Waspada! Ini Kesalahan yang Sering Dilakukan Orangtua saat Memberikan Antibiotik pada Anak
Kesalahan yang perlu diwaspadai orangtua saat memberikan antibiotik pada anak.
Penggunaan antibiotik pada anak sering menjadi dilema bagi banyak orang tua. Meski antibiotik memiliki peran penting dalam mengatasi infeksi bakteri, pemahaman yang keliru justru dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan anak.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui kapan antibiotik benar-benar diperlukan serta bagaimana cara menggunakannya dengan tepat. Berikut beberapa kesalahan umum terkait pemberian antibiotik pada anak yang perlu dihindari, disertai panduan untuk memanfaatkannya secara bijak.
-
Bagaimana antibiotik bekerja untuk mengobati infeksi? Saat sistem imun tidak dapat menangkal bakteri yang masuk dan berkembang biak di dalam tubuh, inilah waktu yang tepat untuk minum antibiotik. Obat tersebut akan bekerja untuk menghancurkan bakteri.
-
Bagaimana cara mengatasi infeksi saluran kemih pada anak? Cara mengatasi infeksi saluran kemih pada anak dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:1. Konsumsi cairan yang cukup: Pastikan anak Anda minum banyak air agar dapat membantu membersihkan bakteri dari saluran kemih dan mempercepat pemulihan. 2. Perhatikan kebersihan pribadi: Ajari anak Anda untuk membersihkan area genital dengan benar dan mengganti pakaian dalam secara teratur untuk mencegah bakteri masuk ke saluran kemih.3. Segera konsultasi ke dokter: Jika anak Anda menunjukkan gejala infeksi saluran kemih, segera konsultasikan ke dokter untuk diagnosis yang tepat dan penanganan segera.4. Konsumsi antibiotik: Jika dokter mendiagnosis infeksi saluran kemih, anak Anda mungkin akan diberikan antibiotik untuk membantu mengatasi infeksi. 5. Pantau kondisi anak secara berkala: Pastikan untuk memantau kondisi anak setelah diberikan pengobatan dan kembali ke dokter jika gejala tidak membaik atau muncul kembali.
-
Apa saja obat sakit gigi anak yang alami yang bisa dicoba? Berikut ini merdeka.com menguraikan 8 obat sakit gigi anak yang alami dan efektif untuk memberikan bantuan yang lebih lembut dan aman.
-
Siapa yang menemukan antibiotik? Antibiotik pertama kali ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928 yang membawa perubahan besar pada dunia kesehatan saat itu.
-
Bagaimana cara mencegah bayi terkena infeksi akibat ciuman sembarangan? Penting bagi orang dewasa untuk berhati-hati dan menjaga kebersihan ketika berinteraksi dengan bayi. Hindari ciuman sembarangan, terutama jika Anda sedang sakit atau mengalami gejala infeksi.
-
Apa yang bisa melindungi bayi dari penyakit? Air susu ibu merupakan makanan utama bayi dan bisa memberi perlindungan optimal dari sejumlah penyakit.
Kesalahan Umum dalam Penggunaan Antibiotik
1. Meminta Antibiotik Tanpa Diagnosis yang Jelas
Salah satu kesalahan terbesar yang sering dilakukan orang tua adalah meminta antibiotik tanpa memastikan diagnosis terlebih dahulu.
"Baru masuk ruang praktik dokter lalu sudah minta diresepkan antibiotik. Itu banyak," ujar Profesor Edi Hartoyo, dokter spesialis anak konsultan, seperti dikutip dari Health Liputan6.com.
Ia menegaskan, antibiotik hanya digunakan untuk infeksi akibat bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh virus atau parasit tidak membutuhkan antibiotik. “Sebelum dokter memutuskan anak tersebut butuh antibiotik atau enggak, itu sudah meminta duluan,” tambahnya.
