Ketahui 2 Jenis Kanker Paru Berdasar Tipe Sel yang Terlibat
Penyakit kanker paru memiliki dua jenis utama yang bisa dibedakan dari selnya.
Kanker paru adalah salah satu penyebab utama kematian di dunia. Salah satu faktor risiko utama dari penyakit ini adalah kebiasaan merokok, meskipun ada juga faktor risiko lain seperti kerentanan genetik, polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis (TB).
Menurut dokter spesialis bedah toraks kardiovaskular RS Siloam MRCCC Semanggi, Hariadi Hadibrata, ada dua jenis utama kanker paru yang dapat dibedakan berdasarkan tipe sel yang terlibat, yaitu Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC) dan Small Cell Lung Cancer (SCLC).
-
Apa itu kanker paru-paru? Kanker paru-paru adalah kanker yang terbentuk di dalam paru-paru, organ yang berfungsi untuk menukar oksigen dan karbondioksida saat bernapas. Kanker paru-paru dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu kanker paru-paru non-sel kecil dan kanker paru-paru sel kecil.
-
Apa penyebab utama kanker paru? Sita menerangkan bahwa sekitar 85 persen penyebab kanker paru itu karena rokok. 'Perokok aktif itu 14 kali lipat berisiko terkena kanker paru dibandingkan dengan yang tidak merokok sama sekali,' kata Sita.
-
Bagaimana cara mendeteksi kanker paru? Deteksi dini terbagi menjadi dua: skrining dan diagnosis dini. Skrining adalah tindakan melakukan tes pada populasi sehat yang belum ada gejala. Disarankan mereka yang berusia 45 tahun, perokok aktif atau bekas perokok aktif 10 tahun lalu, punya riwayat pekerjaan terkait bahan kimia, silika dan pertambangan untuk melakukan skrining. Sementara itu, deteksi dini adalah ketika orang mempunyai gejala dan dilakukan pemeriksaan lanjutan. Salah satunya dengan pemeriksaan CT Scan dosis radiasi rendah.
-
Bagaimana cara mencegah kanker paru-paru? Kanker paru-paru dapat menyerang siapa saja, baik perokok maupun bukan perokok. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kanker paru-paru sejak dini, yaitu: Tidak merokok atau berhenti merokok. Merokok adalah penyebab utama kanker paru-paru, karena rokok mengandung ribuan bahan kimia berbahaya yang dapat merusak sel-sel paru-paru.
-
Siapa yang berisiko terkena kanker paru? 'Perokok aktif itu 14 kali lipat berisiko terkena kanker paru dibandingkan dengan yang tidak merokok sama sekali,' kata Sita. Sementara itu, perokok pasif juga rentan terkena kanker paru, kata Sita.
-
Apa saja penyebab infeksi paru-paru? Faktor yang Menyebabkan Infeksi Paru-Paru 1. BakteriMikroorganisme yang dikenal sebagai bakteri sering kali menjadi penyebab utama infeksi pada paru-paru. Jika dibandingkan dengan patogen lain, infeksi paru-paru yang diakibatkan oleh bakteri biasanya berlangsung lebih lama dan memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi. Tindakan medis yang cepat dan tepat dapat secara signifikan mengurangi infeksi bakteri dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin muncul. Beberapa jenis bakteri yang umum ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru antara lain Streptococcus pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, Bordetella pertussis, dan Mycobacterium tuberculosis. Penting untuk dipahami bahwa setiap jenis bakteri mungkin memerlukan metode pengobatan yang berbeda, sehingga diagnosis yang tepat sangat penting untuk penanganan yang berhasil.2. VirusBerbagai jenis virus memiliki kemampuan untuk menyerang sistem pernapasan dan jaringan paru-paru, yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru. Patogen virus yang sering kali ditemukan sebagai penyebab infeksi paru-paru meliputi virus influenza, coronavirus (termasuk SARS-CoV-2 yang memicu COVID-19), enterovirus, dan respiratory syncytial virus (RSV). Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh virus biasanya menunjukkan karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan infeksi bakteri, baik dari segi gejala, durasi, maupun cara penanganannya. Contohnya, antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, sehingga penanganan lebih difokuskan pada perawatan suportif dan, dalam beberapa kasus, penggunaan obat antiviral tertentu.3. JamurInfeksi jamur dapat mempengaruhi sistem pernapasan, termasuk paru-paru, meskipun kejadian ini relatif jarang dibandingkan dengan infeksi bakteri atau virus. Beberapa jenis jamur, seperti Aspergillus, Cryptococcus, Pneumocystis jirovecii (dulu dikenal sebagai Pneumocystis carinii), dan Histoplasma capsulatum, dapat menginfeksi jaringan paru-paru. Infeksi jamur pada paru-paru umumnya lebih sering terjadi pada individu dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti penderita HIV dan AIDS, pasien kanker, atau mereka yang sedang menjalani terapi imunosupresif.
