Saksi hidup saat Timnas Indonesia Dibantai Bahrain 12 Tahun Lalu: Kami Harap STY Bantu Hapus Rasa Malu ini!
Timnas Indonesia pernah punya sejarah buruk ketika dibantai Bahrain 0-10 pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014.
Timnas Indonesia pernah mengalami momen yang sangat menyedihkan ketika kalah telak 0-10 dari Bahrain dalam babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Meskipun sudah berlalu 12 tahun, kenangan buruk tersebut masih teringat jelas oleh Rendi Irwan.
Gelandang serang yang saat ini menjabat sebagai kapten tim Deltras di Pegadaian Liga 2 2024/2025 ini memiliki permohonan khusus kepada pelatih Shin Tae-yong.
- Bikin Merinding, Tiba di Bahrain Skuad Timnas Indonesia Langsung Disambut Meriah Suporter
- Intip Persiapan Bahrain Jelang Lawan Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
- Catat Tanggalnya! ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026, Terdekat Laga Lawan Bahrain
- Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Diprediksi Bisa Tekuk Tiongkok dan Bahrain
Sesuai jadwal, pada putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, pelatih asal Korea Selatan itu akan memimpin Timnas Indonesia untuk bertanding melawan Bahrain di Bahrain National Stadium di Riffa pada 10 Oktober mendatang.
"Saya masih ingat pengalaman pahit itu. Oleh karena itu, saya meminta kepada coach Shin Tae-yong untuk menghapus rasa malu tersebut. Saya berharap Timnas Indonesia bisa mengalahkan Bahrain di pertandingan nanti," ujarnya.
Memori Menyakitkan
Dalam pertandingan yang memalukan di masa lalu, Rendi Irwan ditempatkan oleh pelatih Aji Santoso di posisi sayap kiri untuk mendukung Ferdinand Sinaga sebagai penyerang. Ia kemudian dengan jelas menceritakan perasaannya setelah timnya dihajar oleh Bahrain.
"Kami merasa sangat malu saat kembali ke Indonesia. Bahkan, perasaan itu masih menghantui saya hingga pulang ke Sidoarjo. Saya bahkan merasa tidak berani keluar rumah untuk bertemu dengan teman-teman dan tetangga," katanya.
Dampak dari Dualisme
Rendi Irwan menyatakan bahwa FIFA pernah melakukan penyelidikan terkait hasil pertandingan yang diduga terlibat dalam praktik pengaturan skor.
"Saya merasa semakin sakit hati, karena ada penyelidikan dari FIFA terkait dugaan pengaturan skor. Namun, syukurlah hasil penyelidikan FIFA menunjukkan tidak ada bukti pengaturan skor. Kami memang tidak terlibat dalam tindakan tercela itu," katanya.
Rendi Irwan juga menjelaskan bahwa konflik dualisme dalam sepakbola Indonesia sangat mempengaruhi prestasi Timnas.
"Karena adanya dualisme, para pemain terbaik di Indonesia enggan untuk dipanggil ke Timnas. Jadi, kami adalah pemain terbaik dari yang kurang baik pada saat itu. Karena cinta kami kepada Indonesia, kami ingin membela negara ini, meskipun harus menghadapi risiko seperti kekalahan yang memalukan. Terlebih lagi, kami kehilangan kiper Samsidar yang mendapatkan kartu merah di menit kedua," tambahnya.
Mohon Berikan Balasan
Eks pemain Persik dan Persebaya tersebut percaya bahwa Jay Idzes dan rekan-rekannya dapat memperbaiki kehormatan mantan anggota Timnas Indonesia dari 12 tahun yang lalu.
"Komposisi Timnas Indonesia saat ini sangat baik. Saya berdoa dan merasa optimis, Insyaallah tim yang dilatih Shin Tae-yong akan membalas kekalahan kami. Semoga Timnas Indonesia bisa mencapai Piala Dunia," harapnya.