Soal insiden gas air mata \'nyasar\', ini kata manajemen Arema FC
Manejemen Arema FC angkat bicara terkait insiden gas air mata ke tribun penonton dalam insiden kericuhan pada laga kontra Persib Bandung.
Manejemen Arema FC angkat bicara terkait insiden gas air mata ke tribun penonton dalam insiden kericuhan pada laga kontra Persib Bandung. Mereka menyebut bahwa seharusnya dalam kondisi chaos bukan pasukan bersenjata gas air mata yang berada di garis depan.
"Ada beberapa kelompok aparat pengamanan yang dilibatkan, PAM Swakarsa (match steward), lalu ada pula dari unsur TNI/Polri. Kalau ada senjata pelontar gas air mata biasanya melibatkan satuan tertentu yang di-BKO ke kepolisian," ujar CEO Arema FC, Iwan Budianto.
"Kemarin, dalam situasi yang sedemikian chaos, seharusnya menurut kami, aparat kesatuan K-9 yang seharusnya lebih dikedepankan," sambungnya.
Menurut pria yang karib disapa IB ini, kendati ada prosedur yang tak sesuai, manajemen Arema tak mau mengalihkan kesalahan pada pihak lain. Ia menegaskan bahwa kesalahan berada di pundak manajemen Arema.
"Saya sudah sampaikan bahwa kami lalai. Kami tidak aktif mengingatkan hal ini pada rekan-rekan kepolisian. Kesalahan ini kami ambil alih dan akan bertanggung jawab atas kelalaian yang kami buat," tuturnya.
Sementara itu, tak hanya gas air mata "nyasar" yang menjadi sorotan dalam insiden kericuhan suporter di laga melawan Persib. Sikap sejumlah match steward, yang dinilai overacting dalam melakukan pengamanan juga menjadi sorotan.
Menurut Ketua Panpel Arema FC, Abdul Haris, menyebut sebetulnya pihak panpel telah mewanti-wanti pada match steward untuk lebih menerapkan pendekatan humanis dan persuasif dalam melakukan pengamanan. Hal ini, sambung Haris, selalu ditekankan dalam tiap rapat koordinasi jelang pertandingan.
"Saya selalu tekankan jangan ada kekerasan atau pemukulan. Sekali lagi, sebagai Ketua Panpel saya mohon maaf jika ada match steward yang menangani secara berlebihan," ucapnya.
(den/asa)