Jadi Lokasi Syuting Film Gadis Kretek, Ini Fakta Menarik Stasiun Tuntang
Dahulu stasiun ini pernah jadi tempat persinggahan sang penyair besar dari Prancis

Dahulu stasiun ini pernah jadi tempat persinggahan sang penyair besar dari Prancis

Jadi Lokasi Syuting Film Gadis Kretek, Ini Fakta Menarik Stasiun Tuntang
Stasiun Tuntang menjadi salah satu lokasi syuting film Gadis Kretek. Lokasinya dinilai cocok dengan latar waktu cerita antara masa sebelum kemerdekaan hingga tahun 1960-an.

Stasiun Tuntang merupakan stasiun kereta api kelas III/kecil yang berada di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Stasiun yang berada di ketinggian 464 mdpl itu dibangun pada tahun 1871 dan mulai dioperasikan pada 21 Mei 1873.
Stasiun itu dibangun kembali pada tahun 1905 dengan gaya arsitektur baru.

Dahulu, stasiun ini pernah dijadikan tempat transit dari layanan bus milik NIS (Nederlansche Indische Maatschappij) dengan trayek Tuntang-Kota Salatiga.
Stasiun Tuntang sempat dinonaktifkan pada tahun 1976 karena jalur kereta api Ambarawa-Tuntang hingga ke Kedungjati kalah bersaing dengan moda transportasi lain. Stasiun Tuntang dibuka kembali bersamaan dengan dibukanya kereta api wisata Ambarawa-Tuntang pada tahun 2002.


Awalnya stasiun ini hanya melayani lori wisata Ambarawa-Tuntang. Tetapi pada tahun 2009 stasiun tersebut direnovasi dan kemudian melayani kereta uap lagi.
Foto: Wikipedia

Ada catatan bahwa penyair besar Prancis, Arthur Rimbaud datang ke Jawa Tengah melalui Stasiun Tuntang pada tahun 1876 untuk bergabung dengan pasukan KNIL di Salatiga.
Bangunan Stasiun Tuntang tidak jauh berbeda dengan Stasiun Bringin. Saat ini Stasiun Tuntang punya dua jalur kereta api dan satu jalur baru yang dibangun di sebelah gudang. Stasiun ini juga dilengkapi dengan Sub Depo Lokomotif yang baru dibangun.

Rencananya ke depan Stasiun Tuntang akan menjadi museum lokomotif diesel. Apalagi sebagian lokomotif diesel elektrik yang diproduksi sebelum tahun 1970 serta seluruh lokomotif diesel hidraulik di Jawa sudah berhenti dan mulai direservasi.

Jalur kereta api Kedungjati-Tuntang saat ini telah menjalani progres reaktivasi. Namun saat ini proyeknya tersendat karena masalah pembebasan lahan. Untuk mendukung reaktivasi itu, bangunan Stasiun Bringin, Gogodalem, dan Tempuran harus dirombak atau direplikasi karena bangunannya sudah tua dan tidak pernah dirawat.
