Patrick Kluivert Bawa Timnas Curacao Naik Peringkat FIFA dari 151 ke 75 dalam waktu 1 Tahun
Patrick Kluivert berhasil membawa Timnas Curacao meraih prestasi luar biasa dengan meningkatkan peringkat FIFA dari posisi 151 ke 75 dalam waktu satu tahun.
Jika dilihat dari segi pengalaman dan prestasi sebagai pelatih kepala, reputasi Patrick Kluivert masih kalah jauh dibandingkan Shin Tae-yong. Sejak mengakhiri karir bermainnya pada tahun 2008, Kluivert baru mulai menjajaki dunia kepelatihan, sedangkan Shin Tae-yong sudah aktif sejak 2005.
Selain itu, Shin Tae-yong, yang dikenal dengan julukan Si Rubah semasa bermain, telah mendapatkan kesempatan lebih luas dari KFA untuk melatih semua level tim nasional Korea Selatan. Kepercayaan tinggi juga diberikan oleh mantan klubnya, Seongnam Ilhwa Chunwa, kepada Shin.
- Komentar Fans Sepak Bola Curacao soal Isu Patrick Kluivert jadi Pelatih Timnas Indonesia: Taktiknya Buruk
- Statistik Patrick Kluivert sebagai pelatih: 80 Pertandingan Cetak 184 Gol, Kebobolan 138
- Catatan Buruk Calon Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert Diungkap Media Curacao: Taktik Buruk, Miskin Kemenangan
- Patrick Kluivert saat Latih Curacao Kalah 4-0 dari Bahrain, Bagaimana Timnas Indonesia Nanti?
Terlepas dari catatan prestasi yang dimiliki Shin, semoga PSSI tidak keliru dalam memilih salah satu striker legendaris Timnas Belanda ini untuk menggantikan Shin Tae-yong, yang kontraknya telah diputus pada 6 Januari 2025. Meskipun Patrick Kluivert memiliki pengalaman yang terbatas sebagai pelatih kepala dan catatan pribadi yang kurang baik, sebenarnya ia memiliki potensi untuk menjadi pelatih yang sukses di masa mendatang.
Alih-alih terus-menerus menyoroti kekurangan Patrick Kluivert, lebih baik publik sepakbola Indonesia mengarahkan dukungan mereka untuk membantu mantan penyerang Ajax dan Barcelona ini agar Timnas Indonesia dapat mencapai Piala Dunia 2026.
Sejarah sepak bola di Curacao
Erick Thohir, selaku Ketua Umum PSSI, tidak salah dalam menyatakan bahwa calon pelatih Timnas Indonesia asal Belanda yang akan tiba di Indonesia pada 11 Januari mendatang dinilai lebih unggul dibandingkan Shin Tae-yong. Jika yang dimaksud adalah Patrick Kluivert, maka keputusan PSSI ini dapat dianggap sangat tepat, mengingat pria berusia 48 tahun tersebut memiliki catatan yang baik saat melatih Timnas Curacao.
Untuk memberikan sedikit gambaran mengenai sejarah sepak bola Curacao, negara ini merupakan bagian dari Kerajaan Belanda bersama Aruba dan Sint Maarten sejak tahun 1950-an dan mewakili Federasi Antillen Raya. Curacao pernah mencatat prestasi dengan berpartisipasi dalam Olimpiade Musim Panas 1952 yang diadakan di Finlandia. Selain itu, mereka juga berhasil meraih posisi ketiga di Kejuaraan Concacaf pada tahun 1963 dan 1969, yang kini dikenal sebagai Gold Cup.
Setelah meraih kemerdekaan, pada tahun 2011, Curacao mendirikan Federasi Sepakbola Curacao (CFF) yang menjadi salah satu asosiasi sepak bola yang paling baru di dunia. Sayangnya, dalam periode 2011 hingga 2014, Curacao tidak dapat menunjukkan performa yang memuaskan di pentas internasional, dengan hanya mencatatkan 6 kemenangan, 6 hasil imbang, dan 20 kekalahan. Akibatnya, mereka terperosok di urutan ke-158 dalam ranking FIFA, yang merupakan posisi terendah dalam sejarah sepak bola Curacao.
Kluivert mencetak rekor di Curacao
Sepakbola Curacao mendapatkan harapan yang tinggi ketika Patrick Kluivert mengambil alih sebagai pelatih Timnas Curacao untuk Kualifikasi Piala Dunia 2018 Zona Concacaf pada tahun 2015. Meskipun Kluivert, yang memiliki ibu asal Curacao, tidak berhasil membawa timnya ke Rusia, ia berhasil meningkatkan prestasi sepakbola Curacao dengan catatan enam kemenangan, tiga hasil imbang, dan hanya tiga kekalahan antara Maret 2015 hingga Juni 2016.
Lebih dari sekadar hasil pertandingan, pencapaian Kluivert dalam waktu kurang dari satu tahun sangat signifikan, yaitu mengangkat peringkat Timnas Curacao di daftar ranking FIFA dari posisi 151 menjadi 75. Bahkan setelah Kluivert beralih peran menjadi Penasihat Timnas Curacao pada tahun 2017, karena memilih untuk menjabat sebagai Direktur Akademi Ajax dan menyerahkan posisi pelatih kepada asistennya, Remko Bicentin, Curacao sempat mencapai peringkat tertingginya di urutan 68 FIFA.
Saat ini, Timnas Curacao berada di posisi ke-91 dalam ranking FIFA, tepat di bawah Timnas China, yang merupakan rival Indonesia di putaran ketiga Grup C Zona Asia Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Pencapaian ini menunjukkan bahwa meskipun tidak berhasil di kualifikasi Piala Dunia, Kluivert telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan sepakbola di Curacao.
Kenaikan Peringkat FIFA
Dalam konteks peringkat FIFA, mari kita telaah perbandingan antara prestasi Patrick Kluivert dan Shin Tae-yong. Pelatih asal Korea Selatan tersebut memerlukan waktu lima tahun untuk meningkatkan posisi Timnas Indonesia dari peringkat 173 menjadi 130 saat ini. Dengan demikian, jika PSSI menargetkan Timnas Indonesia untuk mencapai peringkat 100 FIFA, tidak ada salahnya jika Patrick Kluivert mengambil alih posisi pelatih yang ditinggalkan oleh Shin Tae-yong.
Terlebih lagi, sebagian besar pemain Timnas Indonesia adalah naturalisasi asal Belanda yang telah memiliki ikatan kuat dalam komunikasi serta pemahaman budaya sepak bola bersama Patrick Kluivert.
Dengan latar belakang tersebut, tentu saja, lolos ke Piala Dunia 2026 yang akan diadakan di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko menjadi sasaran utama yang harus dicapai oleh Patrick Kluivert. Hal ini menunjukkan bahwa ada harapan besar bagi Timnas Indonesia untuk berkembang lebih baik di pentas internasional.