PPOK Bisa Alami Perburukan, Ini Dampak yang Mungkin Dialami Seseorang
Dokter dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Triya Damayanti, Ph.D, Sp.P(K) mengatakan kondisi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki potensi untuk dapat berubah menjadi perburukan gejala atau eksaserbasi.
Sejumlah masalah kesehatan bisa menyebabkan dampak yang permanen pada tubuh. Dampak ini mungkin muncul pada tubuh kendati penyakit ini sudah tidak lagi tampak.
Dokter dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Triya Damayanti, Ph.D, Sp.P(K) mengatakan kondisi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) memiliki potensi untuk dapat berubah menjadi perburukan gejala atau eksaserbasi.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan paru? Untuk mencegah penyakit paru serta masalah pernapasan, menjaga kesehatan paru sangatlah penting. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk merawat kesehatan paru-paru:Hindari paparan asap rokok atau berhenti merokok;Olahraga secara teratur;Konsumsi makanan bergizi;Cukupi kebutuhan cairan;Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala;Ikuti program vaksinasi, terutama untuk penyakit menular yang berhubungan dengan pernapasan;Gunakan masker untuk melindungi diri dari polusi udara;Perbaiki kualitas udara di dalam ruangan;Latih teknik pernapasan yang baik;Rutin melakukan skrining untuk kanker paru.
-
Bagaimana cara menjaga kesehatan paru-paru? Berikut adalah 10 langkah yang dapat diambil untuk merawat kesehatan paru-paru, seperti yang dikutip dari laman American Lung Association (ALA). 1. Berhenti Merokok dan Hindari Paparan Asap Rokok Menghentikan kebiasaan merokok adalah cara tercepat untuk memperbaiki kesehatan paru-paru.
-
Kenapa menjaga kesehatan paru penting? Paru-paru merupakan salah satu organ utama dalam tubuh manusia dan berperan penting dalam proses pernapasan. Organ ini bertugas untuk menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, sehingga organ-organ lain dapat berfungsi dengan baik.
-
Bagaimana cara mencegah penularan sakit tipes? Cara mengatasi sakit tipes yang bisa dilakukan adalah selalu menerapkan pola hidup sehat. Berikut beberapa cara mengatasi sakit tipes yang disarankan oleh dokter, antara lain: Mencuci tangan secara rutin dengan air yang mengalir
-
Apa yang dapat meningkatkan kesehatan paru-paru dan jantung? Dengan berolahraga rutin, tubuh menjadi lebih sehat dan bugar. Olahraga yang rutin dapat meningkatkan kesehatan paru-paru dan jantung, menjaga sistem kekebalan tubuh, mengurangi tingkat stres, serta mengurangi risiko gangguan mental.
-
Bagaimana cara untuk menjaga kesehatan jantung dan paru-paru? Dengan menghindari merokok, seseorang meningkatkan peluang untuk memiliki fungsi paru-paru yang lebih baik, kesehatan jantung yang lebih baik, dan mengurangi risiko kematian dini.
"Gejalanya bisa semakin memburuk atau progresif secara perlahan. Ada suatu masa ketika pasien PPOK menjadi eksaserbasi, jadi kayak seperti serangan, penambahan gejala dari yang biasanya," kata Triya beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
Pada kondisi eksaserbasi, imbuh dia, maka penderita akan mengalami sesak napas yang meningkat, produksi dahak yang meningkat, serta laju napas dan nadi menjadi lebih cepat.
Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UI Prof. dr. Wiwien Heru Wiyono, PhD, Sp.P(K) mengatakan bahwa kondisi eksaserbasi mempercepat penurunan fungsi paru. Hal ini menjadi ciri utama perburukan PPOK.
Eksaserbasi PPOK juga dapat mengakibatkan berkurangnya aktivitas fisik, kualitas hidup yang lebih buruk, serta peningkatan risiko kematian pada kasus yang lebih berat.
"Setiap kali eksaserbasi PPOK terjadi, mungkin meninggalkan kerusakan paru permanen dan ireversibel sehingga lebih sulit bagi pasien untuk bernapas dan meningkatkan perkembangan gejala yang lebih buruk ke depannya," kata Wiwien.
Senada dengan Wiwien, Triya menambahkan eksaserbasi PPOK menyebabkan fungsi paru yang tidak lagi sama seperti kondisi normal. Mengingat bahaya yang ditimbulkan, maka salah satu tujuan dokter spesialis paru mengobati PPOK yaitu menghindari jangan sampai penderita mengalami eksaserbasi.
Cara Cegah Perburukan PPOK
Untuk mencegah perburukan dan eksaserbasi serta mencapai hasil pengobatan PPOK sesuai yang diharapkan, kata Triya, maka diperlukan kesadaran bersama untuk memahami sifat dan perjalanan PPOK, juga untuk mengawali pengobatan PPOK yang tepat lebih dini.
"Ketika seorang pasien datang, kemudian kita (dokter) diagnosis, kita berikan obat yang sesuai phenotype-nya. Jadi, sifat-sifat yang paling menonjol, dominan dari si pasien. Karena pasien PPOK A dan pasien PPOK B mungkin berbeda-beda karakteristiknya," kata Triya.
Wiwien juga menekankan pentingnya dokter spesialis paru untuk mendiagnosis PPOK berdasarkan phenotype masing-masing pasien sehingga tepat sasaran dalam memberikan pengobatan. Diharapkan upaya ini dapat menekan angka kematian pada PPOK.
Menurut Wiwien, pemberian terapi oksigen menjadi langkah pertolongan pertama yang harus dilakukan pada eksaserbasi PPOK saat penderita mengeluhkan sesak napas.
Pasien juga akan diberikan obat pelega atau bronkodilator dalam bentuk nebulizer. Di samping itu, pemberian obat antiradang juga dimungkinkan di samping obat pelega.
"Kita lihat responsnya. Kalau dia membaik, maka mungkin kita pulangkan pasiennya. Tapi kalau tidak membaik, kita perlu rawat. Bahkan yang berat kita mesti rawat di ICU," tandas Wiwien.
(mdk/RWP)