Non-Small Cell Lung Cancer dan Small Cell Lung Cancer
Non-Small Cell Lung Cancer (NSCLC)
NSCLC adalah jenis kanker paru yang paling umum, mencakup sekitar 85 persen dari semua kasus kanker paru. NSCLC sendiri terbagi menjadi tiga subjenis utama:
Karsinoma Sel Skuamosa (Squamous Cell Carcinoma): Jenis ini berkembang di bronkus besar dan sering dikaitkan dengan kebiasaan merokok.
Adenokarsinoma (Adenocarcinoma): Adenokarsinoma adalah jenis NSCLC yang paling umum pada perokok dan non-perokok. Biasanya, jenis ini berkembang di jaringan yang menghasilkan lendir di dalam paru-paru.
Karsinoma Sel Besar (Large Cell Carcinoma): Jenis ini lebih jarang ditemukan. Sel-sel kankernya biasanya berukuran lebih besar dan memiliki bentuk yang tidak lazim.
Small Cell Lung Cancer (SCLC)
Small Cell Lung Cancer atau SCLC adalah jenis kanker paru yang lebih agresif dan tumbuh dengan cepat. SCLC mencakup sekitar 15 persen dari semua kasus kanker paru. Jenis kanker ini sering dikaitkan dengan riwayat perokok jangka panjang.
Faktor Risiko dan Pencegahan
Selain merokok, beberapa faktor risiko lainnya dapat mempengaruhi seseorang terkena kanker paru, termasuk kerentanan genetik, polusi udara, paparan zat kimia dan radioaktif, serta riwayat tuberkulosis (TB).
Di Indonesia, angka kematian akibat kanker paru cukup tinggi, terutama pada pasien laki-laki. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi tentang bahaya merokok dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala.
“Penting melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, apalagi jika sudah memiliki faktor risiko seperti kebiasaan merokok dan berusia di atas 50 tahun,” jelas Hadibrata.
Skrining Kanker Paru
Skrining adalah tahapan awal untuk mendeteksi penyakit sebelum gejalanya berkembang lebih jauh. Untuk kanker paru, skrining biasanya direkomendasikan untuk beberapa kelompok:
Perokok atau Mantan Perokok: Skrining kanker paru dengan CT scan dianjurkan untuk orang yang pernah atau masih merokok di atas usia 50 tahun. Skrining rutin dengan CT scan dapat membantu menemukan sel kanker pada tahap awal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker.
Riwayat Keluarga dengan Kanker Paru: Jika ada riwayat keluarga dekat yang mengidap kanker paru, skrining perlu dilakukan, terutama jika mereka didiagnosis pada usia muda.
Biopsi untuk Diagnosis Kanker Paru
Menurut dr. Hadibrata, diagnosis kanker sangat penting untuk menentukan jenis kanker, stadium penyakit, dan pilihan pengobatan yang tepat.
"Biopsi adalah prosedur diagnostik yang umum digunakan untuk mengonfirmasi keberadaan kanker. Biopsi melibatkan pengambilan sampel jaringan yang dicurigai kanker dan pemeriksaan mikroskopis sampel tersebut di laboratorium," papar Hadibrata.
Alasan Pentingnya Biopsi
Konfirmasi Diagnosis: Biopsi memungkinkan dokter untuk memastikan apakah sel-sel yang ditemukan adalah sel-sel kanker dengan melihat karakteristik khusus di bawah mikroskop. Evaluasi mikroskopis jaringan dapat menentukan jenis kanker yang spesifik, yang pada gilirannya memengaruhi perencanaan pengobatan.
Menentukan Tipe dan Karakteristik Sel Kanker: Biopsi memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi tipe sel kanker dan karakteristik khusus lainnya. Misalnya, biopsi dapat membantu menentukan apakah sel kanker tersebut termasuk dalam NSCLC atau SCLC. Informasi ini akan memengaruhi rencana pengobatan dan terapi yang diberikan.
Penentuan Stadium Kanker: Biopsi juga membantu dalam menentukan stadium kanker. Stadium kanker mengacu pada sejauh mana kanker telah menyebar dalam tubuh. Informasi ini penting dalam menentukan jenis pengobatan yang tepat dan memperkirakan prognosis pasien.