sianida
Penting untuk diketahui bahwa keracunan sianida hanya dapat diatasi dengan bantuan medis. Pasien akan diberikan alat bantu pernapasan dan obat-obatan tertentu, seperti natrium nitrit dan natrium tiosulfat, untuk mencegah efek keracunan yang lebih parah.
Dalam situasi darurat, pertolongan pertama dapat membantu meminimalkan risiko keracunan sianida. Ini melibatkan langkah-langkah seperti menjauhi area yang terpapar, melepaskan pakaian terkontaminasi, membersihkan mata dan tubuh, serta menghindari memberikan napas buatan kepada korban.
Pertolongan Pertama
Ketika sianida masuk ke dalam tubuh melalui makanan, gejalanya dapat mencakup mulut berbusa, kematian pada sel-sel tubuh, kegagalan pada sistem tubuh, kesulitan bernapas, hingga kematian. Kecepatan dan ketepatan dalam memberikan pertolongan pertama sangat penting untuk menyelamatkan korban.
Reaksi Tubuh saat Keracunan Sianida dari Makanan
Semoga dengan pemahaman ini, kita dapat lebih waspada dan siap menghadapi ancaman keracunan sianida. "Keamanan diri adalah investasi terbaik untuk kesehatan kita."