Perjalanan Sumpit hingga Jadi Alat Makan Utama di Asia Timur
Banyak digunakan masyarakat Asia Timur, begini sejarah sumpit.
Fakta KulinerKok Pada Makan Pakai Sumpit Sih?
Kalau lagi makan di restoran Jepang atau nonton drama Korea, pasti sudah nggak asing lagi dengan kebiasaan makan dengan sumpit. Apapun sajiannya, sumpit jadi peralatan makan andalan. Bahkan mengambil butiran nasi dengan sumpit aja jago banget.
Sering penasaran nggak sih, kenapa kebanyakan masyarakat di Asia Timur lebih sering makan pakai sumpit? Memangnya nggak bisa pakai sendok?
-
Mengapa menggunakan sumpit saat makan ramen? Ikuti tradisi Jepang dengan menggunakan sumpit untuk pengalaman yang lebih otentik.
-
Bagaimana Otorita IKN lestarikan budaya sumpit? 'Pelestarian budaya sumpit perlu melibatkan generasi muda. Keberhasilan kita merawat budaya sumpit ini itu kalau tahun depan pesertanya diikuti oleh para kaum muda. Nah, kita akan laksanakan kategori junior. Yang senior kelompoknya umum,' tambah Alimuddin.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa kebiasaan makan unik orang Indonesia? Mindset kalau makan harus pakai nasi ini juga malah mendorong kebiasaan makan unik lainnya. Apapun makanannya, yang penting ada nasinya!
-
Apa itu Sup Tunjang? Salah satu sajian khasnya yang cukup populer adalah Sup Tunjang. Makanan yang satu ini merupakan sup tulang kaki sapi yang dilengkapi dengan sayuran.
-
Kenapa olahan singkong banyak dijumpai di Sumut? Tanaman singkong banyak tumbuh di daerah tropis seperti Afrika dan Asia Tenggara. Akar dan daunnya merupakan bagian yang sering dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan makanan.
Zaman Neolitikum: Sumpit Bukan Alat Makan Utama
Kalau melihat catatan sejarahnya, sumpit bukan alat makan utama yang digunakan masyarakat Asia Timur, khususnya Tiongkok. Dalam teks kuno masyarakat Tionghoa, bi atau chi menjadi alat makan yang umum digunakan, yaitu sendok yang terbuat dari tulang binatang. Sendok ini sendiri banyak ditemukan oleh para peneliti di berbagai titik situs penggalian Neolitikum di Tiongkok.
Pergeseran Politik dan Budaya
Dalam buku Chopstick: A Cultural and Culinary History, dijelaskan bahwa seiring berkembangnya zaman, perubahan politik dan budaya ikut mengubah tradisi dan peralatan makan di masa itu. Kawasan Tiongkok bagian utara yang menjadi pusat budaya punya iklim yang cenderung dingin dan mempengaruhi preferensi makanan yang disajikan. Sumpit pun diperkirakan muncul pada masa-masa tersebut.
Banyak yang meyakini kalau sumpit kayu pertama kali dibuat oleh pendiri Dinasti Cia, Da Yu, pada 2011-1600 SM. Ketika terjadi musibah banjir, ia mengambil ranting dan membuatnya sebagai alat makan.
Kapan Pertama Kali Sumpit Muncul?
Catatan di Era Dinasti Shang
Perjalanan sumpit pun berkembang. Sekitar tahun 1600-1046 SM, penggunaan sumpit mulai terlihat di era Dinasti Shang. Alat makan ini dinilai lebih efisien dipakai saat menyantap makanan hangat. Biarpun di masa itu sudah ada sendok, tapi ukurannya terlalu besar membuatnya nggak cocok jadi peralatan makan sehari-hari.
Gambaran Budaya dan Status Sosial
Secara umum, sumpit di Tinghoa di masa lalu terbuat dari bambu. Seiring perkembangannya, sumpit nggak hanya berperan sebagai alat makan saja, tapi juga bagian dari budaya. Peralatan makan ini juga sering menjadi hadiah pernikahan, tanda cinta, serta harapan kebahagiaan.
Di masa itu, sumpit juga berperan sebagai status sosial. Misalnya saja sumpit gading yang digunakan para raja menjadi simbol kemewahan di kalangan keluarga kerajaan.
Menyebar ke Berbagai Kawasan Asia
Diperkirakan penyebaran sumpit sebagai peralatan makan mulai terjadi sejak tahun 500 M. Nggak cuma di Tiongkok, Korea, Jepang, Vietnam dan beberapa negara di Asia lainnya mulai mengenal kebiasaan makan dengan sumpit.
Penggunaan sumpit memang sudah menyebar di berbagai negara Asia lainnya misalnya saja Tionghoa, Korea, dan Jepang. Biarpun sekilas sama, tapi ternyata sumpit dari ketiga negara tersebut punya perbedaan dan ciri khas masing-masing, lho. Udah tahu belum?