Tips Bisa Kembali Fokus Membaca Buku dan Berhenti Bermain Ponsel
Kembali membaca buku bisa kita lakukan secara fokus dengan mulai berhenti bermain ponsel melalui berbagai cara berikut ini:
Perkembangan teknologi, terutama kehadiran ponsel pintar, telah mengubah pola kebiasaan banyak orang dalam membaca. Banyak dari kita yang dulu gemar membaca buku kini merasa kesulitan untuk bisa fokus. Seperti yang dikemukakan Sir Jonathan Bate, profesor sastra Inggris di Universitas Oxford, dilansir dari The Guardian, “sekarang, alih-alih membaca tiga novel dalam seminggu, banyak mahasiswa yang kesulitan menyelesaikan satu novel dalam tiga minggu.”
Ini menunjukkan bagaimana kemampuan kita untuk berkonsentrasi pada bacaan tergerus oleh berbagai distraksi digital yang ada. Namun, bukan berarti kita tidak bisa kembali ke kebiasaan membaca. Berikut adalah beberapa tips agar bisa kembali fokus pada buku dan berhenti dari kebiasaan memegang ponsel.
-
Kenapa membaca buku bisa membantu menjaga kesehatan otak? Bahkan di usia 80-an, mereka yang rajin membaca masih menikmati perlindungan terhadap penurunan kognitif. Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa pembaca memiliki harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan dengan non-pembaca.
-
Apa saja manfaat kesehatan yang bisa didapat dari membaca buku? Membaca buku merupakan suatu aktivitas yang bisa kita lakukan untuk mengisi waktu. Kegiatan ini memiliki dampak positif dan bahkan bisa membantu kita dalam memperoleh banyak informasi. Tak banyak yang menyadari bahwa ,embaca buku bukan hanya aktivitas yang menghibur, tetapi juga memiliki dampak positif pada kesehatan Anda.
-
Bagaimana cara membaca buku bisa membantu mengurangi stres? Penelitian bahkan menunjukkan bahwa membaca bisa sama efektifnya dengan yoga dan humor dalam mengurangi stres. Sebuah studi juga menemukan bahwa membaca dapat mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik serta denyut jantung Anda.
-
Kenapa membaca buku penting dalam kehidupan sehari-hari? Hari Buku Sedunia menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca sebagai keterampilan fundamental yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kapan sebaiknya kita membaca untuk meningkatkan suasana hati? "Baca sesuatu yang menyenangkan dan menenangkan yang terputus dari kehidupan sehari-hari dan pekerjaan Anda," terangnya.
-
Siapa yang bisa mendapatkan manfaat dari membaca buku untuk kesehatan mental? Kebiasaan bisa mencakup berbagai jenis literatur seperti buku panduan mandiri, bacaan terfokus, cerita pengalaman orang lain, dan bahkan fiksi yang relevan. Biblioterapi telah terbukti efektif dalam mengurangi berbagai masalah mental, termasuk depresi, pemikiran bunuh diri, kecemasan, gejala obsesif-kompulsif, kecemasan akan kesehatan, insomnia, dan stres.
1. Jauhkan Ponsel dari Jangkauan
Salah satu cara paling efektif untuk fokus membaca adalah dengan menempatkan ponsel jauh dari pandangan. Tanya Goodin, seorang kampanye digital detox dan penulis buku My Brain Has Too Many Tabs Open, menyarankan agar kita “meninggalkan ponsel di ruangan lain saat membaca.”
Menurut Goodin, hanya dengan menjauhkan perangkat digital dari jangkauan, kita bisa meningkatkan kemampuan untuk benar-benar fokus pada bacaan. Prinsipnya, semakin jauh ponsel, semakin kecil kemungkinan kita tergoda untuk mengeceknya.
2. Gunakan Buku Fisik dan Tulislah Catatan
Memegang buku fisik memberikan pengalaman membaca yang lebih mendalam dibandingkan membaca di layar. Damian Barr, penulis dan pembawa acara The Big Scottish Book Club, mengungkapkan bahwa buku cetak memudahkan dirinya untuk tetap fokus. “Buku fisik selalu lebih unggul dibandingkan media sosial di ponsel,” ujar Barr.
Membuat catatan atau memberi tanda pada halaman-halaman penting juga dapat membantu kita lebih terlibat dalam membaca. Lara Feigel, profesor sastra di King’s College London, bahkan meminta mahasiswanya untuk membuat catatan tangan sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap bacaan.
3. Latih Otak untuk Membaca Kembali
Kebiasaan membaca tidak berbeda jauh dari aktivitas fisik seperti olahraga. “Membaca adalah maraton, bukan sprint,” kata Daisy Buchanan, host You’re Booked Podcast.
Karena otak kita kini terbiasa dengan alur informasi singkat di media sosial, penting untuk melatihnya kembali agar bisa fokus membaca dalam jangka waktu yang lebih lama. Buchanan menyarankan untuk memulai dengan target membaca 10 halaman per sesi sebagai langkah awal. Setelah itu, perlahan-lahan kita bisa menambah durasi membaca seiring meningkatnya fokus.
4. Temukan Waktu dan Tempat Terbaik untuk Membaca
Bagi beberapa orang, waktu terbaik untuk membaca adalah di pagi hari saat otak masih segar dan belum banyak terpengaruh distraksi. Buchanan sendiri lebih memilih waktu pagi untuk membaca, karena menurutnya, “saat bangun, otak saya penuh dengan berbagai kecemasan dan pikiran.
Membaca memberi informasi yang dibutuhkan pikiran saya untuk fokus dan tenang.” Mencari tempat yang nyaman dan minim gangguan juga penting untuk menciptakan suasana membaca yang kondusif.
5. Jangan Perlakukan Membaca sebagai Tugas Berat
Banyak orang merasa bahwa membaca buku harus selalu serius atau penuh makna. Namun, Buchanan menekankan pentingnya membaca untuk kesenangan. “Mulailah dengan buku-buku yang menyenangkan atau menghibur. Ketika membaca dirasa menyenangkan, kita akan lebih mudah untuk melanjutkan ke bacaan yang lebih menantang,” ujarnya. Anda bahkan bisa memulai dengan membaca ulang buku-buku yang dulu Anda sukai.
6. Pertimbangkan Audiobook atau Acara TV Berkualitas
Jika Anda masih kesulitan kembali membaca, audiobook bisa menjadi jembatan yang baik. “Audiobook bisa menjadi ‘pintu masuk’ yang efektif, terutama jika Anda bisa mendengarkan sambil melakukan aktivitas lain seperti berjalan kaki atau berkendara,” ujar Goodin.
Hal ini bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk kembali membiasakan diri pada cerita yang panjang dan kompleks. Jangan lupa juga untuk memilih tontonan yang berkualitas jika merasa belum siap kembali ke buku.
Meningkatkan kembali minat dan fokus membaca buku membutuhkan upaya dan komitmen, tetapi hasilnya akan sepadan. Buku memberi lebih dari sekadar hiburan; mereka memberi kedalaman, wawasan, dan ketenangan di tengah hiruk-pikuk digital.