2. Terpengaruh Informasi yang Salah
Banyak orang tua terpengaruh oleh informasi yang tidak akurat, baik dari media, pengalaman pribadi, maupun cerita orang lain. Contohnya, ada anggapan bahwa infeksi seperti pneumonia hanya dapat diobati dengan antibiotik tertentu. Kesalahpahaman semacam ini berisiko mengarahkan orang tua pada penggunaan obat yang tidak tepat.
- Tindakan Penting bagi Orang Tua dalam Menangani Disentri pada Anak agar Proses Penyembuhan Cepat Terlaksana
- 5 Penyakit yang Bisa Memengaruhi Kecerdasar Anak, Perlu Esktra Diwaspadai Orangtua!
- Jangan Abaikan Vaksinasi! Ini Pentingnya untuk Kesehatan Anak Anda
- Gejala ISPA pada Anak, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
3. Tidak Mengikuti Dosis dan Jadwal yang Ditetapkan
Masalah lain yang sering terjadi adalah orang tua tidak mematuhi jadwal dan dosis pemberian antibiotik yang diresepkan dokter.
“Ada antibiotik yang diresepkan tiga kali sehari tapi hanya diberikan satu sampai dua kali karena anak menolak. Ya, hal itu kan mengurangi manfaat obat,” jelas Edi.
Ketidaktepatan pemberian dosis tidak hanya mengurangi efektivitas pengobatan, tetapi juga berpotensi menyebabkan resistensi bakteri.
Hal yang Harus Dilakukan Saat Mendapat Resep Antibiotik
Jika dokter memberikan resep antibiotik, biasanya hal ini didasarkan pada pertimbangan medis yang matang. Orang tua disarankan untuk berdiskusi dengan dokter mengenai alasan pemberian antibiotik, jenis obat, dosis, hingga cara pemakaiannya.
“Orangtua perlu dijelaskan tentang antibiotik jenis apa yang didapat, berapa banyak, bagaimana cara pemberian, karena ada ya antibiotik yang dikonsumsi dalam perut kosong tapi ada juga yang harus sesudah makan,” tutur Edi.
Diskusi dengan dokter juga membantu orang tua memahami kondisi anak dengan lebih baik dan menghindari kesalahan penggunaan antibiotik.
Mengapa Harus Bijak dalam Menggunakan Antibiotik?
Penggunaan antibiotik yang sembarangan dapat menimbulkan resistensi antimikroba. Ini adalah kondisi ketika antibiotik tidak lagi efektif dalam membunuh bakteri penyebab infeksi.
Edi, yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, menekankan dua hal penting dalam penggunaan antibiotik:
- Antibiotik diperlukan untuk infeksi bakteri
"Kalau virus itu tidak perlu antibiotik, parasit tidak perlu juga," tegasnya.
2. Perhatikan dosis, interval, durasi pemberian, dan evaluasi
Jangan menyimpan stok antibiotik tanpa resep dokter. Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menunjukkan 86,1 persen masyarakat Indonesia menyimpan antibiotik di rumah tanpa resep. Kebiasaan ini sangat berbahaya.
Imbauan dari Menteri Kesehatan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengingatkan bahaya penggunaan antibiotik yang tidak bijak. Ia menyoroti penelitian yang menunjukkan pencemaran antibiotik di lingkungan yang tidak semestinya, yang dapat memicu resistensi bakteri.
"Ini yang harus hati-hati, tubuh manusia jangan sampai resistan terhadap patogen atau kuman tertentu karena (diakibatkan) pemberian antibiotik yang salah," kata Budi.
Ia menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya silent pandemic, salah satunya yang disebabkan oleh resistansi antimikroba.
Antibiotik adalah obat yang sangat berguna jika digunakan dengan benar. Namun, penggunaannya yang sembarangan dapat membawa risiko besar, termasuk resistensi bakteri. Oleh karena itu, orang tua harus selalu berdiskusi dengan dokter sebelum memberikan antibiotik kepada anak dan memastikan untuk mengikuti dosis serta jadwal pemberian yang telah ditetapkan. Dengan pemahaman yang tepat, risiko kesalahan dapat diminimalkan, dan kesehatan anak pun terjaga.