Pencegahan Stunting Bisa Dilakukan Sejak 3 Bulan Sebelum Menikah
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo SpOG(K) mengungkapkan 'modal' anak-anak di Indonesia alami stunting di Indonesia tinggi. Hal tersebut pun tercermin dari bayi-bayi yang telah lahir, yang memiliki kriteria tinggi badan dan berat badan yang lebih rendah dari rata-rata yang ada.
Stunting merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang tak hanya menimbulkan dampak di masa kini namun juga di masa mendatang. Penting untuk menyikapi dan mengatasi masalah kesehatan ini sejak sedini mungkin.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo SpOG(K) mengungkapkan 'modal' anak-anak di Indonesia alami stunting di Indonesia tinggi. Hal tersebut pun tercermin dari bayi-bayi yang telah lahir, yang memiliki kriteria tinggi badan dan berat badan yang lebih rendah dari rata-rata yang ada.
-
Kenapa stunting berbahaya bagi anak? Melansir dari halodoc, para orang tua jangan menyepelekan stunting pada anak. Tahukah kalian, kondisi ini mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh anak. Mulai dari terjadi gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif hingga risiko peningkatkan penyakit kronis ketika anak beranjak dewasa.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Kenapa stunting bisa terjadi? Faktor penyebab stunting meliputi pola makan yang tidak sehat, kekurangan gizi, akses terbatas terhadap asupan makanan bergizi, serta infeksi kronis seperti diare dan penyakit pernafasan.
-
Kenapa Kemenkominfo gencar mengkampanyekan pencegahan stunting? Menurut Marroli, pola asuh yang baik kepada anak dapat dilakukan seperti dengan memberi kasih sayang. Ia menambahkan, pemerintah saat ini gencar mengkampanyekan pencegahan stunting guna menghadapi bonus demografi, yaitu masa di mana penduduk usia produktif akan lebih besar dibanding usia nonproduktif.
-
Bagaimana cara Genbestival Kota Semarang mendorong pelajar untuk melakukan aksi nyata cegah stunting? Selain disi dengan pertunjukkan seni, Genbestival Kota Semarang mendorong pelajar untuk melakukan aksi nyata cegah stunting, salah satunya dengan minum TTD bersama yang dilakukan secara simbolis. Sedangkan pengetahuan mereka diperkaya dengan informasi yang hadir dengan permainan cerdas cermat.
-
Bagaimana cara Kemenkes menekan angka stunting di Indonesia? 'Harus ada upaya yang inovatif, perlu memperkuat intervensi yang ada targetnya agar bisa sama-sama menurunkan angka stunting,' ujar Laila Mahmuda di acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Halluu World & Sensitif di Mall of Indonesia (MOI), Kamis (24/08).
Hasto menyebutkan, bayi yang lahir di Indonesia dengan panjang kurang dari 48 sentimeter ada sebanyak 22 persen. Sedangkan, bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kilogram ada 11 persen.
"Jadi modal untuk stunting itu sudah tinggi sekali, yang ibunya anemia saat hamil juga 48 persen," ujar Hasto dalam Launching Pendampingan 3 Bulan Pra Nikah Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Dari Hulu beberapa waktu lalu.
Menurut Hasto, stunting bisa dicegah mulai dari sebelum hamil, selama masa kehamilan, dan juga dari 1.000 hari kehidupan pertama anak. Sehingga dengan mencegah lewat ketiga fase tersebut, stunting dianggap bisa untuk ditangani dengan baik.
Stunting tidak hanya akan mempengaruhi tinggi dan berat badan anak. Melainkan juga mempengaruhi kemampuan intelektualitasnya, hal ini bakal mempengaruhi kualitas hidup anak tersebut di kemudian hari.
Dalam kesempatan tersebut, Hasto juga mengapresiasi Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah yang memiliki angka stunting terendah di Indonesia yakni dibawah 10 persen.
"Kami melihat Boyolali luar biasa, karena stuntingnya Boyolali ini termasuk yang terendah dibawah 10 persen. Sudah jauh dari cita-cita kita 24 persen, dan 14 persen di tahun 2024," kata Hasto.
Mempengaruhi Kualitas SDM
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga turut hadir. Budi mengungkapkan bahwa stunting menjadi salah satu ancaman dalam pembangunan karena dapat mempengaruhi kualitas SDM di Indonesia.
"Mengingat besarnya pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh stunting, sudah sewajarnya kita perlu melakukan pencegahan hingga ke hulu. Intervensi spesifik dapat dilakukan lebih awal sebelum 1.000 hari pertama kehidupan," kata Budi.
Intervensi spesifik tersebut, menurut Budi, dapat dilakukan dengan menyasar langsung calon pengantin. Calon pengantin tersebut diharuskan mendapatkan konseling kesehatan reproduksi dan pelayanan kesehatan oleh puskesmas.
Hal tersebut dinilai berfungsi untuk memastikan bahwa calon pengantin wanita memiliki kriteria layak hamil. Sehingga jika ditemukan permasalahan, bisa segera dilakukan tatalaksana sesuai dengan hasil pemeriksaan.
"Bilamana ditemukan masalah kesehatan, maka dilakukan tata laksana sesuai dengan hasil pemeriksaan termasuk dengan menunda kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi," ujar Budi.
Reporter: Diviya Agatha
Sumber: Liputan6.com