Ini Sosok Orang Pertama dari Indonesia yang jadi Pelatih di Klub Sepak Bola Arab Saudi, Berasal dari Lamongan
Agam Haris Pambudi, seorang pria 31 tahun dari Lamongan, Jawa Timur, menjadi orang Indonesia pertama yang berkarier di sepak bola Arab Saudi sebagai pelatih.
Di Indonesia, sangat sedikit orang yang terlibat dalam dunia sepak bola Arab Saudi. Meskipun ada beberapa nama seperti Ryuji Utomo dan Adam Alis yang pernah berkarier di Liga Bahrain, mereka tidak bermain di Arab Saudi. Namun, ada kisah menarik mengenai Agam Haris Pambudi. Pria berusia 31 tahun asal Lamongan, Jawa Timur ini menjadi orang Indonesia pertama yang berkarier di sepak bola Arab Saudi sebagai pelatih. Agam Haris Pambudi berbagi cerita tentang perjalanan kariernya sebagai pelatih tim putri Liga Arab Saudi, Al Wehda. Perjalanannya dimulai saat ia melaksanakan ibadah umrah bersama keluarganya pada tahun 2023.
“Awal mulanya saya pernah berkirim via email ke beberapa klub atau akademi sepak bola di Arab Saudi. Sambil berjalannya waktu, saya ibadah umrah sekeluarga pada 2023 saat Ramadan. Sambil menunggu buka puasa dan ngobrol dengan anak muda di sana, kami ngobrol dengan bahasa Arab yang sedikit-sedikit saya bisa,” ujar Agam Haris Pambudi dalam perbincangan di kanal Youtube Omah Balbalan.
- Pemain Persib Bandung Tidak Masuk dalam Skuad Timnas Indonesia Lawan Jepang dan Arab Saudi
- Tiga Pemain Timnas Indonesia yang Sukses Menjebol Gawang Arab Saudi: Menunjukkan Talenta Asli Papua.
- Sosok Arthur Irawan Kapten Persik Kediri, Dulu Dilarang Keluarga Jadi Pesepak Bola Kini Bintang Lapangan Sekaligus Pemegang Saham Klub Bola
- Mengenal Pelatih Anyar Persis Solo Milomir Seslija, Sosok Berpengalaman di Sepak Bola Tanah Air
Kisahnya menunjukkan bahwa dengan usaha dan keberanian, peluang dapat muncul di tempat yang tidak terduga. Keberhasilannya menjadi pelatih di Arab Saudi adalah inspirasi bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang bercita-cita berkarier di dunia sepak bola internasional.
Doa
Agam Pambudi berbincang dengan seorang penduduk Arab mengenai pekerjaan dan aspirasinya untuk terjun ke dunia sepak bola. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi pelatih di Arab Saudi, dan percakapan tersebut terjadi tepat di depan Ka'bah.
"Orang itu bilang tidak mungkin bisa melatih di sini, karena harus kenal dengan manajer, harus punya agen dan sebagainya. Tapi dengan yakin saya bilang enggak ada yang tidak mungkin kalau Tuhan berkehendak," ujarnya pada waktu itu.
Setelah dua bulan pulang dari umrah, Agam Pambudi berhasil menjalin kontrak dengan Persewar Waropen sebagai pelatih fisik di Liga 2 untuk periode dua musim. Ia juga menerima respons melalui email dari beberapa klub di Arab Saudi yang telah dihubunginya.
"Kemudian saya diminta pemaparan dan presentasi. Hingga akhirnya bergabung dengan tim sepak bola putri Al Wehda, kebetulan tim putra mereka ada di Liga Pro Arab Saudi," jelasnya.
Agam kini bertanggung jawab atas tim putri Al Wehda yang berlaga di Divisi Satu Liga Arab Saudi Putri.
"Saya berharap ini tantangan baru dan jadi asisten pelatih, dengan pelatih kepala dari Arab Saudi," tambahnya. Dengan semangat dan keyakinan, ia siap menghadapi tantangan baru di dunia sepak bola.
Promosi Jabatan
Menariknya, ia diterima oleh tim putri Al Wehda meskipun masih memiliki kontrak dengan Persewar Waropen. Ia secara langsung menemui Presiden klub Al Waidah untuk meminta izin, dengan alasan bahwa email yang diterimanya sudah lama dan diterima saat ia sudah terikat kerja dengan Persewar.
"Ternyata beliau dengan bangga dan mendukung penuh, uang yang sudah diberikan saya kembalikan tapi ditolak dan diberikan untuk saya sebagai uang saku," ungkapnya.
Awalnya menjabat sebagai asisten pelatih, Agam kemudian diangkat menjadi pelatih kepala tim putri Al Wehda. Pengunduran diri pelatih kepala sebelumnya terjadi akibat masalah internal klub.
"Setelah beberapa pertandingan, pelatih kepalanya dipecat dan saya naik jabatan, karena ada masalah yang berkaitan dengan hasil pertandingan yang kurang memuaskan. Saya sudah memiliki lisensi A AFC, sehingga manajemen menunjuk saya sebagai pelatih kepala," jelasnya.
"Jika ini adalah tanggung jawab yang diberikan, saya akan berusaha sebaik mungkin. Saya mengumpulkan beberapa staf pelatih dan pemain, karena tim ini menghadapi kendala dan perlu mencari solusi untuk menjadi lebih baik. Alhamdulillah, di sisa musim, tim saya berhasil meraih kemenangan besar dalam lima pertandingan," tambahnya.
Tidak Ada Titik Temu
Bersama Agam, tim Al Wehda berhasil menempati peringkat ke-13 dari total 32 tim pada musim 2023/2024. Dia menyelesaikan semua tanggung jawabnya hingga kontrak di Al Wehda berakhir pada 25 Maret 2024. Berkat pencapaian tersebut, Agam sebenarnya mendapatkan tawaran untuk kembali melatih Al Wehda.
Namun, pada waktu yang bersamaan, dia harus berangkat ke Aceh untuk mendampingi tim Jawa Timur di PON XXI Aceh-Sumut 2024. Dengan status sebagai asisten pelatih sekaligus "staf administrasi", dia turut berkontribusi dalam membawa tim sepak bola Jawa Timur meraih medali emas.
"Saya ditawari kontrak lagi dan diminta untuk kembali untuk musim yang baru. Namun, saya mengajukan beberapa syarat yang perlu diperhatikan agar insiden kurang profesional yang terjadi sebelumnya tidak terulang," ungkapnya. Dia menambahkan, "Hingga saat ini, belum ada kesepakatan mengenai syarat yang saya ajukan. Beberapa poin masih menjadi hambatan, termasuk dalam perjanjian kontrak," jelasnya.
Sumber: Kanal Youtube Omah Balbalan