Rentannya Anak Terpapar Covid-19 Varian Delta, Waspadai Gejalanya
Demam dan batuk tampaknya sangat umum terjadi pada anak-anak yang terpapar Covid-19 varian Delta. Selain itu, ada beberapa gejala spesifik lain yang harus Anda ketahui.
Belum diperbolehkannya anak-anak di bawah usia 12 tahun untuk mendapat suntikan vaksinasi Covid-19 membuat mereka rentan terpapar Covid-19 varian Delta.
Tren kenaikan kasus anak-anak terpapar Covid-19 juga terekam di Amerika Serikat. Kasus baru pada anak-anak naik 85 persen dalam beberapa minggu terakhir.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan Malaysia merdeka? Negara monarki konstitusional ini baru memperoleh kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957.
-
Kapan Singapura merdeka? Singapore Independence Day was on the 9th of August 1965.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
Gejala yang dialami anak-anak ketika terpapar Covid-19 juga terlihat sama dengan yang dialami orang tua. Dilansir Huffpost, para dokter melihat untuk saat ini, gejala utamanya terlihat hampir sama seperti sebelumnya, seperti demam, batuk, hidung mampet, masalah pencernaan, dan kehilangan rasa atau penciuman. Di antara mereka, demam dan batuk tampaknya sangat umum terjadi pada anak-anak. Tapi itu bukan satu-satunya gejala yang mungkin akan muncul.
Paparan Covid-19 Varian Delta Sebagian Tidak Bergejala
Kasus positif Covid-19 varian Delta pada anak-anak juga bisa tanpa gejala. Diperkirakan, sekitar 16 persen dan 40 persen anak-anak yang terinfeksi COVID-19 tidak menunjukkan gejala. Perkiraan tersebut berasal dari penelitian yang dilakukan sebelum Delta menjadi strain yang dominan di Amerika.
Jadi untuk saat ini, para ahli mengatakan orangtua dan pengasuh harus benar-benar mewaspadai gejala yang bisa dialami anak-anak.
“Kami belum melihat adanya perubahan dalam presentasi klinis dengan varian delta. Tetapi kami telah melihat peningkatan jumlah kasus dan peningkatan persen positif dari tes, yang mencerminkan peningkatan penularan masyarakat,” kata Dr. Anupama Kalaskar, Direktur Medis Penyakit Menular di Children's Minnesota.
Meskipun gejala utama tampaknya cukup stabil pada saat ini, varian Delta menyebabkan peningkatan yang nyata untuk pandemi diantara anak-anak, baik kasus baru maupun rawat inap. Anak-anak sekarang mewakili sekitar 15 persen dari semua infeksi baru COVID-19 di AS.
“Hanya beberapa minggu yang lalu, kami tidak melihat anak-anak di rumah sakit. Sekarang, setiap hari, saya memiliki satu atau dua,” kata Dr. James Schneider, Kepala perawatan kritis pediatrik di Cohen Children's Medical Center di New Hyde Park, New York.
Di daerah lain yang masih dalam wilayah AS, peningkatannya lebih jelas. Sampai-sampai rumah sakit yang didedikasikan untuk pasien COVID-19 di seluruh AS telah memperingatkan kalau mereka telah kehabisan tempat tidur untuk pasien anak.
Peningkatan rawat inap tampaknya mencerminkan fakta bahwa Delta lebih menular, serta bahwa anak-anak lebih rentan karena mereka belum memenuhi syarat untuk vaksinasi.
“Sepertinya itu (varian Delta) tidak menyebabkan anak-anak menjadi lebih sakit; itu hanya menyebabkan lebih banyak anak jatuh sakit. Kurang lebih itu adalah skenario saat ini,” kata Schneider.
Ia juga seperti para dokter lainnya yang mencatat bahwa mereka masih mempelajari semua ini secara real time.
Para ahli juga menunjukkan bahwa anak-anak sekarang lebih banyak terpapar dunia luar daripada selama lonjakan virus Corona sebelumnya. Ini mungkin menjadi alasan lain mengapa mereka mengalami lebih banyak infeksi.
“Anak-anak yang lebih kecil lebih terlindungi dari infeksi gelombang COVID-19 sebelumnya. Penutupan sekolah, penghentian kegiatan ekstrakurikuler, penggunaan masker, menjaga jarak, semua ini membuat anak-anak dan orang dewasa tetap aman. Sekarang semuanya lebih terbuka, anak-anak kecil dan orang dewasa yang tidak divaksinasi turut berisiko,” kata Dr. Audrey John, kepala penyakit menular di Children's Hospital Philadelphia.
Dengan temuan di beberapa wilayah di Ameriks Serikat di atas, sebaiknya Anda yang memiliki buah hati di bawah 12 tahun harus tetap berhati-hati. Kurangi aktivitas anak-anak di luar rumah jika tidak mendesak. Selain itu, tetap terapkan protokol kesehatan ketat di setiap aktivitas.
Sumber: Liputan6.com
Reporter:Fitri Syarifah