Apa Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah, Lengkap dengan Contohnya
Dalam Islam sendiri, ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya manusia.
Dalam Islam sendiri, ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya manusia.
Apa Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah, Lengkap dengan Contohnya
Setiap umat beragama tidak akan lepas dari ibadah.
Aktivitas ini bukan sekadar untuk menjalankan kewajiban dalam beragama, tapi juga menjadi sarana untuk mendekatkan umatnya pada Sang Pencipta.
Dalam Islam sendiri, ibadah merupakan salah satu tujuan diciptakannya manusia. Untuk meyakinkan dan mengingatkan kembali tujuan manusia tersebut, diutuslah para rasul dan diturunkan kitab-kitab kepada mereka.
-
Kapan ibadah haji dilakukan? Pelaksanaan ibadah haji dilakukan setiap satu tahun sekali dan selalu memiliki jumlah jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh penjuru dunia.
-
Apa yang dilakukan dalam ibadah melempar jumrah? Melempar jumrah ialah sebuah tindakan melempar tujuh kerikil ke setiap jumrah menggunakan tangan kanan.
-
Kenapa Sholat Tahajud sangat istimewa? Tahajud memiliki kedudukan yang sangat istimewa setelah sholat fardhu.
-
Apa yang dimaksud dengan sholat subuh? Sholat subuh merupakan salah satu ibadah wajib dari 5 waktu yang sudah ditentukan dalam agama Islam. Tata cara sholat subuh tentu perlu diketahui, khususnya bagi seluruh umat Islam.
-
Kenapa sholat tahajud termasuk dalam ibadah yang istimewa? Kekasih Allah, manusia terbaik, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menggambarkan betapa istimewanya ibadah isholat tahajud dalam salah satu hadis yang artinya,“Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah –Muharram-. Sebaik-baik shalat setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
-
Apa pengertian iqomah dalam ibadah sholat? Iqomah adalah salah satu syarat sholat yang berarti pemberitahuan atau seruan bahwa sholat akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (Q.S Adz-Dzariyat: 56).
Kita mungkin mengenal ibadah dalam bentuk sholat, tadarus, puasa, zakat, dan haji. Tidak salah, tapi jenis-jenis ibadah juga tidak hanya sebatas yang disebutkan tadi. Karena ibadah, memiliki cakupan yang sangat luas.
Secara garis besar, ulama membagi ibadah menjadi dua kelompok, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah. Ya, meski sama-sama ibadah, namun ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah memiliki perbedaan masing-masing.
Apa saja perbedaan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah? Kami akan menyampaikan penjelasan terkait perbedaan ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah berikut ini.
Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah
Menurut bahasa, mahdhah memiliki arti 'murni' atau 'tak bercampur'. Sedangkan ghairu mahdhah memiliki arti 'tidak murni' atau 'bercampur dengan yang lain'.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang selama ini kita kenal, antara lain seperti sholat, puasa, zakat, dan haji. Bahkan banyak kaum muslimin menganggap bahwa ibadah mereka adalah ibadah yang masuk ke dalam kelompok ibadah mahdhah.
Sedangkan ibadah ghairu mahdhah adalah segala amalan yang diizinkan oleh Allah SWT yang dalam pelaksanaannya dilandaskan dengan niat untuk mencari rida dan pahala dari Allah SWT.
Jika tidak berdasarkan niat karena Allah SWT, maka amalannya tetap sah, hanya saja tidak ada nilai pahala dalam pengerjaannya.
Oleh karena itu, ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah juga dikenal dengan sebutan ad-diin (urusan agama) untuk ibadah mahdhah, dan ad-dunya (urusan duniawi) sebagai sebutan ibadah ghairu mahdhah.
Ciri-Ciri Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah
Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdha adalah ibadah yang murni ibadah. Ibadah mahdhah memiliki tiga ciri, yaitu:
Ibadah mahdhah adalah amal dan ucapan yang merupakan jenis ibadah di mana penetapannya berasal dari dalil syariat. Jadi, semua perkataan atau ucapan dalam ibadah mahdhah tidaklah bernilai kecuali ibadah. Dengan kata lain, tidak bisa bernilai netral (bisa jadi ibadah atau bukan ibadah).
Ibadah mahdhah juga memiliki dalil-dalil yang menunjukkan adanya larangan yang ditujukan kepada selain AllahSWT, karena hal itu termasuk dalam kemusyrikan. Ibadah mahdhah ditunjukkan dengan maksud pokok orang yang mengerjakannya, yaitu dalam rangka meraih pahala di akhirat. Ibadah mahdhah hanya bisa diketahui melalui jalan wahyu, dan tidak ada jalan yang lainnya, sekali pun melalui akal atau budaya.
