Perketat Prokes, Potensi Gelombang 3 Di Indonesia Sangat Besar
Meski angka kasus positif Covid-19 terus melandai, namun potensi terjadinya gelombang 3 di akhir tahun masih sangat tinggi potensinya. Oleh karenanya, perketat protokol kesehatan jelang nataru dan selalu jaga imun tubuh agar tak gampang terpapar virus.
Meski jumlah kasus positif harian di Indonesia menurun di bulan November, namun jangan kendor dalam penerapan protokol kesehatan. Hal ini dikarenakan potensi gelombang 3 di Indonesia masih sangat besar.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, menilai potensi gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Tanah Air sangat besar. Penilaian tersebut berdasarkan empat hal.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
Pertama, relaksasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terlalu terburu-buru. Ini mengakibatkan mobilitas masyarakat meningkat signifikan.
Kedua, varian baru Covid-19. Hingga saat ini, Indonesia memang belum mendeteksi adanya varian Delta Plus atau AY.4.2. Namun, varian tersebut sudah terdeteksi di Singapura.
"Ketiga, surveilans kita kurang baik atau kurang bisa menangkap kasus yang sesungguhnya. Jadi kasus yang sesungguhnya mungkin dilaporkan dua hari lalu 270, sebenarnya lebih dari itu karena semua semua kabupaten dan kota mau level satu," jelasnya dalam diskusi virtual, Rabu (17/11).
Keempat, Natal 2021 dan Tahun Baru 2022. Menurut Tri, kerumunan yang terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru tidak bisa dibendung sehingga sangat berisiko untuk terjadinya transmisi Covid-19.
Tri memprediksi, gelombang ketiga pandemi Covid-19 di Indonesia terjadi pada Januari 2022. Peningkatan kasus positif Covid-19 pada puncak gelombang ketiga ini tidak akan lebih dari 18.000 per hari.
"Mungkin kalau cakupan vaksinasi (dosis lengkap) mencapai 50 persen atau kurang dari 50 persen sedikit, mungkin gelombang ketiga akan kurang dari 5.000 (kasus positif Covid-19 per hari)," tutupnya.
Oleh karena itu, menjelang akhir tahun dan momen nataru, sebaiknya Anda beserta keluarga tetap menjaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, hindari kerumunan, dan mengurangi aktivitas di luar rumah jika memang tidak perlu.
(mdk/dzm)