Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?
Di Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun.
Kanker paru-paru berbahaya karena kanker ini terdiagnosa ketika telah stadium akhir, sehingga penanganannya terlambat.
Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?
Kanker Paru-Paru Jadi Penyebab Kematian Terbanyak di Dunia, Apa Solusinya?
Kanker menjadi salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Penyakit ini menyerang berbagai usia, mulai anak hingga lansia. Kanker merupakan kondisi medis berupa tumbuhnya sel abnormal dan ganas di dalam tubuh.
Saat ini, ada berbagai macam jenis penyakit kanker. Mulai dari kanker kulit tingga kanker payudara. Salah satu kanker yang paling berbahaya adalah kanker paru-paru dengan jumlah kasus nomor dua paling banyak di dunia.
Kanker paru-paru berbahaya karena kanker ini terdiagnosa ketika telah stadium akhir, sehingga penanganannya terlambat. Banyak penderita kanker paru-paru yang pada akhirnya meninggal dunia karena jarang penderita penyakit ini yang sembuh.
“Hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat digunakan untuk penyakit kanker paru-paru. Risiko penyakit kanker tergantung dengan jenis kanker yang diderita. sebagai contoh kanker paru-paru akan beresiko pada pernafasan karena menyerang bagian paru-paru,” ujar Dr. dr. Elisna Syahruddin, Sp.P(K), Ph.D, selaku Direktur Eksekutif Indonesian Association for the Study on Thoracic Oncology (IASTO), dalam Talkshow Lungs of Tomorrow: Young Health Programme Drives Lung Cancer Screening, di Jakarta, Rabu (1/11).
Salah satu penyebab dari kanker paru-paru adalah asap rokok. Risiko terkena kanker paru-paru akan meningkat jika seseorang sering terpapar oleh asap rokok. Rokok dapat menyebabkan kanker paru-paru karena terdapat zat karsinogen pada rokok.
Bukan hanya perokok yang lebih berisiko terkena kanker paru-paru, tetapi perokok pasif atau orang yang sering terkena paparan asap rokok juga lebih beresiko terkena kanker paru-paru. Dikarenakan asap rokok dapat mengiritasi paru-paru.
Selain itu polusi udara juga dapat meningkatkan resiko terkena kanker paru-paru. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terkena kanker paru-paru adalah dengan menggunakan masker untuk menghindari udara kotor masuk ke paru-paru.
Banyak orang menganggap bahwa risiko konsumsi rokok konvensional akan lebih berbahaya dari pada rokok elektrik, tetapi sebenarnya rokok konvensional dan rokok elektrik sama bahayanya.Dalam Lungs of Tomorrow: Young Health Programme Drives Lung Cancer Screening, Rabu 1 November 2023 kementerian kesehatan menyatakan bahwa akan membuat regulasi terkait konsumsi rokok serta mengatur konsumsi rokok elektrik.
"Kasus kanker yang ditemukan di luar negeri rata-rata menyerang usia lanjut sekitar 65 tahun ke atas, sedangkan di Indonesia kasus kanker paru-paru banyak ditemukan pada usia produktif sekitar 40 tahun," katanya.
Menurut data yang disampaikan Yayasan Plan International Indonesia dalam Lungs of Tomorrow: Young Health Programme Drives Lung Cancer Screening, Rabu 1 November 2023, Jumlah kanker yang menyerang anak usia dini mencapai kurang lebih 400 ribu anak.
merdeka.com