Contoh sederhana dari ibadah mahdhah adalah sholat yang biasa kita kerjakan. Sholat termasuk ke dalam ibadah mahdhah karena memang ada perintah atau dalil khusus tentan pelaksanaan ibadah ini. Oleh karena itu, sholat memang sejak awal adalah aktivitas yang diperintahkan.
Orang-orang yang mengerjakan sholat pun berharap dapat mendapat balasan berupa pahala.
Pelaksanaan dari sholat juga tidak bisa asal, karena sudah diatur melalui wahyu. Berapa kali pengerjaan sholat, kapan saja waktunya, berapa raka’at, bagaimana gerakan dan bacaannya, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan sholat, hanya bisa diketahui melalui penjelasan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan bukan berasal dari pikiran seseorang atau budaya.
Ibadah Ghairu Mahdhah
Jika ibadah mahdhah adalah ibadah murni, maka ibadah ghairu mahdhah sebaliknya, adalah ibadah yang tidak murni. Ciri pada ibadah ghairu mahdhah juga berkebalikan dari ibadah mahdhah, di mana cirinya adalah:
Perkataan atau perbuatan dalam ibadah ghairu mahdhah asalnya bukanlah ibadah. Akan tetapi, statusnya dapat merubah menjadi ibadah jika melihat dan menimbang niat orang yang melaksanakannya. Maksud pokok perbuatan tersebut untuk memenuhi urusan atau kebutuhan yang bersifat duniawi, bukan untuk meraih pahala di akhirat. Amal perbuatan tersebut bisa diketahui dan bahkan sudah dikenal meskipun tidak ada wahyu dari para rasul.
Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah ketika kita makan. Seperti yang kita tahu, makan bukanlah ibadah khusus, dan bahkan menjadi kebutuhan kita sehari-hari.
Kita bisa makan kapan saja, baik ketika lapar atau pun tidak.
Apa yang dimakan pun bisa makanan apa saja, kecuali yang sudah diharamkan.
Namun, aktivitas makan kita bisa menjadi sebuah ibadah yang bahkan dinilai berpahala jika kita meniatkannya dengan sesuatu yang baik. Misalnya, kita berniat makan agar kuat dalam menjalankan ibadah wajib seperti sholat atau untuk berjalan ke masjid.
Makan juga dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pokok kita. Dalam pengerjaannya pun, kita tidak membutuhkan wahyu untuk makan, karena tanpa wahyu pun kita sudah tahu pentingnya makan dan memang membutuhkan makan.
Contoh Ibadah Mahdhah
Ada beberapa contoh ibadah mahdhah dalam Islam, antara lain:
1. Sholat
Sholat adalah contoh ibadah mahdhah. Sholat menjadi salah satu tempat umat Muslim berdoa mencurahkan segala keluh-kesah. Doa juga menjadi ketentraman jiwa bagi mereka yang menjalankannya.
2. Puasa
Puasa juga menjadi salah satu contoh ibadah mahdah. Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan segala hal yang membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan.
3. Mandi Hadas
Contoh ibadah mahdah selanjutnya adalah mandi hadas. Mandi hadas atau mandi wajib adalah menuangkan air ke seluruh badan dengan tata cara tertentu untuk menghilangkan dari hadas besar, sesuai dengan syariat Islam.
4. Wudu
Wudu adalah menyucikan anggota tubuh dengan air. Setiap Muslim diwajibkan untuk bersuci setiap akan melaksanakan salat, karena wudu merupakan salah satu syarat sah salat.
Contoh Ibadah Ghairu Mahdah
1. Bekerja
Bekerja adalah salah satu contoh ibadah ghairu mahdah. Memberikan nafkah dianggap sebagai ibadah karena dilakukan dengan niat yang baik dan untuk mematuhi perintah Allah.
2. Menikah
Contoh ibadah ghairu mahdah selanjutnya adalah menikah dengan niat menjaga diri dari zina. Niat di balik pernikahan adalah untuk menjauhkan diri dari dosa zina yang menjadikannya sebagai contoh dari ibadah ghairi mahdah.
3. Meninggalkan Minum Khamr
Meninggalkan minum khamr adalah salah satu contoh ghairu mahdah. Meskipun meninggalkan dosa adalah tindakan baik, ini dikategorikan sebagai ibadah ghairu mahdhah karena tindakan tersebut dilakukan tanpa ritual ibadah formal.