Mana yang berbahaya, Nikotin atau TAR?
Menurut penelitian dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia, ternyata TAR lebih membahayakan bagi kesehatan daripada nikotin.
Jakarta, 16 Januari 2018 - Jika mendengar istilah nikotin maka biasanya yang muncul dalam ingatan masyarakat adalah salah satu kandungan berbahaya yang terdapat dalam produk tembakau. Persepsi ini nyatanya masih cukup kuat melekat dalam benak masyarakat luas. Hal ini dikarenakan sebagian dari kita belum memahami betul mengenai apa sebenarnya nikotin itu sehingga dikatakan berbahaya.
“Masih banyak simpang siur dan kesalahpahaman di masyarakat tentang komponen atau senyawa berbahaya dari konsumsi produk tembakau,” ucap Dr. drg. Amaliya, MsSc., PhD, Tim peneliti dari Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Indonesia. “Masyarakat juga percaya bahwa zat yang paling berbahaya dari konsumsi produk tembakau adalah nikotin, padahal hal itu salah.”
-
Di mana para astronot ini melakukan penelitian tentang sakit kepala? Tim peneliti melakukan penelitian terhadap 24 astronot yang pergi ke Stasiun Antariksa Internasional (ISS) selama 26 minggu.
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Apa yang ditemukan dalam sebuah penelitian tentang bumbu dapur yang bisa mencegah mati muda? Sebuah penelitian baru menemukan sebuah fakta mengejutkan. Ada satu bumbu dapur yang bisa mencegah risiko mati muda.Dalam temuan penelitian baru tersebut menyatakan, menggunakan lebih sedikit garam dalam makanan manfaatnya luar biasa.
-
Di mana penelitian tentang hubungan antara teh dan sakit kepala dilakukan? Namun, hasil data yang dipublikasikan pada tahun sebelumnya dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan bahwa tidak terdapat indikasi keterkaitan antara konsumsi teh dan risiko migrain pada populasi di Eropa.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Siapa saja yang terlibat dalam penelitian tentang dampak merokok terhadap kesehatan remaja? Studi yang dipresentasikan dalam Kongres European Respiratory Society (ERS) di Wina, Austria, menunjukkan bahwa merokok sejak remaja meningkatkan risiko masalah pernapasan, seperti mengi dan produksi dahak, saat mencapai usia 20-an.
Hal ini menimbulkan kekeliruan persepsi dari pengertian nikotin itu sendiri. Padahal berdasarkan kajian ilmiah, komponen berbahaya yang memicu berbagai penyakit seperti jantung, kanker, dan paru-paru adalah senyawa hasil pembakaran yang disebut dengan TAR.
“Nikotin merupakan zat adiktif yang mengakibatkan kecanduan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi. Tidak hanya dalam produk tembakau, nikotin juga terkandung dalam sayuran, seperti kembang kol, kentang, terung, dan tomat. Meskipun, belum banyak yang mengetahuinya,” jelas Amaliya.
Lantas, sebenarnya apa perbedaan antara nikotin dan TAR? Mana yang sebenarnya berbahaya?
Merujuk pada penggolongan senyawa, nikotin adalah senyawa kimia organik kelompok alkaloid yang dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan, seperti suku terung-terungan (solanaceae), tembakau, dan tomat serta kafein. Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulan terhadap tubuh manusia. “Jika dikonsumsi secara terus-menerus dalam jangka panjang, nikotin akan menyebabkan efek kecanduan. Namun, tidak memicu berbagai penyakit yang biasa disebutkan pada kemasan rokok,” lanjut Amaliya.
Sedangkan, TAR adalah senyawa kimia dan kumpulan bahan kimia yang akan beredar dalam asap hasil pembakaran. TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran nyatanya jauh lebih berbahaya, termasuk yang dihasilkan dari pembakaran produk tembakau. Selain jadi pemicu penyakit kanker, penyakit jantung, atau penyakit paru-paru, adanya TAR juga mampu meningkatkan stres, membuat tubuh mudah lelah, menyebabkan dehidrasi, serta mengganggu kesuburan.
Selain rokok, TAR juga dihasilkan dari pembakaran batubara, minyak bumi, gambut, dan kayu.
Baca juga:
Baru saja berhenti merokok? Perbanyak konsumsi tomat
Hal berbahaya yang terjadi pada jantung saat kamu merokok
8 Cara paling sederhana nan efektif untuk berhenti merokok dengan segera
Vapor bikin remaja makin kecanduan karena mengandung nikotin
4 Jenis emosi yang bikin orang sulit hentikan kebiasaan merokok