Ini Penyebab Terjadinya Sejumlah kematian Akibat Virus Corona
Prof. David H. Muljono, peneliti senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan ada banyak faktor yang memungkinkan seseorang bisa meninggal karena COVID-19.
Selama ini, peneliti menyebut virus corona COVID-19 tidak lebih mematikan dibanding SARS dan MERS. Walau begitu, virus ini juga telah menelan korban jiwa yang yang sedikit.
Terkait hal ini, Prof. David H. Muljono, peneliti senior dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman mengatakan ada banyak faktor yang memungkinkan seseorang bisa meninggal karena COVID-19.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pertempuran Wuhan berakhir? Pada 25 Oktober 1938, pasukan Jepang berhasil memasuki Wuhan setelah mengalahkan pertahanan Tiongkok.
-
Kapan Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Bagaimana mutasi virus Corona pada pria tersebut terjadi? Selama masa infeksi, dokter berulang kali mengambil sampel dari pria tersebut untuk menganalisis materi genetik virus corona. Mereka menemukan bahwa varian asli Omicron BA1 telah mengalami lebih dari 50 kali mutasi, termasuk beberapa yang memungkinkannya untuk menghindari sistem kekebalan tubuh manusia.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Tentang meninggal dan keberatan penyakit yang sembuh atau tidak itu memang betul, memang jelas imunitas mempengaruhi," kata David dalam sebuah seminar awam di LBM Eijkman.
Selain itu, David juga memaparkan beberapa faktor yang kemungkinan menjadi penyebab meninggal lainnya. Di antaranya seperti paparan virus serta usia.
"Tentang virulensi memang belum pernah ada tes virulensi, tetapi yang dilaporkan dalam New England Journal tadi, yang meninggal atau menjadi parah itu adalah mereka yang terlambat atau pun organ yang terkena lebih banyak. Jadi mungkin dia kondisinya turun atau eksposure-nya lebih banyak dan tidak sekali atau dua kali, itu kita tidak tahu," kata peneliti yang juga dokter spesialis penyakit dalam ini.
COVID-19 Harus Ditangani Bersama-Sama
Mengutip laman resmi World Health Organization (WHO), Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa wabah ini merupakan ujian untuk solidaritas politik, keuangan, dan ilmiah.
"Kita perlu bersatu untuk melawan musuh bersama yang tidak menghormati perbatasan, memastikan bahwa kita memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mengakhiri wabah ini dan membawa ilmu pengetahuan terbaik kita ke garis depan, untuk menemukan jawaban bersama untuk masalah bersama," kata Tedros.
Reporter: Giovani Dio Prasasti
Sumber: Liputan6.com