10 Negara Pembuang Plastik ke Laut Tertinggi di Dunia, Indonesia Urutan Ketiga
Sayangnya Indonesia sendiri memiliki tingkat daur ulang dan pengelolaan yang masih rendah yakni hanya 6-11% saja menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sampah masih belum menjadi fokus bagi sebagian negara di dunia. Padahal persoalan sampah sendiri berkaitan langsung dengan perusakan dan pencemaran lingkungan yang pada gilirannya mempercepat perubahan iklim.
Dalam hal negara yang paling banyak melakukan perbaikan, Polandia berada di urutan teratas dalam daftar. Negara tersebut mendaur ulang hingga 886% lebih banyak limbahnya daripada di awal milenium. Estonia telah meningkatkan daur ulangnya sebesar 600% pada periode yang sama, Irlandia meningkat sebesar 261%, dan Inggris sebesar 250%.
-
Kapan El Rumi pacaran di SMP? El Rumi juga pernah berpacaran dengan Amanda Manopo ketika masih SMP, namun hubungan keduanya hanya bertahan selama 2 bulan.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kenapa Sebelik Sumpah dianggap keramat? Konon, kepercayaan masyarakat Suku Anak Dalam atau Orang Rimbo, siapa yang menggunakan kalung atau gelang Sebelik Sumpah akan terhindar dari sumpah serapah dari orang yang ingin berniat jahat. Sebelik Sumpah layaknya penangkal sumpah. Sumpah-sumpah jelek dari orang yang ingin berniat jahat justru akan kembali kepadanya.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Apa itu sumpit? Kalau melihat catatan sejarahnya, sumpit bukan alat makan utama yang digunakan masyarakat Asia Timur, khususnya Tiongkok. Dalam teks kuno masyarakat Tionghoa, bi atau chi menjadi alat makan yang umum digunakan, yaitu sendok yang terbuat dari tulang binatang. Sendok ini sendiri banyak ditemukan oleh para peneliti di berbagai titik situs penggalian Neolitikum di Tiongkok.
Korea Selatan, Austria, Belgia, Slovenia, Swedia, dan Swiss memiliki tingkat daur ulang keseluruhan di atas 50%. Diperkirakan jumlah limbah yang dihasilkan oleh manusia secara global akan meningkat lebih dari tiga kali lipat dari 1,3 miliar ton saat ini menjadi 4 miliar ton pada tahun 2100.
Pengelolaan limbah yang buruk mencemari saluran air dan tanah dan menyebabkan perubahan iklim yang mempercepat emisi. Ini membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan, menyebabkan deforestasi, dan menyebarkan penyakit.
Sayangnya Indonesia sendiri memiliki tingkat daur ulang dan pengelolaan yang masih rendah yakni hanya 6-11% saja menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Sampah terutama plastik, yang menumpuk akan terbawa dan bermuara ke laut. Ketika laut tercemar, ini mengancam semua organisme dan hewan laut itu sendiri. Berikut merdeka.com rangkum 10 negara pembuang plastik ke laut tertinggi di dunia.
Sampah Plastik yang Membeludak
Plastik membutuhkan waktu antara 500 dan 1.000 tahun untuk benar-benar terurai. Akibatnya, semua plastik yang pernah kita produksi atau gunakan masih dapat ditemukan dalam beberapa bentuk di planet kita. Misalnya saja setiap sikat gigi yang pernah Anda gunakan masih ada di luar sana, di suatu tempat.
Secara mengejutkan, 40 persen plastik hanya digunakan sekali sebelum dibuang. Hanya sembilan persen plastik yang pernah didaur ulang. Tidak heran jika kita sekarang telah mencapai titik krisis.
Dari 300 juta ton sampah plastik yang dihasilkan dunia setiap tahun (sama dengan berat seluruh populasi dunia), delapan juta ton berakhir di lautan, membunuh kehidupan laut dan memasuki rantai makanan manusia. Plastik juga mempercepat perubahan iklim dengan mengeluarkan gas rumah kaca di setiap tahap siklus hidupnya.
