Di Balik Gurihnya Kerupuk, Ternyata Pernah Jadi Simbol Strata Sosial di Masanya
Sejak kapan ya orang Indonesia mulai mengenal kerupuk?
Kurang Lengkap Tanpa Kerupuk
Masyarakat Indonesia pastinya sudah familiar banget dengan penganan yang satu ini. Kriuk dan gurihnya kerupuk memang selalu sukses bikin nagih. Sebagai makanan pendamping, kerupuk bisa bikin cita rasa masakan apapun jadi lebih nendang. Begitu pun jika jadi cemilan, kenikmatannya nggak bisa terkalahkan. Tapi, sejak kapan sih orang Indonesia mulai mengenal kerupuk?
Diperkirakan Muncul pada Abad ke-9
Jejak kerupuk di Nusantara ternyata sudah mengalami perjalanan yang panjang. Kehadiran kerupuk diperkirakan sudah dikenal masyarakat tanah air sejak abad ke-9. Bahkan, menurut sejarawan Fadly Rahman yang juga penulis buku Jejak Rasa Nusantara: Sejarah Makanan Indonesia, kerupuk sudah tercatat dalam naskah Jawa kuno sebelum abad ke-10 Masehi.
-
Kapan kerupuk banjur mulai populer? Disebutkan bahwa kerupuk banjur sudah ada pada tahun 1980-an, dan menjadi jajanan favorit masyarakat pada masanya.
-
Kenapa kerupuk banjur disebut nenek moyang seblak? Tak heran jika kerupuk banjur atau kerupuk siram ini disebut sebagai nenek moyangnya seblak, karena karakter, rasa, dan aroma yang serupa.
-
Kerupuk banjur itu apa? Mengutip Instagram Budaya Jabar, Senin (18/9), kerupuk banjur merupakan kudapan tradisional khas masyarakat Sunda di wilayah Bandung, Jawa Barat.Kerupuk yang digunakan merupakan kerupuk mi berwarna kuning yang besar dan renyah. Kemudian kerupuk disiram dengan kuah bumbu oncom yang menggugah selera.
-
Kenapa kerupuk jadi penting di tahun 1930-1940-an? Pada masa-masa itu, krisis ekonomi tengah terjadi. Harga kebutuhan pangan pun melonjak tinggi dan tidak bisa dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah. Akhirnya, kerupuk jadi salah satu penyambung hidup sebab harganya yang terjangkau.
-
Bagaimana rasa kerupuk banjur? Cita rasa kerupuk banjur didominasi rasa asin, pedas, dan sedikit manis. Rasa ini datang dari campuran oncom yang merupakan fermentasi kacang kedelai, dengan kuah berbahan cabai dan rempah.
-
Apa itu kerupuk klenteng? Kerupuk Klenteng Salah satu kerupuk yang punya banyak peminat adalah kerupuk klenteng khas Bojonegoro, Jawa Timur.
Makanan Pokok di Masa Penjajahan
Jika saat ini kerupuk merupakan cemilan atau makanan pendamping, berbeda halnya dengan masa awal kemunculan makanan yang satu ini. Menurut sejarah, kerupuk awalnya muncul sebagai salah satu makanan pokok selama masa penjajahan.
Menggali lebih dalam, ternyata jenis kerupuk yang diperkirakan muncul pertama kali adallah rambak. Bahkan, kehadirannya juga tertulis dalam prasasti Batu Pura. Rambak terbuat dari kulit sapi atau kerbau dan diduga menjadi pelopor kerupuk yang hingga saat ini dikenal oleh masyarakat.
Rambak: Pelopor Kerupuk yang Bertahan hingga Saat Ini
Namun, rambak menjadi salah satu makanan mewah yang hanya bisa dinikmati oleh kaum priyayi saja.
Sejarah juga mengungkapkan bahwa di masa kerajaan, rambak hadir sebagai hidangan pelengkap saat jam makan tiba.
Munculnya Kerupuk Aci
Kerupuk mulai tersebar ke berbagai kalangan masyarakat khususnya memasuki abad ke-19. Saat itu, singkong yang menjadi komoditas pangan masyarakat Jawa mengalami produksi berlebih. Menyiasati kelebihan panen tersebut, masyarakat pun mulai membuat kerupuk dari olahan singkong atau yang dikenal dengan sebutan 'aci' dalam bahasa Sunda.
Proses pengolahannya cukup sederhana.
Singkong direbus, digoreng, atau dijadikan gaplek kemudian diolah menjadi tepung dan aci. Salah satu produk dari tepung singkong ini adalah kerupuk aci.
Bahan Makanan Pokok Masyarakat Kelas Bawah
Ketika terjadi defisit pangan akibat perang dan tanam paksa, tepung singkong yang diolah menjadi kerupuk kemudian dimanfaatkan sebagai lauk. Di masa tersebut bahan makanan pokok memang sangat minim, kalau pun ada di pasar tentu dibanderol harga yang mahal.
Jika sekarang kerupuk menjadi pelengkap makanan agar makin lezat, dulu penganan ini adalah simbol keprihatinan.
Sekitar tahun 1930-1940an merupakan masa-masa sulit di mana masyarakat Indonesia sangat kekurangan bahan pangan.
Nah, di masa itulah masyarakat hanya bisa makan dari bahan pangan murah, misalnya singkong atau nasi dan kerupuk.