Paparan Polusi Udara dalam Jangka Panjang Bisa Tingkatkan Risiko Penyakit Pernapasan
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengungkapkan bahwa paparan polusi udara dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit saluran pernapasan manusia.
Meningkatnya polusi udara yang ada di sekitar kehidupan kita merupakan ancaman yang nyata bagi tubuh. Hal ini bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan termasuk pada saluran pernapasan.
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengungkapkan bahwa paparan polusi udara dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan risiko penyakit saluran pernapasan manusia.
-
Kenapa kesehatan lidah penting? Seiring dengan fungsinya yang kompleks, kesehatan lidah dapat mencerminkan kondisi keseluruhan dari kesehatan seseorang. Perubahan warna, tekstur, atau adanya gejala seperti luka, bintik, atau pembengkakan pada lidah bisa menjadi tanda awal masalah kesehatan yang lebih serius.
-
Apa yang dimaksud dengan fakta? Fakta adalah informasi objektif atau bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Fakta adalah sesuatu yang dapat diamati, diukur, dibuktikan, dan diverifikasi oleh berbagai pihak yang dapat melihat fenomena yang sama.
-
Bagaimana petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien? Petugas kesehatan dapat meningkatkan keselamatan pasien dengan menerapkan beberapa praktik aman dalam memberikan pelayanan.
-
Bagaimana kesurupan bisa dijelaskan dari sudut pandang kesehatan? Kesurupan adalah kondisi ketika seseorang kehilangan identitas pribadinya dan berperilaku seperti orang lain atau makhluk lain. Orang yang kesurupan biasanya tidak sadar akan apa yang ia lakukan dan tidak bisa mengendalikan dirinya.
-
Apa yang dimaksud dengan kalimat fakta? Kalimat fakta adalah jenis kalimat yang menyajikan informasi yang benar, dapat diverifikasi, dan tidak terbantahkan.
"Polusi udara itu sebagian besar memang di luar ruangan. Namun demikian juga seringkali terjadi di dalam ruangan, seperti memasak, emisi alat elektronik, hingga asap rokok," kata Agus dalam media briefing bertema "Polusi Udara dan Dampaknya Pada Kesehatan" beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Agus menjelaskan, terdapat dua penyebab polusi udara yakni polusi udara secara alami seperti letusan gunung berapi, kebakaran hutan, hingga sumber air panas.
Sedangkan polusi udara lainnya biasanya disebabkan oleh kegiatan manusia, misalnya di luar ruangan disebabkan oleh debu, emisi kendaraan berbahan bakar fosil, industri dan pembakaran sampah.
Selanjutnya, polusi udara di dalam ruangan biasanya disebabkan oleh kegiatan memasak menggunakan bahan bakar minyak, asap rokok di dalam rumah, hingga emisi yang ditimbulkan oleh sejumlah alat elektronik rumah tangga.
"Dampak polusi jangka pendek itu iritasi dan infeksi saluran pernapasan. Dalam jangka waktu lama kemudian menyebabkan seperti asma, kerusakan saraf dan kanker," ujar Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu.
Lebih lanjut Agus menyampaikan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2022 menyebutkan bahwa terdapat sebanyak tujuh juta kematian prematur setiap tahun di dunia yang disebabkan oleh polusi udara.
Adapun dari jumlah tersebut, kematian akibat peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi (Pneumonia) sebesar 21 persen, stroke sebanyak 20 persen, jantung koroner sebanyak 34 persen, penyakit paru kronis 19 persen, dan kanker paru tujuh persen.
Ia mengimbau agar masyarakat terus menerapkan pola hidup sehat agar terhindar dari dampak buruk polusi udara, misalnya dengan menjaga kebersihan di dalam rumah, penggunaan kendaraan yang minim emisi karbon seperti kendaraan listrik, dan menggunakan masker di lokasi yang tinggi polusi.
"Karena banyak yang hidup sehat tetapi akhirnya mengidap penyakit, ternyata disebabkan oleh polusi. Ini yang biasanya tidak disadari," katanya.
(mdk/RWP)