7 Transfer Liverpool Paling Aneh, Cuma Buang-Buang Duit Hasilnya Zong
Berikut adalah tujuh transfer unik yang pernah dilakukan Liverpool selama era Premier League. Mari kita lihat satu per satu keanehan yang terjadi.
Sebelum lahirnya Premier League pada tahun 1992, Liverpool telah menunjukkan dominasi yang luar biasa di Liga Inggris sejak dekade 1970-an hingga 1980-an. Namun, situasi ini berubah drastis dengan munculnya era Premier League. Hingga saat ini, Liverpool tercatat sebagai pengoleksi 19 gelar juara di kasta tertinggi Liga Inggris.
Dari total 19 gelar tersebut, hanya satu yang berhasil mereka raih setelah Premier League terbentuk. Salah satu faktor yang menyebabkan stagnasi prestasi The Reds di Liga Inggris adalah kesalahan dalam melakukan pembelian pemain selama bursa transfer. Meskipun Liverpool memiliki kekuatan finansial yang cukup besar, yang memungkinkan mereka untuk membeli dan menjual pemain dengan harga tinggi, mereka tetap melakukan sejumlah transfer yang dianggap aneh.
- Liverpool Bidik Sosok Ini sebagai Pengganti Mohammed Salah
- Bakal Diperebutkan! Liverpool Ngotot Bajak Pemain Bintang yang Menjadi Incaran MU, Ternyata ini Sosoknya
- Peringatan Mendesak untuk Liverpool: Tiga Pemain Utama Akan Mengakhiri Kontrak Mereka pada Akhir Musim 2024/2025.
- Laju Mulus Liverpool: 3 Tim Sudah Jadi Korban, Termasuk MU
Tidak jarang, Liverpool harus merogoh kocek dalam-dalam untuk merealisasikan transfer tersebut. Berikut ini adalah tujuh transfer aneh yang pernah dilakukan Liverpool selama era Premier League. Mari kita simak keanehan-keanehan tersebut satu per satu.
Paul Konchesky
Tidak ada yang mencolok mengenai kepindahan Paul Konchesky ke Liverpool pada tahun 2010. Sebelum bergabung dengan Liverpool, bek kiri tersebut berhasil membawa Fulham, di bawah arahan Roy Hodgson, secara mengejutkan mencapai final Liga Europa 2009/2010. Setelah itu, Roy Hodgson diangkat menjadi pelatih Liverpool, dan Paul Konchesky pun mengikuti langkahnya ke Anfield. Namun, perjalanan Konchesky di Liverpool hanya bertahan setengah musim, setelah itu ia dikeluarkan dari tim dan melanjutkan kariernya di beberapa klub dengan level yang lebih rendah.
Craig Bellamy
Bellamy menunjukkan performa yang mengesankan saat pertama kali bergabung dengan Liverpool pada periode 2006-2007, di mana ia berhasil mencetak gol dalam kemenangan dramatis di Camp Nou pada tahun 2007. Namun, situasi ini berubah drastis ketika ia kembali ke Anfield pada musim 2011-2012. Pemain asal Wales yang kini berusia 32 tahun itu meninggalkan masa peminjamannya di Cardiff City, klub yang berkompetisi di Championship League, untuk kembali ke Liverpool. Manajer Liverpool saat itu, Kenny Dalglish, berharap dapat melihat kemampuan Bellamy seperti yang ditunjukkan pada awal 2000-an, tetapi kenyataan yang terjadi sangat berbeda dari harapan tersebut.
Diego Cavalieri
Menandatangani kiper cadangan dengan status gratis merupakan pilihan yang logis. Namun, Liverpool malah memilih untuk mengeluarkan dana sebesar 3 juta pounds untuk mendatangkan Diego Cavalieri, seorang kiper yang lebih sering duduk di bangku cadangan antara tahun 2008 hingga 2010. Meskipun Cavalieri tidak termasuk dalam skuad Timnas Brasil dan bukan merupakan kiper terbaik di liga yang ia jalani, Liverpool tetap memutuskan untuk merekrutnya. Ironisnya, jersey nomor satu yang ia kenakan tidak pernah terlihat di lapangan dalam hampir dua tahun.
Ben Davies
Musim 2020/2021 menjadi mimpi buruk bagi Liverpool, yang merupakan juara bertahan, karena ketiga bek tengah mereka mengalami cedera. Ketika Joe Gomez dan Virgil Van Dijk harus absen dalam waktu yang lama akibat cedera lutut, ditambah dengan Joel Matip yang mengalami cedera engkel, Jurgen Klopp terpaksa menempatkan gelandang jangkar, Fabinho, sebagai bek tengah.
Pada bulan Januari 2021, Liverpool melakukan perekrutan terhadap seorang pemain bernama Ben Davies, yang merupakan bek dari klub divisi bawah, Preston North End. Keputusan transfer ini mengejutkan banyak pihak, termasuk klub Preston North End itu sendiri. Namun, setelah bergabung, Davies jarang mendapatkan kesempatan bermain dan kini telah dijual ke Rangers.
Paul Jones
Pada tahun 2004, Gerard Houllier, yang menjabat sebagai pelatih Liverpool, merasa cemas karena banyak kiper timnya mengalami cedera. Dalam keadaan panik tersebut, ia segera mengambil keputusan untuk merekrut seorang penjaga gawang baru. Ia memutuskan untuk meminjam Paul Jones, yang merupakan kiper cadangan di Southampton, untuk bergabung dengan timnya di Anfield. Selama berseragam Liverpool, Jones hanya tampil dalam dua pertandingan sebelum akhirnya kembali ke Southampton.
Sotirios Kyrgiakos
Rafael Benitez tidak berhasil merekrut Fernando Amorebieta dari Athletico Bilbao untuk Liverpool akibat masalah keuangan yang dihadapi klub. Oleh karena itu, ia memilih untuk mencari pemain dengan harga yang lebih terjangkau guna memperkuat pertahanan tim. Akhirnya, Benitez memutuskan untuk mendatangkan Sotirios Kyrgiakos, seorang bek asal Yunani berusia 30 tahun, yang dianggap sebagai pilihan yang aneh oleh para penggemar The Reds. Kyrgiakos pun hanya bertahan selama dua musim di Anfield sebelum akhirnya bergabung dengan VFL Wolfsburg di Bundesliga.
Steven Caulker
Selain Houllier, Benitez, dan Hodgson, Jurgen Klopp juga dikenal melakukan sejumlah transfer yang mengejutkan, termasuk mendatangkan Steven Caulker dari Southampton. Klopp dilaporkan sangat terkesan dengan performa Caulker ketika Liverpool meraih kemenangan 6-1 atas Southampton. Meskipun Caulker berposisi sebagai bek tengah, Klopp sering memanfaatkan dia sebagai striker darurat selama bermain untuk Liverpool. Hal ini menunjukkan fleksibilitas dan kreativitas Klopp dalam mengelola skuadnya.