10 Negara Pembuang Plastik ke Laut Tertinggi
Sebuah laporan baru-baru ini yang diterbitkan oleh perusahaan pengemasan RAJA mengungkapkan produksi plastik paling banyak di dunia. India ditemukan sebagai negara terburuk untuk sampah plastik di lautan pada tahun 2020, dengan jumlah sekitar 126,5 juta kg plastik per tahun dibuang.
Berat sampah plastik yang dibuang oleh India setara dengan berat lebih dari 250 ribu lumba-lumba hidung botol, salah satu spesies lumba-lumba yang paling banyak ditemukan di lautan.
Meskipun Amerika Serikat menghasilkan dua kali lipat jumlah sampah plastik India setiap tahun (42 miliar kg), hanya 2,4 juta kg yang berakhir di lautan kita.
Hal ini mungkin disebabkan oleh fakta bahwa AS terkenal mengekspor limbahnya ke negara-negara lain termasuk negara-negara dengan sistem pengelolaan limbah yang buruk seperti India atau tempat-tempat di Afrika serta ke negara-negara dengan sistem pengelolaan limbah yang baik.
Pada tahun 2018 Plastic Pollution Coalition melaporkan bahwa Amerika Serikat telah mengekspor 157 ribu kontainer pengiriman berisi sampah plastik, ini setara dengan kurang lebih 1,07 juta kg plastik.
Plastik itu dikirim ke beberapa negara pengelola sampah berkualitas baik seperti Kanada, Korea Selatan, dan Taiwan. Tetapi jumlah sampah yang lebih besar juga dikirim ke negara-negara dengan sistem pengelolaan sampah yang buruk seperti Malaysia, Thailand dan India, yang masing-masing mengambil 19 persen, 10 persen dan 12 persen dari sampah plastik AS.
Ketika negara-negara besar seperti AS mengirimkan sampah plastik mereka ke luar negeri, mereka dapat mengklaim bahwa itu telah didaur ulang. Ini memenuhi kewajiban bagi negara-negara maju untuk melakukan perubahan positif yang lebih besar bagi lingkungan.
Secara kolektif, lima tempat pembuangan sampah plastik teratas membuang 314 juta kg plastik yang mencengangkan ke laut per tahun. Lalu siapa saja 10 besar tersebut? Berikut urutannya melansir dari laman euronews.com;
10. Inggris – 703 ribu kg plastik
9. Jepang – 1,8 juta kg plastik
8. Amerika Serikat – 2,4 juta kg plastik
7. Mesir – 2,5 juta kg plastik
6. Meksiko – 3,5 juta kg plastik
5. Thailand – 22,8 juta kg plastik
4. Brasil – 38 juta kg plastik
3. Indonesia – 56,3 juta kg plastik
2. China – 70,7 juta kg plastik
1. India – 126,5 juta kg plastik
Bagaimana kita bisa mengurangi konsumsi plastik?
Kita dapat mengurangi konsumsi plastik dengan beberapa cara yang terjangkau, tetapi yang paling mudah adalah mengganti plastik sekali pakai dengan alternatif yang dapat digunakan kembali.
Membeli botol air yang dapat digunakan kembali atau cangkir kopi yang dapat digunakan kembali akan menghemat uang Anda dalam jangka panjang dan baik untuk lingkungan.
Anda juga dapat membeli barang tanpa kemasan dari supermarket lokal. Memilih untuk membeli buah dan sayuran yang longgar daripada barang-barang yang sudah dibungkus sebelumnya juga bisa hemat biaya.
Minta pengecer untuk mengirim barang-barang Anda tanpa kemasan plastik saat meminta pengiriman atau lebih baik lagi melepaskan kantong plastik saat bepergian dan membawa kantong yang bukan sekali pakai saat berpergian.