Paparan Polusi Udara pada Anak Bisa Menyebabkan Munculnya Bronkitis di Masa Mendatang
Penelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
Penelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
-
Apa dampak polusi udara bagi kesehatan anak? Dampak polusi udara bagi kesehatan anak yang pertama adalah terkena penyakit saluran pernapasan.
-
Apa saja dampak polusi udara bagi kesehatan anak? 'Ini tugas kita bersama karena kalau polusi tidak diatasi maka kesehatan paru-paru kita, terutama anak-anak itu akan memburuk. Terlebih paru-paru anak-anak kita itu masih dalam tubuh dan kembang makanya polusi ini akan berdampak cukup luas pada anak anak kita,'
-
Apa dampak polusi udara bagi paru-paru anak? Anak yang tinggal di area dengan tingkat polusi udara tinggi memiliki peningkatan risiko terhadap masalah perkembangan paru-paru. Dampak ini ditandai dengan paru-paru tidak mencapai kapasitas maksimalnya. Dampak ini bahkan mirip seperti yang dialami oleh anak-anak dengan orang tua perokok.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi anak? Perlu diketahui, paru-paru dan saluran pernapasan anak masih berkembang.
-
Mengapa bronkitis bisa terjadi pada anak? 'Anak-anak sangat rentan terhadap polusi udara yang dapat menyebabkan bronkitis,' kata Dr. Andi, seorang ahli pulmonologi.
-
Dimana saja polusi udara bisa mengancam anak? Tahukah orang tua, polusi udara tidak selalu berasal dari luar rumah.
Paparan Polusi Udara pada Anak Bisa Menyebabkan Munculnya Bronkitis di Masa Mendatang
Polusi udara telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan serius seperti stroke, penyakit jantung, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kanker paru-paru, pneumonia, dan katarak. Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa paparan polusi udara selama masa kanak-kanak juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan bronkitis di kemudian hari.
Dilansir dari Medical Daily, penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Keck School of Medicine of USC menemukan bahwa paparan polusi udara pada anak-anak terkait dengan masalah paru-paru selama masa kanak-kanak, yang pada gilirannya konsisten berhubungan dengan masalah pernapasan di masa dewasa. Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal American Journal of Respiratory and Clinical Care Medicine.
"Kami mengharapkan bahwa dampak yang dapat diamati pada kesehatan pernapasan anak-anak akan menjelaskan hubungan antara paparan polusi udara pada masa kanak-kanak dan kesehatan pernapasan di masa dewasa. Hasil kami menunjukkan bahwa paparan polusi udara pada masa kanak-kanak memiliki efek yang lebih halus pada sistem pernapasan kita yang masih berdampak pada kita di masa dewasa," kata penulis utama Erika Garcia.
Dampak Paparan Polusi Udara pada Anak-Anak
Anak-anak sangat rentan terhadap efek polusi udara karena sistem pernapasan dan kekebalan mereka masih dalam tahap perkembangan. Selain itu, anak-anak menghirup lebih banyak udara relatif terhadap berat badan mereka dibandingkan dengan orang dewasa.
Penelitian ini mencatat bahwa hubungan antara paparan polusi udara pada masa kanak-kanak dan gejala bronkitis pada orang dewasa tetap ada meskipun telah disesuaikan dengan gejala asma atau bronkitis yang terjadi lebih awal dalam kehidupan.
Studi ini melibatkan 1.308 peserta dari Children's Health Study. Pada usia rata-rata 32 tahun selama evaluasi dewasa mereka, para peneliti menanyakan tentang gejala bronkitis terbaru seperti bronkitis, batuk kronis, atau hidung tersumbat dengan dahak yang tidak terkait dengan flu. Sekitar 25 persen peserta melaporkan mengalami gejala ini dalam satu tahun terakhir.
Polusi Udara dan Bronkitis
Para peneliti menemukan bahwa gejala bronkitis berhubungan dengan paparan dua jenis polutan dari lahir hingga usia 17 tahun. Satu jenis adalah partikel halus yang berasal dari sumber seperti debu, serbuk sari, abu kebakaran hutan, emisi industri, dan asap kendaraan. Polutan lainnya adalah nitrogen dioksida, yang dihasilkan dari pembakaran kendaraan, pesawat, kapal, dan pembangkit listrik, serta diketahui merusak fungsi paru-paru.
Polusi udara terutama mempengaruhi anak-anak karena mereka masih dalam tahap perkembangan penting dari sistem pernapasan dan kekebalan tubuh mereka.
"Studi ini menyoroti pentingnya menurunkan polusi udara, terutama paparan selama periode kritis masa kanak-kanak. Karena ada batasan yang bisa kita lakukan sebagai individu untuk mengendalikan paparan kita, kebutuhan untuk melindungi anak-anak dari efek merugikan polusi udara lebih baik ditangani pada tingkat kebijakan," kata Garcia.
Penelitian ini memberikan bukti kuat bahwa paparan polusi udara selama masa kanak-kanak memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan pernapasan, meningkatkan risiko mengembangkan bronkitis di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pembuat kebijakan untuk bekerja sama dalam mengurangi tingkat polusi udara, khususnya di area yang banyak dihuni anak-anak. Upaya kolektif ini dapat meliputi pengurangan emisi dari kendaraan bermotor, industri, dan sumber-sumber polusi lainnya.
Selain itu, individu juga dapat mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan paparan polusi udara dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghindari aktivitas di luar ruangan saat kualitas udara buruk, menggunakan alat penyaring udara di rumah, dan mendukung kebijakan lingkungan yang lebih bersih.