Tes napas bisa deteksi kanker payudara dalam waktu 10 menit
Kini kanker payudara bisa dideteksi hanya dengan melakukan tes napas selama kurang dari 10 menit!
Sekarang tak perlu melakukan mammogram atau rontgen sinar X untuk menemukan kanker payudara. Peneliti menemukan cara terbaru yaitu melalui tes napas. Dalam waktu sepuluh menit saja, tes napas ini bisa mendeteksi kanker payudara. Hasilnya pun sama akuratnya dengan sinar X atau mammogram.
Penemuan baru ini tentu menguntungkan pasien karena mereka tak perlu terlalu sering melakukan mammogram yang tak nyaman. Peneliti juga berharap cara yang lebih mudah dan cepat ini bisa memberikan dorongan bagi lebih banyak wanita untuk melakukan pemeriksaan demi mencegah kanker payudara.
Cara yang lebih sederhana namun sama efektifnya ini juga membuat wanita bisa menghindari radiasi yang tidak diperlukan selama memeriksakan diri. Seringkali wanita harus mengalami efek samping akibat radiasi yang mereka dapatkan saat pemeriksaan kanker.
Alat yang dinamakan BreathLink ini dikembangkan oleh firma di Amerika Serikat dan sudah mulai dipasarkan di Eropa. Ketika menggunakannya, wanita hanya perlu bernapas selama dua menit pada alat tersebut. Setelahnya, napas wanita yang masuk ke mesin akan dianalisis berdasarkan tingkat zat kimia yang ada di dalamnya.
Hasilnya kemudian akan disambungkan ke komputer untuk menentukan apakah pola zat kimia tersebut merupakan tanda dari kanker payudara, seperti dilansir oleh Daily Mail (07/02). Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE ini menunjukkan hasil yang sama akuratnya dengan mammogram.
"Kami mengetahui bahwa jika Anda mendapatkan hasil negatif dalam tes kanker payudara, kemungkinan 99,9 persen Anda tak memiliki kanker. Itu adalah kunci karena kebanyakan wanita yang memeriksakan diri tak memiliki kanker. Dengan begitu mereka tak perlu melakukan mammogram," ungkap Michael Phillips, profesor dari New York Medical College.
Jika wanita mendapatkan hasil positif dalam tes napas, baru mereka melakukan tes mammogram untuk mengetahui lebih lanjut. Meski begitu, peneliti menjelaskan bahwa masih dibutuhkan banyak penelitian untuk membuat alat ini sebagai satu-satunya cara untuk mendeteksi kanker payudara.
Peneliti optimis bahwa di tahun-tahun mendatang, tes napas ini akan menjadi tes yang global dan disarankan. Nantinya tes napas ini akan menjadi semudah tes darah atau tes urine untuk mendeteksi penyakit.
Baca juga:
Ini keajaiban vitamin D pada penyakit kanker payudara
Konsumsi 5 makanan ini untuk meningkatkan kesehatan payudara!
Tak hanya wanita, pria pun juga mempunyai risiko terkena kanker
Implan bubuk kari diklaim mampu kecilkan tumor payudara
Awas, merokok 100 batang tingkatkan risiko kanker payudara
3 Kebiasaan mudah untuk turunkan risiko kanker payudara
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker, antara lain: Mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, menghindari rokok dan minuman beralkohol, melakukan deteksi dini, melakukan vaksinasi, dan mengurangi paparan sinar matahari.
-
Bagaimana cara mencegah kanker usus? Cara mencegah kanker usus adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan melakukan pemeriksaan usus secara berkala. Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk mencegah kanker usus: Perbanyak konsumsi sayur, buah, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Makanan-makanan ini kaya akan serat, vitamin, mineral, dan antioksidan yang bisa membantu melindungi usus dari kerusakan sel dan peradangan. Serat juga bisa membantu membersihkan usus dari sisa makanan yang bisa menjadi sumber toksin.Batasi konsumsi daging merah, daging olahan, dan makanan yang dibakar. Makanan-makanan ini mengandung zat karsinogenik, yaitu zat yang bisa merusak DNA sel dan menyebabkan kanker. Daging merah juga bisa meningkatkan kadar zat besi dalam tubuh, yang bisa merangsang pertumbuhan sel kanker. Berhenti merokok dan batasi konsumsi alkohol. Rokok dan alkohol juga mengandung zat karsinogenik yang bisa meningkatkan risiko kanker usus. Alkohol juga bisa mengganggu penyerapan folat, yaitu vitamin yang penting untuk menjaga kesehatan sel.Berolahraga secara rutin. Olahraga bisa membantu menjaga berat badan ideal, meningkatkan metabolisme, dan mengurangi peradangan di usus. Olahraga juga bisa merangsang gerakan usus, sehingga mencegah penumpukan sisa makanan di usus. Jalani skrining kanker usus secara berkala. Skrining kanker usus adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya polip atau tumor di usus besar.Polip adalah benjolan yang bisa menjadi kanker jika tidak diangkat. Skrining kanker usus bisa dilakukan dengan kolonoskopi, sigmoidoskopi, tes darah samar, atau tes DNA tinja.
