Pencegahan Stunting Bisa Dilakukan Sejak Anak Masih di Dalam Kandungan
Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan Zumrotin K. Susilo menyatakan bahwa triwulan pertama janin dalam kandungan adalah masa yang sangat strategis karena di saat itulah proses pembangunan organ penting seperti otak dan jantung terjadi.
Salah satu masalah kesehatan yang rentan dialami seorang anak adalah stunting. Hal ini merupakan sebuah hal yang rentan terjadi dan bisa dicegah sejak dini.
Kondisi stunting pada anak dapat dicegah sejak di dalam kandungan. Seperti disampaikan Ketua Yayasan Kesehatan Perempuan Zumrotin K. Susilo, triwulan pertama janin dalam kandungan adalah masa yang sangat strategis karena di saat itulah proses pembangunan organ penting seperti otak dan jantung terjadi.
-
Kenapa stunting berbahaya bagi anak? Melansir dari halodoc, para orang tua jangan menyepelekan stunting pada anak. Tahukah kalian, kondisi ini mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan tubuh anak. Mulai dari terjadi gangguan pertumbuhan, penurunan fungsi perkembangan saraf dan kognitif hingga risiko peningkatkan penyakit kronis ketika anak beranjak dewasa.
-
Kenapa stunting berpengaruh buruk untuk anak? Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kemampuan belajar mereka di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting melalui asupan makanan yang tepat menjadi sangat penting.
-
Bagaimana cara mencegah stunting pada anak? Untuk mencegah stunting, penting untuk memberikan asupan gizi yang seimbang kepada anak sejak dini, menyediakan akses ke layanan kesehatan yang baik, memberikan pendidikan serta pemahaman yang benar kepada orangtua tentang pentingnya perawatan anak, serta menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi pertumbuhan mereka.
-
Kapan stunting bisa terlihat pada anak? Gejala stunting pada anak-anak biasanya dapat terlihat saat mereka berusia 2 tahun, namun sering kali gejala ini tidak disadari atau disalahartikan sebagai perawakan pendek yang normal.
-
Apa ciri khas anak yang mengalami stunting? Dokter Hasto membeberkan ciri khas stunting adalah bertubuh pendek. Tetapi, kata dokter Hasto, pendek belum tentu stunting. Ciri yang lebih khas lagi, katanya, anak stunting tidak cerdas dan sering sakit-sakitan.
“Jadi untuk calon ibu jangan diikuti rasa nggak doyan makan karena mual. Paksakan makan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk janin yang dikandung agar kualitasnya bagus dan tidak terjadi stunting,” ujar Zumrotin beberapa waktu lalu.
Zumrotin pun mengatakan, penggunaan logika sangat dibutuhkan agar tidak kalah dengan nafsu makan yang rendah.
Menurutnya, calon ibu juga harus menjaga kesehatan sejak usia remaja. Dimulai dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga, dan tidak mengonsumsi rokok atau minuman keras.
Ibu hamil juga memerlukan pendekatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) yang baik dan tepat. Upaya promosi dan prevensi dalam layanan kesehatan khususnya kesehatan reproduksi bisa digali sejak usia remaja.
Berbagai upaya pencegahan stunting pada akhirnya akan menjadi kunci dalam membangun sumber daya manusia yang sehat.
Cegah Pernikahan Dini
Upaya yang tak kalah penting dalam mengurangi kasus stunting adalah dengan mencegah terjadinya pernikahan dini. Salah satu penyebab stunting adalah kesiapan seorang perempuan untuk hamil yang dilihat dari segi usia. Ibu yang terlalu muda memiliki risiko besar melahirkan anak dengan stunting.
“Maka hindarilah menikah di usia muda bahkan hamil di bawah usia 19 tahun. Idealnya hamil itu di usia 25 tahun, 23 tahun masih oke lah. Ketika semua alat reproduksi sudah matang maka Anda sudah siap ditempeli janin di rahim,” terangnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan untuk kesehatan ibu dan bayi adalah air bersih dan sanitasi yang bagus.
"Sanitasi yang tidak baik akan menyebabkan stunting akibat air kotor yang dikonsumsi ibu hamil," tandasnya.
Reporter: Ade Nasihudin Al Ansori
Sumber: Liputan6.com