Kisah Hidup Marietje Van Oordt, Penipu Legendaris Era Hindia Belanda Pemikat Kaum Pria
Marietje menjalani modus penipuan dengan menggunakan daya pikatnya pada kaum pria
Marietje menjalani modus penipuan dengan menggunakan daya pikatnya pada kaum pria
Kisah Hidup Marietje Van Oordt, Penipu Legendaris Era Hindia Belanda Pemikat Kaum Pria
Pada era Hindia Belanda, pernah hidup tokoh kriminal wanita yang saat itu cukup terkenal di mana-mana. Dia bernama Marie Elisabeth van Oordt, atau Marietje Van Oordt.
-
Siapa yang mengelabui Belanda? 'Dulu waktu ada Belanda, kata orang tua bilang ke Belanda kalau di Baduy hanya ada 40 orang, jadi disembunyikan,' katanya.
-
Siapa yang memperjuangkan hak perempuan di Hindia Belanda? Bukan hanya sosok Raden Ajeng Kartini saja yang memperjuangkan hak perempuan di masa-masa Kolonialisme Belanda. Apabila ditelusuri lebih dalam, banyak perempuan lain dari luar daerah yang juga memperjuangkan hak serupa.Salah satu aktivis perempuan itu bernama Rangkajo Chailan Sjamsoe Datoek Toemenggoeng atau dikenal Rangkayo Khailan Syamsu.
-
Apa itu "Dutch Wife"? Pada masa kolonialisme Belanda, bantal guling dikenal dengan istilah "dutch wife", yang secara etimologi memiliki arti istri Belanda. Disebut seperti itu, karena bantal guling merupakan sebuah produk yang bisa menyalurkan hasrat serdadu maupun pejabat Belanda ketika tidak bertemu dengan wanita Eropa.
-
Siapa yang menggunakan "Dutch Wife"? “Bagi pemuda dan pria Belanda yang tinggal di Nusantara, meninggalkan kekasih atau istrinya jauh di negeri Belanda sana, mereka mengobati rasa rindunya dengan cepat berangkat tidur, mengkhayal, seraya memeluk guling erat-erat,”
-
Siapa yang ditangkap dan dieksekusi Belanda? Kemudian, Tunong berhasil ditangkap dan langsung dieksekusi mati di tepi pantai Lhokseumawe.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
Marietje lahir di Surabaya pada 23 Oktober 1897. Wanita itu terkenal akan pesona, keanggunan, dan daya pikatnya. Sejak kecil ia menjalani kehidupan yang kelam. Karena sang ibu tak mampu mengasuh Marietje sejak kecil, ia diserahkan ke panti asuhan yang dikelola oleh suster-suster ursula di Surabaya.
Setelah beberapa waktu, Marietje diadopsi pasangan Bronsgeets yang merawat dan mengirimnya ke sekolah. Tapi pasangan ini meninggal waktu Marietje berusia 12 tahun.
Setelah itu ia menghabiskan waktu di asrama “Balai Keselamatan” di Surabaya, sebelum kemudian melarikan diri dan terjun ke dunia prostitusi dan penipuan.
Pada tahun 1914, nama Marietje ban Oordt sudah muncul sebagai penampil terkenal di surat kabar Hindia Belanda. Praktik penipuannya memakan banyak korban, mulai dari pemilik toko hingga pelaku bisnis perhotelan.
Pada tahun 1915, ia menikah dengan seorang penata rambut bernama Christiaan Krop. Dari pernikahan itu lahirlah seorang anak bernama Chris. Namun pernikahan itu berjalan singkat.
Setelah itu Marietje kembali ke gaya hidupnya yang lama. Kadang-kadang ia menyebut dirinya Elly Bronsgeest. Pada tahun 1917 ia ditangkap dan dikenakan sejumlah dakwaan penipuan.
Dilansir dari kanal YouTube Indonesia Insider, modus kejahatannya adalah menggunakan berbagai nama palsu dan mengaku sebagai keturunan dari keluarga terhormat.
Digambarkan saat Marietje menjalani proses pengadilan, halaman hingga kantor penuh sesak oleh orang-orang yang ingin melihat proses tersebut.
Namun saat Marjetje digiring ke ruang sidang, orang-orang begitu terpesona. Ia mengenakan stoking putih, baju putih, sepatu hak tinggi putih, serta rambut pirang dengan potongan penuh gaya. Dari proses persidangan itu, ia dijatuhi hukuman 2 tahun penjara.
Hukuman penjara rupanya tak membuat Marietje jera. Pada tahun 1927, ia berhasil menggoda seorang pejabat di Surabaya.
Saat itu Marietje membuat janji dengan pejabat tersebut di sebuah hotel. Ketika pejabat itu datang, Marietje sudah siap di serambi kamar hotel dengan baju tidurnya.
Dengan gaya khasnya, ia mampu menghangatkan pembicaraan. Ia mengatakan akan memperkenalkan sang pejabat dengan para koleganya.
“Saya punya foto-foto mereka dan akan saya tunjukkan pada tuan jika tuan bersedia masuk ke dalam kamar,” kata Marietje membujuk pejabat tersebut untuk masuk ke kamar.
Saat sudah masuk, Marietje kembali berkata namun kali ini dengan nada mengancam.
“Maaf tuan, saya terpaksa melakukan hal ini. saya butuh seribu gulden. Jika tidak anda harus mengerti, saya akan berteriak dan orang-orang akan menemukan kita di sini,” kata Marietje.
Pejabat itu kemudian sadar kalau ia sudah dijebak. Mau tidak mau ia harus mengeluarkan uang 1.000 gulden untuk menutup mulut Marietje.
Wilayah perburuan Marietje tak hanya di Pulau Jawa, namun juga merambah ke luar pulau salah satunya Kota Medan. Di sana ia dituntut hukuman tahanan selama 9 bulan karena penipuan dan pemalsuan surat.
Pada awal tahun 1930-an, ia bekerja pada sebuah hotel di Medan. Ia diduga bekerja sebagai perempuan penghibur yang kerap mengunjungi hotel tersebut.
Di hotel itu pula ia bertemu dengan Jay Simpson, seorang pria Inggris yang berbisnis perkebunan di Medan. Mereka kemudian menikah pada tahun 1935. Ia dikabarkan tinggal dengan suami di Singapura. Sejak saat itu kabar tentang Marietje seperti hilang ditelan bumi.
Tiga tahun kemudian, data dari keluarganya menyebut bahwa Marietje telah kembali ke Batavia. Ia dikabarkan menjalin dengan seorang pria Jawa bernama Raden Flip Soedargo.
Pasangan itu kemudian tinggal di Makassar selama pendudukan Jepang. Di kota itu pula Marietje terlibat dalam kasus penyelundupan makanan. Ia dipenjara dan dilecehkan dengan kejam.
Usai masa perang, Marietje dan Soedargo berpisah. Marietje kembali ke kota kelahirannya di Surabaya. Pada awal 1960-an, ia pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.
Surat-surat yang ditujukan pada putra dan keluarganya menunjukkan bahwa Marietje telah jatuh miskin. Dalam surat-surat itu pula ia mengungkapkan rasa bersalah tentang kehidupan masa lalunya.
Marietje van Oordt alias Ellen Simpson meninggal pada 13 Maret 1974 pada usia 77 tahun. Dilansir dari Borobudurwriters.id, seorang temannya menulis bahwa ia dimakamkan di Kuala Lumpur dalam sebuah upacara sederhana dan cukup banyak temannya yang memberi penghormatan terakhir.