-
Bagaimana cara mencegah kanker pankreas? Perlu diketahui, kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang memiliki tingkat kematian yang tinggi. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah risiko terkena kanker pankreas, yaitu sebagai berikut:• Makan makanan yang mengandung serat dan antioksidan. Serat dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan, mengurangi peradangan, dan memperlambat pertumbuhan sel kanker. Antioksidan, seperti vitamin C dan E, dapat melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel pankreas.• Hindari makanan tinggi kolesterol. Kolesterol yang tinggi dalam tubuh dapat meningkatkan risiko terkena kanker pankreas. Makanan yang tinggi kolesterol biasanya adalah makanan berlemak, seperti makanan cepat saji, makanan olahan, serta makanan berminyak. • Mengurangi atau berhenti minuman beralkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan sel-sel pankreas dan meningkatkan risiko terkena kanker. • Menghindari kebiasaan merokok. Merokok diketahui merupakan salah satu penyebab utama kanker pankreas. Oleh karena itu, berhenti merokok sangat penting dalam mencegah kanker pankreas.• Olahraga Olahraga secara teratur dapat membantu menjaga berat badan ideal, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
-
Kapan Hari Kanker Pankreas Sedunia mulai diperingati? Hari Kanker Pankreas Sedunia digagas agar masyarakat dapat berkumpul dan membantu menyebarkan informasi tentang kanker pankreas.
-
Apa saja cara mengatasi kanker pankreas? Cara mengatasi kanker pankreas disesuaikan dengan stadium, bagian pankreas yang terinfeksi kanker, serta kondisi kesehatan penderita. Adapun tujuan pengobatan ini untuk menyingkirkan sel kanker agar tidak menyebar ke organ tubuh lainnya. Berikut sejumlah cara mengatasi kanker pankreas, antara lain: Radioterapi Cara mengatasi kanker pankreas yang pertama adalah radioterapi. Cara ini dilakukan untuk menghancurkan sel kanker dengan menggunakan sinar-X atau proton. Jenis terapi ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah tindakan bedah.Radioterapi bisa dikombinasikan dengan kemoterapi. Umumnya, gabungan pengobatan ini diakukan sebelum tindakan bedah untuk mengecilkan ukuran sel kanker sehingga lebih mudah diangkat. Operasi Cara ini dilakukan pada kanker pankreas yang belum menyebar ke organ tubuh lain. Beberapa jenis operasi yang biasanya dilakukan, yaitu prosedur bedah Whipple, pankreatektomi distal, dan pankreatektomi total. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua kanker pankreas bisa diatasi dengan tindakan opersi. Misalnya saja pada kanker yang sudah menyebar ke pembuluh darah besar. Sebab, risiko terjadinya komplikasi akibat tindakan operasi justru akan lebih besar pada kondisi tersebut. Kemoterapi Cara mengatasi kanker pankreas selanjutnya adalah kemoterapi. Cara ini dilakukan dengan memberikan obat khusus untuk membunuh sel kanker. Pemberian obat bisa tunggal atau kombinasi, bisa berupa obat oral, infus, atau suntik.Kemoterapi bisa dilakukan pada kanker pankreas stadium awal atau lanjut untuk mengecilkan ukuran atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker.
-
Apa yang dilakukan orang Mesir Kuno untuk mengatasi penyakit kanker? Dalam studi yang diterbitkan di jurnal Frontiers in Medicine, Camarós dan timnya memeriksa sebuah tengkorak berusia lebih dari 4.000 tahun dari Kerajaan Lama Mesir secara mikroskopis. Tengkorak tersebut, milik seorang pria berusia tiga puluhan, menunjukkan tanda-tanda kanker nasofaring (sejenis kanker kepala dan leher), yang sudah diketahui oleh para peneliti. Namun, mereka terkejut menemukan bekas sayatan, kemungkinan dibuat dengan instrumen logam, di sekitar tiga dari banyak tumor sekunder pada tengkorak tersebut. Camarós percaya ini mungkin merupakan upaya tertua yang diketahui untuk mengobati kanker, atau mungkin autopsi pasca kematian untuk memahami penyakit tersebut lebih baik.