Punya Kartu Identitas UNHCR, Ini 6 Fakta Kedatangan 156 Pengungsi Rohingya ke Sumatra Utara
Sebanyak 156 pengungsi Rohingya mendarat di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Baru-baru ini pengungsi Rohingya telah tiba di Provinsi Sumatera Utara tepatnya di perbatasan antara Kabupaten Langkat dengan Deli Serdang.
Punya Kartu Identitas UNHCR, Ini 6 Fakta Kedatangan 156 Pengungsi Rohingya ke Sumatra Utara
Sejumlah pengungsi Rohingya dikabarkan telah tiba di Sumatera Utara tepat sebelum malam tahun baru, Minggu (31/12).
Mereka mendarat menggunakan kapal kayu di dekat Mercusuar Desa Kwala Besar, tepatnya di Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Deli Serdang.
Kedatangan ratusan pengungsi Rohingya tersebut terdiri dari orang dewasa dan juga anak-anak. Tibanya mereka ini sudah diketahui oleh pejabat daerah dan para pengungsi siap ditampung sementara.
Sebelumnya, pengungsi Rohingya ramai dibahas ketika mereka tiba di Provinsi Aceh. Kedatangan Rohingya itu memicu penolakan dari warga Aceh.
Bahkan, ratusan mahasiswa mendesak penolakan Rohingya menempati wilayah Aceh. Aksi mereka ini tuai sorotan di berbagai media.
Berikut fakta kedatangan pengungsi Rohingya ke Sumut.
1. Ada 156 Orang Pengungsi Rohingya
Sebanyak 156 pengungsi Rohingya mendarat di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut).
Para pengungsi Rohingya itu masuk ke Sumut pada Minggu, 31 Desember 2023, sekitar pukul 03.00 WIB.
Sebanyak 8 di antaranya tidak terhitung karena sempat hilang dari lokasi pendaratan.
2. Sempat Diusir Warga
Ketika rombongan Rohingya mendarat di wilayah Sumut, warga pesisir sempat mengusir karena kedatangan mereka dinyatakan ilegal. Ketika pihak kepolisian bersama TNI tiba di lokasi, rombongan tersebut sudah tidak ada.
Rombongan Rohingya pun akhirnya bergeser kurang lebih 200 meter dari tempat mereka mendarat. Alhasil mereka menempati wilayah administrasi dari Deli Serdang.
3. Penampungan Sementara
Melansir dari kanal liputan6.com pada (1/1), seluruh pengungsi Rohingya masih ditampung oleh Pemerintah Kabupaten Langkat.
Pengungsi tinggal di dalam tenda yang disiapkan oleh masyarakat setempat.
Pihak Pemkab akan menunggu regulasi pasti dan segera memutuskan pertimbangan terkait nasib mereka.
Kepala Desa Kwala Besar, Muhammad Amiruddin mengatakan, ada beberapa dari mereka yang dalam keadaan sakit dan langsung diberikan pertolongan medis oleh masyarakat setempat.
"Warga datang untuk melihat mereka (Rohingya). Kondisinya ada yang sakit. Tapi karena kemanusiaan, akhirnya yang menderita sakit segera diobati," ucapnya.
4. Dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang
Mengutip dari kanal liputan6.com (2/1), kedatangan pengungsi Rohingya ini bukan tanpa sebab.
Kedatangan mereka ini dikabarkan adanya dugaan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
"Memang, ada informasi dari masyarakat setempat, sebelumnya ada tiga kapal yang datang. Tapi satu yang terdampar. Informasi (TPPO) masih kita dalami, kita juga masih menyelidiki kebenaran informasi itu, apa benar, apa nggak," kata Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban
5. Kapal Diduga Sengaja Dibocorkan
Selain itu, kapal kayu yang digunakan oleh pengungsi etnis Rohingya ini diduga sengaja dibocorkan agar bisa bersandar dan menetap di wilayah Sumatera Utara.
Sang nahkoda kapal pun juga dikabarkan melarikan diri menggunakan boat kecil. Sampai sekarang, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan.
"Dugaan sementara, kapal yang membawa pengungsi Rohingya asal Bangladesh karam adalah unsur sengaja. Kapal sengaja dirusak dari pihak tekong atau nahkoda kapal yang langsung melarikan diri menggunakan boat kecil," kata Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Janton Silaban, Selasa (2/1/2024).
6. Miliki Kartu Identitas UNHCR
Dari total keseluruhan pengungsi Rohingya yang mendarat di Sumatera Utara, 56 orang di antaranya memiliki kartu identitas dari UNHCR. Sedangkan, 50 orang lainnya tidak memiliki kartu serupa.
Selebihnya, ada 28 anak laki-laki dan 20 anak perempuan yang ikut dalam kapal dan kemudian mendarat di daerah Deli Serdang.