Menurunkan Berat Badan Secara Drastis Bisa Lebih Berbahaya Dibanding Obesitas
Diet demi menurunkan berat badan secara berlebihan ternyata lebih mematikan dibanding obesitas. Dilansir dari Fatherly, disebut bahwa seseorang yang menurunkan berat badan secara drastis bisa mengalami dampak yang lebih membayakan dibanding dengan ketika mereka mereka kelebihan berat badan.
Selama ini obesitas dianggap sebagai salah satu hal yang tak menyehatkan dan bisa memperparah berbagai masalah kesehatan pada tubuhmu. Obesitas diketahui bisa meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke, diabetes tipe-2, serta kanker.
Namun, diet demi menurunkan berat badan secara berlebihan ternyata lebih mematikan dibanding obesitas. Dilansir dari Fatherly, disebut bahwa seseorang yang menurunkan berat badan secara drastis bisa mengalami dampak yang lebih membayakan dibanding dengan ketika mereka mereka kelebihan berat badan.
-
Bagaimana cara mengurangi asupan kalori dalam diet sehat? "Kurangi 500 kalori selama misalnya target turun berat badan 4 kg, jadi targetnya dalam satu minggu harus turun sekitar 1 kg, itu harus rutin melakukan olahraga rutin 3-5 kali per minggu dengan durasi 150 menit per minggu artinya setiap kali olahraga itu bisa 40-45 menit minimal," jelas Firlianita.
-
Bagaimana cara memilih diet yang aman dan sehat? Cara menentukan diet yang tepat kedua dengan pastikan untuk melakukannya yang sehat dan aman. Kebanyakan orang melakukan diet dengan langsung mengubah secara drastis pola makan sehari-hari. Hal ini tidak benar dilakukan. Sebaiknya lakukan diet dengan sehat dan aman. Jika diet dilakukan secara ekstrem, tubuh berisiko mengalami kekurangan nutrisi penting, membuat hormon tidak stabil, dan malah menimbulkan masalah baru bagi kesehatan.
-
Bagaimana cara memilih makanan yang tepat untuk diet sehat? Nggak hanya mengontrol asupan lemak di dalam tubuh, penting juga nih untuk tetap selektif memilih jenis makanan yang dikonsumsi. Ada beberapa alternatif makanan sehat bernutrisi yang bisa dicoba untuk mencegah timbunan lemak di perut. Misalnya saja makanan tinggi serat dan kaya karbohidrat kompleks seperti sayur, buah dan gandum. Selain itu, makanan tinggi protein seperti daging tanpa lemak, ikan dan kacang-kacangan. Terakhir, makanan dengan lemak sehat seperti alpukat, kedelai dan yogurt.
-
Mengapa penting untuk melakukan diet defisit kalori dengan cara yang sehat? Namun, diet defisit kalori bukanlah hal yang bisa dilakukan sembarangan. Jika tidak dilakukan dengan benar, diet ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan, seperti kekurangan gizi, lemas, pusing, atau bahkan gangguan metabolisme.
-
Bagaimana cara meningkatkan berat badan dengan menjaga asupan nutrisi? Anda bisa mencukupi kebutuhan kalori dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan protein, seperti kentang, telur, alpukat, selai kacang, dan susu.
-
Apa saja tips makan sehat untuk penderita diabetes? Tips makan sehat untuk penderita diabetes yang pertama adalah dengan memilih karbohidrat sehat. Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh, tetapi juga dapat mempengaruhi kadar gula darah. Pilihlah karbohidrat yang memiliki indeks glikemik rendah, yaitu jenis karbohidrat yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan tinggi. Contoh karbohidrat sehat adalah biji-bijian utuh, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan produk susu tanpa pemanis. Hindari karbohidrat olahan seperti roti putih, nasi putih, dan sereal instan.
Naik turunnya berat badan secara drastis ini biasa disebut sebagai weight-cycling. Hal ini biasanya dialami ketika terjadi perubahan besar dalam kebiasaan makan.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada jurnal Nature menjelaskan bahwa naik atau turunnya berat badan ini menimbulkan sejumlah perubahan pada tubuh. Hal ini bisa mempengaruhi tekanan darah, gula darah, kolesterol, serta mikrobioma.
Weight-cycling yang terjadi ini bisa berdampak karena terganggunya mikribioma. Pasalnya, perubahan berat badan yang dialami seseorang ini membuat mikroba di perut butuh waktu untuk menyesuaikan diri.
Sebagai contoh, bertambahnya berat badan memberi kesempatan pada mikroba yang mendukung pertumbuhan ini untuk berkembang. Namun ketika perubahan berat badan ini terjadi secara drastis, mikrobioma perut hanya dapat merespons perubahan secara perlahan.
"Jadi ketika tubuhmu memperoleh kembali berat yang hilang, bakteri perut bakal mengimbangi siklus yo-yo yang kamu alami. Bakteri yang mendukung bertambah berat badan ini terdapat di perut untuk mempercepat proses menambah berat badan sehingga pada akhirnya kamu berat bertambah dibanding sebelumnya," terang Julia Savacool dilansir dari Fatherly.
Efek yo-yo atau weight cycling ini juga bisa berdampak buruk pada kesehatan mental. Ketika seseorang gagal menurunkan berat badan walau sudah makan lebih sedikit, mereka memiliki risiko depresi lebih tinggi serta rasa percaya diri lebih rendah.
Dampak berbahaya lain dari diet ini adalah berupa pembentukan lemak berbahaya. Pola makan tak sehat meningkatkan lemak viskeral atau lemak perut yang berhubungan dengan produksi hormon penyebab penyakit jantung, diabetes, serta peradangan.
"Ketika berat badan naik dan turun terus-menerus, jumlah lemak viskeral ini semakin bertambah sehingga kamu berisiko mengalami masalah kesehatan lebih besar dibanding yang kamu alami ketika kamu tidak menurunkan berat badan," jelas Savacool.
(mdk/RWP)