Ini kekuatan Indonesia yang tampil luar biasa di Manila
Kondisi Tim Nasional Indonesia berlaga di Piala AFF 2016 bisa dibilang bukan lah yang terbaik. Persiapan minim serta pembatasan membawa pemain harus dihadapi Alfred Riedl.
Kondisi Tim Nasional Indonesia berlaga di Piala AFF 2016 bisa dibilang bukan lah yang terbaik. Persiapan minim serta pembatasan membawa pemain harus dihadapi Alfred Riedl.
Pelatih asal Austria itu hanya punya waktu tiga bulan mempersiapkan tim. Dia pun baru ditunjuk menahkodai pasukan Garuda pada Juni lalu. Ini merupakan kesekian kalinya Riedle menukangi Timnas, sebelumnya tahun 2010, 2012, dan 2014.
Saat pemilihan pemain Riedle tak leluasa. Ada aturan hanya dua dari masing-masing klub. Hal ini disebabkan tenaga pemain masih dibutuhkan untuk berlaga di kompetisi domestik.
Beberapa wajah baru dipromosikan oleh Riedle, seperti Rudolof Yanto Basna, Hansamu Yama Pranata, dan Lerby Eliandry Pong Babu. Dia juga hanya membawa satu pemain naturalisasi, Stefano Lilipaly.
Eks penggawa Timnas U-19, Muchlis Hadi Ning dipanggil menggantikan Irfan Bachdim yang cidera. Boaz Theofillius Erwin Solossa (kapten) menjadi pemain paling senior. Dia merupakan mesin gedor paling dahsyat.
Dalam babak penyisihan Riedle tak pernah merombak skuad di posisi kiper dan lini belakang. Hanya saja di tengah dan depan sempat ada perubahan. Lerby sempat dipasang sejak menit awal, tetapi di laga terakhir lawan Singapura 'diparkir'.
Di tengah komposisinya pun sempat berubah. Trio Evan Dimas Darmono, Bayu Pradana Andriatmoko dan Stefano Lilipaly sepertinya paling klop. Untuk sektor penyerang Boaz tak tergantikan, begitu juga dengan Rizky Rizaldi Pora dan Andik Vermansyah. Bek sayap Beny Wahyudi dan Abduh Lestaluhu selalu tampil agresif.
Tiga pemain terakhir terbilang stabil. Rizky di sayap kiri kerap merepotkan lawan, ditambah dengan umpan-umpannya yang jitu. Akselerasi Andik pun sulit dibendung, kolaborasinya dengan Boaz sudah terbukti dahsyat.
Beberapa kali pergantian Riedle memasukan Zulham Malik Zamrun dan Ferdinand Alfred Sinaga. Manahati Lestusen juga sempat dipercaya mengisi pos Beny yang ditarik keluar.
Tentu Riedle sedikit memutar otak saat laga semifinal melawan Vietnam. Duet lini belakang Yanto Basna dan Fachruddin tak bisa turun akibat akumulasi kartu. Pelapis keduanya adalah Hansamu Yama dan Gunawan Dwi Cahyo.
Mantan penyerang Timnas Indonesia, Mustaqim menilai ada beberapa pemain bisa diplot di posisi tersebut. Dia melihat Lestusen memiliki kualitas untuk menjaga lini belakang.
"Saya pikir Lestusen kalau dikembalikan ke posisi semula juga tidak kalah jauh dari Basna," ujar Mustaqim dikutip dari Bola.net, Jumat (2/12).
Untuk Hansamu dan Gunawan, dia melihat keduanya sama-sama berkualitas. "Hansamu lumayan, hanya pengalaman seniornya kurang, secara kualitas tidak kalah. Namun pengalaman berbicara," kata mantan Persebaya Surabaya itu.
Sebagai pelatih tentu Riedle paling tahu siapa-siapa saja pemain paling pas diturunkan dan strategi digunakan. Kemenangan di laga kandang penting untuk melakoni laga selanjutnya di Hanoi.
Selamat berjuang pasukan Garuda.