Obesitas tingkatkan risiko mati akibat kanker prostat
Pria yang mengalami obesitas lebih rentan meninggal akibat kanker prostat.
Pria yang memiliki kelebihan berat badan berkemungkinan lebih besar untuk terkena kanker prostat dan meninggal akibat kanker prostat, ungkap penelitian terbaru.
"Jelas bahwa obesitas meningkatkan risiko pria meninggal akibat kanker prostat. Meski kami tak tahu apakah obesitas menyebabkan kanker prostat atau menyebabkan kanker prostat lebih sulit ditangani," ungkap Dr Andrew Rundle, profesor di Columbia University's Mailman School of Public health di new York City.
-
Apa ciri khas berat badan turun karena kanker? Salah satu ciri khas penurunan berat badan karena kanker adalah hilangnya nafsu makan. Penurunan berat badan yang tidak disengaja sering kali menjadi salah satu tanda awal kanker.
-
Bagaimana sel kanker menyebar? Penyebaran sel kanker atau metastasis adalah hal yang paling ditakutkan dari penyakit kanker. Sel kanker bisa menginvasi jaringan di sekitarnya, sewaktu-waktu dapat masuk ke aliran darah atau saluran limfe dan terbawa jauh ke jaringan atau organ tubuh lain.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Apa itu kanker pankreas? Kanker pankreas adalah jenis kanker yang berasal dari sel-sel yang ada di jaringan pankreas. Sel-sel kanker pankreas merupakan sel-sel yang mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol dan dapat menyebar ke organ dan jaringan lain di sekitarnya.
-
Kapan gejala kanker paru biasanya terasa? Paru kita itu tidak memiliki saraf perasa, tapi saraf perasa ada di lapisan dalam, sehingga kalau sudah kena sampai sana maka sudah stadium empat," kata Sita lagi.
-
Bagaimana makanan olahan bisa memicu kanker? Sejumlah penelitian mengungkap bahwa konsumsi daging olahan ini bisa menimbulkan kanker usus besar pada beberapa orang.
Rundle dan koleganya melakukan penelitian pada 6.692 pria di henry Ford HEalth System selama 14 tahun. Untuk menentukan apakah partisipan mengalami obesitas, peneliti menghitung BMI mereka, seperti dilansir oleh Vitals (23/04).
Setelah menghitung banyak variabel, termasuk sejarah keluarga yang pernah terkena kanker prostat dengan tingkat PSA pada darah, peneliti menemukan bahwa mengalami obesitas bisa menyebabkan seseorang berisiko 57 persen lebih tinggi terkena kanker prostat.
Helena Furberg, ilmuwan dari memorial Sloane-Kettering Cancer Center di New York City menjelaskan bahwa hasil penemuan Rundle ini signifikan karena saat ini peneliti tengah memperbincangkan kaitan antara obesitas dan kanker prostat.
Menurutnya penelitian di masa depan harus melihat apakah menurunkan berat badan bisa mengurangi risiko pria untuk terkena kanker prostat. Selain itu, penelitian di masa depan seharusnya juga mempertimbangkan besar prostat pria. Hal ini karena bisa jadi pemeriksaan menjadi tak akurat pada pria obesitas yang memiliki ukuran prostat lebih besar.