Ini Cara Cegah Virus Corona COVID-19 Bermutasi
Wiku mengatakan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat, untuk mencegah agar virus corona tidak menular dan tidak bermutasi.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 bermutasi adalah dengan memutus penularannya. Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19 mengatakan, virus secara alami selalu bermutasi ketika dia menular.
"Jadi sebenarnya kalau kita ingin mencegah virus ini supaya tidak bermutasi, maka jangan diberikan kesempatan untuk bisa menular dari manusia ke manusia," kata Wiku dalam dialog virtual dari Graha BNPB, Jakarta, ditulis Rabu (30/12/2020).
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan Indonesia merdeka? Hari ini, tepat 78 tahun yang lalu, Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah negara merdeka.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang meresmikan Langgar Merdeka? Langgar ini diresmikan Menteri Sosial pertama Indonesia yaitu Mulyadi Joyo Martono.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Wiku mengatakan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat, untuk mencegah agar virus corona tidak menular dan tidak bermutasi.
"Dengan cara memotong rantai penularan dengan 3M, virusnya kesulitan untuk melakukan mutasi. Sekarang terjadi mutasi karena mereka bisa menular," kata Wiku.
Wiku mengungkapkan bahwa secara umum, mutasi yang terjadi pada virus tidak selalu bermakna negatif. Ada juga perubahan yang membuatnya jadi semakin lemah.
Hanya saja, pada varian baru virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, mutasinya membuat penularannya menjadi lebih cepat 71 persen.
Zubairi Djoerban, Ketua Satgas COVID-19 IDI mengatakan, mengingat varian baru virus corona ini lebih mudah menular, maka dikhawatirkan jumlah pasien yang semakin banyak akan membebani layanan kesehatan.
"Karena jumlahnya menjadi jauh lebih besar dari sebelumnya, tentu signifikan untuk menjadi beban dari rumah sakit-rumah sakit rujukan, pengobatan, dan akhirnya nakes (tenaga kesehatan) juga," kata Zubairi.
Sumber: Liputan6.com
Reporter:Giovani Dio Prasasti